Awalnya Daniel tidak ingin dijodohkan dengan Hannah wanita pilihan ibunya. Karena, dia sangat mencintai Shofia, kekasih sekaligus tunangannya. Daniel merasa kesal karena Isabella menuduh Shofia berselingkuh dengan klien bisnisnya. Sehingga, dia menolak permintaan ibunya, akan tetapi, saat keduanya bertemu Daniel berubah pikiran dan mau menikahi gadis itu. Sebab, Hannah adalah penolongnya pada saat dia kecelakaan dua tahun yang lalu. Meskipun dia telah memiliki seorang tunangan, tapi dia bertekad untuk menikahi gadis pilihan ibunya. Lalu, bagaimanakah kelanjutan hubungan keduanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A-yen94, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IPJ- 6
"Saya akan bertanggung jawab!" ujar Daniel sambil menatap wajah cantik yang saat ini sedang menutupi tubuhnya dengan selimut.
"B-bagaimana bisa kita melakukan hal tercela ini?" tanya Hannah sambil membuang mukanya.
"Hannah lihat aku, maafkan aku. Kita menikah sekarang ya. Ayo siapkan data-datamu kita ke kantor catatan sipil!"
Hannah menggelengkan kepalanya, "S--saya telah berbuat dosa. Bagaimana bisa saya merebut lelaki dari wanita lain, saya kotor Tuan,"katanya sambil berusaha turun dari ranjang. Tapi Daniel mencegahnya, hingga Hannah kehilangan keseimbangan dan jatuh pada pelukan Daniel.
"Jangan pergi, saya bukan pria brengsek. Semalam saya mabuk, tanpa sadar saya ke kamar kamu, saya yang memaksa kamu. Jadi, yang brengsek itu saya, jangan menyalahkan dirimu!"
Hannah menggelengkan kepalanya, "Tidak apa-apa, malam pertama saya sudah di ambil sebelum waktunya. Entah saya harus bagaimana, tapi Tuan jangan khawatir sepertinya peluang hamil juga hanya sedikit. Masa subur saya sudah lewat, dua hari lagi kemungkinan saya akan datang bulan. Jangan khawatir dengan itu, saya tidak mungkin hamil,"ujarnya sambil mengusap lembut lengan polos Daniel yang ada di bawahnya.
Karena posisi mereka masih ambigu, Daniel bangkit dan memangku tubuh Hannah.
"Maafkan saya, Hannah. Tolong jangan tolak saya, kita menikah saja supaya menghilangkan dosa yang telah kita perbuat."
"Tuan, akan sangat percuma kalau kita menikah begitu tergesa-gesa," jawab Hannah sambil mengusap lembut wajah pria tampan bermata hazel itu.
"Cinta bisa datang sendiri, seiring waktu berjalan. Tolong jangan tolak lagi, kita menikah ya!"
Hannah bingung, Daniel yang tahu itu akhirnya mengecup bibir wanita di pangkuannya, ia memaksa wanita itu untuk membalas perlakuannya. Hannah terpaksa membalasnya, dan mereka pun bercumbu, Daniel membawa Hannah ke kamar mandi, ia menyalakan shower sambil tetap tidak melepaskan tautan bibirnya pada Hannah.
Beberapa menit kemudian, Daniel berbisik pada telinga Hannah, "Segar kan? Hannah kita sudah mandi. Sekarang ganti pakaianmu, dan pergi ke kantor catatan sipil!"
Hannah hanya bisa pasrah, dan menganggukkan kepalanya. Sebenarnya di kamar mandi tadi, Daniel masih menggempurnya entah mengapa pria itu seolah kesetanan. Daniel mengaku padanya kalau ini adalah hal pertama juga baginya. Sebab saat bersama sang kekasih ia tidak bisa berdiri sama sekali, akan tetapi jika bersama dengan Hannah tubuhnya selalu merespon seperti memang Hannah hadir untuk memenuhi kebutuhan biologis nya. Berbeda sekali dengan Shofia meskipun wanita itu selalu menggodanya dengan pakaian-pakaiannya yang minim, tubuhnya tidak merespon sama sekali.
"Hannah, kita ke rumahmu dulu. Ambil data-datamu, nanti pukul 09.00 kita ke kantor catatan sipil. Ini masih pukul 06.00 pagi, kamu istirahat dulu atau kamu mau sarapan dulu?"
Hannah menggelengkan kepalanya,"Saya istirahat dulu, Tuan. Tubuh saya sakit semua!"ceplosnya.
Daniel menelan salivanya, "Ya Tuhan, ini salahku. Gadis yang sudah kubuat kehilangan kesuciannya itu terbaring lemah karena ulahku, aku memang brengsek. Bisa-bisanya tadi di kamar mandi aku menggempurnya lagi. Dan itu tidak seperti semalam, jika semalam aku mabuk. Tapi, tadi pagi aku melakukannya dengan sadar. Hannah, maafkan aku. Aku berjanji, akan bertanggung jawab!" batinnya.
