NovelToon NovelToon
Roller Coaster Kehidupan Jennifer

Roller Coaster Kehidupan Jennifer

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Nikahmuda / Hamil di luar nikah / Mafia / Cintapertama / Nikah Kontrak
Popularitas:555
Nilai: 5
Nama Author: Inge

Roda kehidupan yang kejam bagi seorang anak perempuan bernama Jennifer. Lara dan Kemalangan yang bertubi-tubi menimpanya. Akhirnya dia menemukan suatu kebahagiaan dari cinta pertama dan cinta sejatinya melalui perjalanan roda kehidupan yang penuh dengan lika-liku dan intrik di dalam lingkungan yang toxic.

Seperti apakah Roller Coaster kehidupan milik Jennifer? Seperti apakah ruang lingkup dirinya sehingga dia menjadi seorang wanita yang mandiri?

Mari baca cerita novel ini ☺

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inge, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Segera Ke Sana

Saat ini Rosalinda, Jennifer dan Luna beserta para bodyguard sedang berada di salah satu mall yang beralamat di 511 Valley Mall Parkway, East Wenatchee, WA 98802. Mereka menyusuri pusat perbelanjaan besar di kota Wenatchee. Rosalinda menggandeng tangan kanan mungilnya Jennie. Melihat - lihat beberapa toko dari luar. Menikmati suasana mall yang cukup ramai pengunjung.

"Bagus banget mallnya. Siapa ya pemilik mall ini?" ucap Jennie polos yang terkesima sambil lihat kanan kiri.

"Namdar Realty Group. Ayo kita ke toko itu, untuk membeli beberapa pakaian untukmu Nak."

Belum adanya respon dari Jennie, Rosalinda langsung menarik tangannya Jennie masuk ke dalam toko pakaian. Jennie terperangah melihat isi toko. Baru pertama kali dia ke sini. Biasanya dia hanya bisa mendengar cerita tentang toko pakaian seperti ini dari ibunya. Rosalinda melepaskan genggaman tangan kanannya Jennie. Jennie membuka mulut dan melebarkan kedua matanya melihat sekelilingnya.

"Kamu silakan pilih pakaian yang kamu mau Nak, " ucap Rosalinda lembut.

Jennie berlari kecil untuk mencari pakaian yang dia sukai ketika Rosalinda merasakan getaran dari smartphone miliknya. Membuka resleting tas jinjingnya, lalu merogoh isi tasnya sambil berjalan mengikuti langkah kakinya Jennie. Mengambil smartphone miliknya, lalu tersenyum manis melihat nama Ronald di layar smartphone miliknya. Menyentuh ikon hijau untuk menjawab panggilan telepon itu. Mendekatkan benda pipih itu ke telinga kirinya.

"Hallo, anakku, ada informasi apa tentang Jennie?" ucap Rosalinda lembut.

"Mommy Ros, ternyata ibunya Jennie sudah meninggal dunia di dalam rumahnya yang terletak di sekitar hutan Alpine Lakes. Tubuhnya ditemukan di depan pintu kamar dan banyak sekali lebam-lebam di sekujur tubuhnya. Kemungkinan dia meninggal karena diperkosa dan disiksa," ucap Ronald serius yang telah membuat Rosalinda menghentikan langkah kakinya.

"Di sana ada seorang laki-laki?"

"Tidak ada Mommy, aku hanya menemukan jasad seorang wanita dan sebuah foto wanita itu dengan Jennie. Kami memperkirakan wanita itu adalah ibunya Jennie."

"Jennie pernah mengatakan bahwa dia memiliki seorang ayah yang jahat. Menurut Mommy, wanita itu diperkosa dan disiksa oleh pria itu. Mommy ingin kamu menemukan pria itu."

"Apakah Mommy ingin memakamkan jasad ini dan memberi tahu Jennie tentang ini?"

"Iya, tolong kamu urus pemakamannya. Aku dan Jennie harus ke sana. Tunggu kami Nak. Tolong di share lokasi pemakamannya."

"Baik Mommy Ros."

Tak lama kemudian sambungan telepon itu terputus. Rosalinda menghela nafas panjang mengingat kisah hidupnya anak angkatnya. Jennie harus kehilangan ibunya saat berusia enam tahun. Hatinya Rosalinda mencelos ketika mengetahui takdir hidup dari seorang anak kecil yang sekarang sedang berlari kecil mengelilingi toko pakaian sambil tertawa riang tanpa mempedulikan pandangan orang lain. Begitu polosnya Jennie di mata Rosalinda. Rosalinda tersenyum getir melihat sosoknya Jennie yang sedang berbahagia.

"Nyonya, apakah ada kabar yang tidak bagus?" tanya Luna hati-hati sambil menoleh ke Rosalinda karena dia tahu bahwa Nyonyanya sedang bersedih.

"Luna, aku kasihan sekali sama Jennie. Di saat usainya yang masih penuh butuh kasih sayang, pendidikan dan bimbingan dari orang tuanya, mereka telah pergi meninggalkannya sehingga dia hidup sebatang kara. Ibunya ditemukan meninggal di dalam rumahnya, sedangkan ayahnya entah di mana. Aku harus memberi tahu berita ini ke Jennie, Lia," ucap Rosalinda sambil menoleh ke Luna

"Iya Nyonya, tapi sebaiknya setelah Anda membelikan beberapa pakaian untuk dirinya. Biarkan dia berbahagia dulu karena ini pertama kali dia pergi ke mall."

"Iya Luna. Sepertinya aku harus membawa Jennie ke psikiater, untuk melihat seberapa luka batinya. Selain itu aku juga harus ke rumah sakit untuk memeriksa kesehatan fisiknya. Dia sering mengalami kekerasan dalam rumah tangga orang tuanya. Ibunya juga meninggal karena disiksa dan diperkosa oleh suaminya sendiri."

