Sinopsis
Jovan, seorang pria muda pewaris perusahaan besar, harus menjalani hidup yang penuh intrik dan bahaya karena persaingan bisnis ayahnya membuat musuh-musuhnya ingin menjatuhkannya. Suatu malam, ketika Jovan dikejar oleh orang-orang suruhan pesaing, ia terluka parah dan berlari tanpa arah hingga terjebak di sebuah gang sempit di pinggiran kota.
Di saat genting itu, hadir Viola, seorang wanita sederhana yang baru pulang dari shift panjangnya bekerja di pabrik garmen. Kehidupannya keras, dibesarkan di panti asuhan sejak kecil tanpa pernah mengenal kasih sayang keluarga kandung. Namun meski hidupnya sulit, Viola tumbuh menjadi sosok kuat, penuh empati, dan berhati lembut.
Melihat Jovan yang berdarah dan terpojok, naluri Viola untuk menolong muncul. Ia membawanya bersembunyi di rumah kontrakan kecilnya yang sederhana. Malam itu menjadi titik balik dua dunia yang sangat berbeda.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lili Syakura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 18 dua hati di ujung ketengangan
Viola berlari dari masa lalu yang hampir terbongkar…
Jovan berhadapan dengan masa lalu yang mulai ia bongkar sendiri…
Keduanya berada di dua kota berbeda, namun nasib mereka perlahan ditarik ke arah yang sama dengan rahasia yang tak lagi bisa lama disembunyikan.
Begitulah perjalanan hidup...Ada kalanya cinta tak butuh restu… tapi keberanian untuk melawan apa pun yang mencoba memisahkan.!
Hujan malam itu turun semakin deras. Jalanan kota yang biasanya ramai mendadak sunyi, hanya suara ban kendaraan yang sesekali membelah genangan air. Viola mengayuh sepedanya dengan napas memburu mantelnya basah kuyup, dan matanya sesekali menoleh ke belakang. Sejak keluar dari restoran tadi, perasaan tidak enak tak pernah pergi dari dadanya.
Identitasnya mulai terbongkar, persembunyiannya terasa sia-sia....
Kejadian di restoran siang tadi menyebar cepat.
Rini yang memang iri padanya menyebarkan gosip tentang masa lalu Viola kepada siapa pun yang mau mendengarkan. Dan celakanya, salah satu pelanggan ternyata mengenali wajah Viola dari foto lama potret yang pernah dipajang di sebuah artikel berita saat ia masih bekerja di perusahaan lama milik keluarga Jovan.
Tak butuh waktu lama sampai kabar itu sampai ke telinga Maya
"Kita temukan dia, "ucap Maya dingin di ruang pribadinya.
"Apa perlu saya bawa pulang?" tanya pria berpakaian hitam di hadapannya.
Maya tersenyum miring, "Tidak perlu. Buat saja dia tidak punya tempat untuk kembali."
Maka malam itu, "dua mobil hitam meluncur menuju kota tempat Viola bersembunyi.
Sementara Viola mengayuh sepedanya makin kencang.
Ia merasa ada dua bayangan kendaraan yang sejak tadi mengikutinya.
Napasnya semakin berat. Setiap tikungan yang ia ambil, mobil itu selalu muncul kembali di belakangnya.
"Tidak mungkin…" gumamnya panik.
"Mereka menemukan ku…"
Tiba-tiba suara mesin meraung keras. Salah satu mobil menyalip dari kiri, menghadang jalan kecil yang hendak ia lewati.
Dua orang pria turun dari mobil, wajah mereka tertutup masker hitam.
"Nona Viola… ikut kami baik-baik, dan semuanya tidak akan jadi masalah," ucap salah satu dari mereka dengan suara rendah.
Viola menggigit bibirnya. Tangannya gemetar, tapi ia tahu—menyerah bukan pilihan. Ia mendorong sepedanya ke arah gang kecil, melewati jalan sempit yang hanya cukup untuk satu orang. Pria-pria itu berteriak dan mulai mengejar.
Langkah Viola terpeleset beberapa kali karena jalanan licin, tapi ia terus berlari. Nafasnya tersengal, namun insting bertahan hidup lebih kuat dari rasa takut.
Di ujung gang, ia melompat masuk ke area pasar malam yang ramai berbaur dengan kerumunan untuk menghilangkan jejak. Matanya berkaca-kaca, bukan hanya karena hujan tapi juga tekanan batin yang begitu berat.
"Aku tidak akan pernah tenang selama mereka terus mencari ku…"bisiknya lirih.
Di sisi kota berbeda,Jovan berdiri di depan layar besar di ruang kerjanya. Ia menerima laporan dari salah satu anak buah kepercayaannya, Raka.
"Bos, kami berhasil menemukan jejak. Seseorang dengan ciri-ciri sama dengan Nona Viola tercatat bekerja di sebuah restoran di kota Candra."
"Kota Candra?"Jovan mengerutkan kening.
"Itu jauh dari pusat kota. Apa kalian yakin?"
"100% yakin..!! Bahkan ada pelanggan yang menyebarkan gosip wajahnya mirip dengan foto lama dari perusahaan."
Detik itu juga, Jovan mengambil jaket kulitnya dan melangkah keluar tanpa ragu.
"Siapkan mobil. Kita berangkat malam ini juga..!"
Raka mengangguk, "Kalau nyonya Maya tahu—"
"Aku tidak peduli lagi," potong Jovan tegas. "Aku akan menemukannya sendiri. Apa pun risikonya."
Malam itu, di dua kota yang berbeda…
Viola dikejar oleh orang-orang suruhan Maya, berjuang untuk menyelamatkan dirinya dari bayang-bayang masa lalu.
•Jovan bergerak mengikuti jejak pertama yang akhirnya membawanya mendekati wanita yang diam-diam selalu ia pikirkan.
Ternyata cinta bukan sekadar perasaan… kadang ia adalah keberanian untuk melawan siapa pun, bahkan darah daging sendiri.!"