Semalam dua jam setelah makan malam, Hannah berpamitan untuk tidur. Daniel masih sibuk dengan laptopnya untuk memeriksa pekerjaan hari ini. Ponselnya tiba-tiba berdering, ia mengangkatnya. Ia begitu senang saat melihat siapa yang menghubunginya. Lalu mengangkat panggilan masuk dari sang kekasih, saat ia berkata:'halo!' di sebrang sana terdengar suara desahan sang kekasih, bahkan wanita yang ia cintai itu seperti kesetanan. Dan menyebut nama pria lain, membuat hatinya hancur.
Ia mencoba menghubungi asisten pribadinya untuk menyelidiki tentang Shofia. Akan tetapi, sang asisten tidak bisa karena sedang bersama tunangannya. Akhirnya Daniel meminta bantuan pada seseorang yang dapat ia percaya. Dan tidak berselang lama pria itu menunjukkan bukti, kalau Shofia pergi ke hotel bintang lima miliknya. Di sana kekasihnya check in dengan seorang pria bernama Mike Angelo. Tidak lain adalah rekan bisnisnya. Dengan demikian, ia jadi tahu kalau memang kekasihnya itu berselingkuh. Dan segala bukti yang diberikan oleh Ibunya adalah suatu kebenaran.
Daniel sangat marah, kesal, kecewa dan sedih menjadi satu. Saat seperti itu ia memesan vodka untuk diminumnya di malam ini. Pria itu minum satu gelas wine, ternyata meminum vodka untuk orang yang tak pernah meminum itu membuat pikirannya kacau, serta gairah seksual yang tinggi. Di saat sedang bergairah begitu, ia memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya. Sayangnya yang ia masuki kamar Hannah, dan di sana entah setan apa yang merasukinya ia menghampiri Hannah dan melakukan aksi bejatnya. Hannah dibuat ketakutan olehnya, wanita cantik itu sempat melawan, tapi sayang tenaganya kalah kuat olehnya.
Diikatnya tangan Hannah dengan dasi miliknya, ia melakukan aksinya tanpa sadar menyakiti Hannah, memukul pipi gadis itu agar menurut padanya. Membuat Hannah ketakutan dan tak bisa melawannya, sehingga Hannah hanya diam ia takut nyawanya melayang karena Daniel. Bagaimana nanti nasib Kakeknya di kampung, karena setiap bulannya ia akan mengirimkan uang untuk Kakek tercintanya. Ia tak memiliki siapapun lagi, kecuali Kakek dari pihak ibu sebab ibunya telah tiada. Sementara itu, ayahnya entah pergi kemana. Ayahnya itu tidak pernah memberikan Kakeknya nafkah. Sehingga, terpaksa ia yang melakukannya.
Pagi harinya Daniel terbangun, dan merasakan ada yang menangis. Ternyata benar, di sampingnya Hannah sedang berusaha berdiri tapi tidak bisa, kemungkinan besar karena ulahnya semalam. Daniel hanya menatap nanar punggung mulus gadis itu, ia meminta maaf pada Hannah. Hannah hanya tersenyum kecut. Ia juga mengatakan akan pergi dalam hidupnya, tapi Daniel bertekad akan bertanggung jawab atas perbuatannya semalam. Dan kini keduanya sudah berdamai, kini sosok yang pagi tadi menangis karena ulahnya itu sedang tertidur nyenyak di ranjang miliknya, bukan di kamar tamu seperti tadi malam. Karena setelah mandi, dia memutuskan untuk berganti ke kamar sebelah agar Hannah lebih nyaman.
"T-tuan maafkan saya, bisa-bisanya saya tertidur, aduh...!"Hannah terbangun dia mencoba untuk bangkit, Daniel dengan sigap membantunya.
"Tidurlah, jangan banyak bergerak, kamu masih kesakitan bukan?"
"Tidak Tuan, saya sudah mendingan!"
Daniel kemudian duduk di samping ranjang, mengusap lembut surai kecoklatan gadis itu,"bagaimana kalau kita ke rumah kamu dulu, ambil data-datamu dan menikah. Ayo Hannah, jangan menolak lagi kamu mau menunggu anak kita lahir baru menikah denganku? Aku tidak mau itu terjadi, sebelum anak kita lahir kita harus meresmikan hubungan kita!"
"Tuan, Anda gila ya? Mana mungkin saya hamil? Kita melakukannya hanya satu kali, ya ingat itu."
"Masa bodoh, aku tidak akan menyerah. Pokoknya harus menikah, jangan menambah kesalahan yang aku perbuat, Hannah!" kata Daniel sambil memeluk pinggang wanita cantik di depannya tersebut.
"Dasar pria aneh, apa yang dia lakukan?"batin Hannah.
Bersambung