"Itu langkah yang bagus Nyonya. Nyonya bolehkan saya menjadi pelayan pribadinya Nona Jennie?"

"Maaf Luna, saya tidak bisa pisah jauh darimu, kamu tetap menjadi pelayan pribadiku. Aku akan meminta Liona yang menjadi pelayan pribadi Jennie."

"Baik Nyonya."

"Aku akan meminta suamiku untuk menyuruh Liona kembali bekerja di rumah sebagai pelayan pribadi Jennie bukan sebagai maid biasa. Aku akan menggaji Liona sama seperti gaji dia kantor suamiku. Aku akan meminta Liona untuk mengajarkan bahasa Perancis dan Italy ke Jennie."

"Baik Nyonya. Terima kasih Nyonya, karena anda telah mempercayakan anak saya sebagai pelayan pribadi Nona Jennie."

"Sama-sama Luna."

"Ayo kita hampiri Jennie!" ajak Rosalinda.

Tak lama kemudian, Rosalinda dan Luna beserta para bodyguard berjalan menghampiri Jennie yang masih berkeliling untuk mencari pakaian. Rosalinda dan Lia menghentikan langkah kakinya di hadapan Jennie. Jennie masih kebingungan mencari pakaian. Jennie melihat beberapa dress rumahan buat anak-anak. Jennie menggaruk tengkuk lehernya karena bingung untuk memilihnya.

"Kamu sudah mendapatkan pakaian?" tanya Rosalinda lembut sambil menoleh ke Jennie.

"Aku bingung Mommy Ros, semua pakaian di sini bagus semua, jadi aku suka semuanya," jawab Jennie polos sambil menoleh ke Rosalinda.

"Luna, tolong bilang ke salah satu karyawan toko ini, saya akan membeli setiap model pakaian untuk seusia Jennie dan sesuaikan dengan ukuran tubuhnya. Saya akan juga membeli setiap model sepatu, tapi minta tolong disesuaikan dengan ukuran kakinya Jennie, sama semua setiap model tas untuk seusia Jennie," ucap Rosalinda sopan sambil menoleh ke Luna.

"Baik Nyonya."

Tak lama kemudian, Luna mengarahkan tubuhnya ke bagian kasir toko, lalu berjalan ke sana dengan langkah kaki yang tetap namun santai. Rosalinda mengangkat tangan kanannya yang sedang menggenggam smartphone miliknya. Menyentuh beberapa ikon untuk menghubungi Ricardo, suaminya. Mendekatkan benda pipih itu ke telinga kirinya. Beberapa kali mendengar nada sambung, sampai akhirnya panggilan itu tidak terjawab.

"Mommy Ros, boleh aku meminta baju untuk Mommyku yang berada di rumah?" izin Jennie sambil menoleh ke Rosalinda.

Rosalinda tertegun mendengar permintaan dari Jennie, lalu berucap, "Nak, Mommy kamu sudah meninggal dunia, Sayang."

Seketika Jennie memasang wajah sedih dan mengeluarkan cairan bening dari kedua matanya secara perlahan. Rosalinda menjongkokan tubuhnya, lalu memeluk tubuhnya Jennie dengan erat. Jennie menangis tersedu-sedu di dalam pelukan Rosalinda. Rosalinda mengelus kepalanya Jennie penuh dengan kasih sayang. Hatinya Rosalinda terenyuh sehingga dia ikutan menangis. Luna berlari kecil menghampiri Rosalinda dan Jennie.

Luna kebingungan melihat mereka berdua yang sedang menangis. Dengan inisiatifnya sendiri, Lia ingin menelpon Liona. Dia ingin meminta Liona untuk bilang ke Ricardo bahwa Rosalinda sedang menangis tersedu-sedu. Karena hanya seorang Ricardo yang mampu membuat Rosalinda tenang dan nyaman sehingga Rosalinda bisa menghentikan tangisannya.

Luna Membuka resleting tas jinjingnya. Merogoh isi tasnya sehingga dia menemukan smartphone miliknya. Mengeluarkan benda persegi panjang itu dari dalam tas. Menyentuh beberapa ikon untuk menghubungi Liona. Mendekatkan benda pipih itu ke telinga kirinya. Beberapa kali mendengar nada sambung sehingga panggilan telepon itu dijawab oleh Liona.

"Aahhh... Mom, aaahhhh... Mom, aaahhhh Mom, ada apa sich aaahhhh....," ucap Liona sambil mendesah.

"Kamu lagi bercinta sama siapa?" tanya Luna kesal karena beberapa kali dia mendengar Liona sedang bercinta lewat telepon.

"Aaahhhh... sama kekasihkulah, aahhhh... oh yesss aaaahhhh....."

Karena sudah muak dengan kelakuan putri satu-satunya, Luna menjauhkan benda pipih itu dari telinga kirinya. Menyentuh ikon merah untuk mengakhiri panggilan telepon itu. Menaruh smartphone miliknya ke dalam tas. Menutup resleting tas jinjingnya. Lia menggaruk tengkuk lehernya karena bingung harus berbuat apa. Tiba-tiba smartphone milik Rosalinda bergetar. Rosalinda mengangkat smartphone miliknya. Dia menyentuh ikon hijau untuk menjawab panggilan telepon itu. Mendekatkan benda pipih itu ke telinga kirinya.

"Hallo Sayang, ada apa?" tanya Ricardo lembut, namun khawatir sambil mendengar suara tangisnya Rosalinda.

"Hiks... hiks... hiks...."

"Sayang, aku akan segera ke sana."

1
Inge Gustiyanti
Sangat bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!