NovelToon NovelToon
Secercah Kasih Dari Timor

Secercah Kasih Dari Timor

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: Bojone_Batman

Dulu Renes berkenalan sejak masih kecil bahkan saat Valia melaksanakan pendidikan, renes selalu ada. Tapi sayang saat akan bertunangan, Valia kabur memilih menjadi istri senior yang notabene adalah duda satu anak. Luka hati tersebut membuatnya sulit menerima hadirnya wanita lain di dalam hidupnya.


Namun di waktu berganti, siapa yang menyangka Tuhan mengirimkan gadis pecicilan, kekanakan, ceroboh dan keras kepala hingga kecerobohan gadis itu membuat Renes harus bertanggung jawab dan menikahi gadis tersebut, gadis yang juga adalah adik dari suami mantan kekasihnya.

Belum cukup dengan itu, sulitnya mengatakan cinta membuat sahabatnya Aria, masuk ke tengah hubungan mereka dan membuat Renes meradang. Apakah sebenarnya Renes mencintai gadis itu.

Saat bunga rasa mulai bermekaran, ujian cinta datang. Kehilangan kekasih hati membuat guncangan batin yang hebat pada diri Renes, hingga Tuhan kembali mengirim satu cinta yang sebenarnya ia pendam dalam diamnya sejak lama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6. Keputusan penting.

Bang Wira menepuk-nepuk pundak Bang Renes, mencoba menenangkan sahabatnya itu. "Heh.. Ren..!! lihat aku. Jangan biarkan emosi menguasai dirimu. Laras dan anakmu selamat, itu yang terpenting sekarang."

Bang Renes mengangkat wajahnya, menatap Bang Wira dengan mata merah. "Tapi, Wir, anak ini perempuan. Dia tidak akan pernah membawa nasabku."

Bang Wira menghela napas. "Reenn, di zaman sekarang, nasab itu bukan segalanya. Yang terpenting adalah bagaimana kamu mendidik dan membesarkan anakmu. Dia adalah darah dagingmu, Ren. Kami tau kejadian ini bukanlah hal yang di sengaja. Beginilah jalan takdir yang harus kamu lalui."

Bang Arma mendekat dan ikut menimpali. "Benar kata Wira, Ren. Anak perempuan juga bisa membawa kebahagiaan dan kebanggaan bagi orang tuanya. Lihat saja Nadia, dia perempuan tapi dia hebat dalam bimbingan Zeni."

Bang Renes terdiam, mencerna kata-kata sahabat-sahabatnya. Dia tahu mereka benar, tapi hatinya masih terasa berat. Dia selalu memimpikan memiliki seorang putra yang akan meneruskan juangnya.

"Abang tau ini berat untukmu, Ren," kata Bang Zeni yang baru datang. "Tapi, percayalah, Tuhan punya rencana yang lebih baik untukmu. Mungkin anak perempuanmu ini akan menjadi sumber kekuatan dan inspirasi bagimu."

Bang Zeni mendekat dan memeluk Bang Renes. "Sudahlah.. Jangan terlalu dipikirkan. Sekarang yang terpenting adalah menjaga Laras dan anakmu. Mereka membutuhkanmu."

Bang Renes membalas pelukan Bang Zeni. Dia merasa sedikit lebih tenang setelah mendengar kata-kata para sahabat. Ia tau dirinya harus menerima kenyataan ini dan fokus pada masa depan.

"Siap. Terima kasih, Bang." kata Bang Renes dengan suara serak. "Saya tidak tau apa jadinya saya tanpa Abang semua."

"Sudah seharusnya kami membantumu, Ren. Kita ini keluarga. "jawab Bang Wira. "Kita kan saudara meskipun tidak sedarah."

"Sekarang, istirahatlah," kata Bang Arma. "Biar kami yang bantu jaga Laras dan anakmu."

Bang Renes mengangguk dan berbaring di ranjang. Dia menatap Laras yang sedang tertidur pulas di ranjang sebelah. Wajahnya tampak damai dan tenang. Bang Renes mengulurkan tangannya dan mengelus perut Laras yang sudah sangat besar.

"Maafkan Abang, Laras," bisiknya lirih. "Abang janji akan jaga kalian berdua."

***

Keesokan harinya Kompi di hebohkan dengan kedatangan seorang gadis. Ia menggunakan pakaian yang seksi dan kacamata fashion yang besar.

"Permisi, Danki ada di tempat??" Tanyanya sambil sedikit menurunkan letak posisi kacamata yang bertengger di hidungnya.

"Mohon maaf, dengan siapa kami bicara?" Prada Anwar yang sedang jaga pos kesatrian segera bertanya.

"Bilang saja, anggrek bulan."

~

"Anggrek bulan? Sopo yo, Ren??"

Bang Renes menoleh mendengar nama sandi tersebut, ia pun mengusap wajahnya. "Kenapa dia sampai sini?" Gumamnya.

Laras tersenyum mendengarnya. "Ijin, Bang. Minta saja dia kesini."

:

Bang Renes menjaga jarak dengan si Anggrek bulan dengan wajah datar. Gadis itu menarik senyumnya menatap Laras yang masih lemah.

"Maaf, kodenya lama sampai." Kata gadis itu.

"Nggak apa-apa, Fi. Mbak tau harimu tak kalah sulit disana."

"Kapan lahirnya sih Mbak. Untung saja sekarang Mbak Laras sudah sama Om Ren." Ujarnya kemudian mengusap perut besar Laras.

Laras melirik Bang Renes, pria itu berusaha keras menjaga pandangan agar tidak menatap wanita lain selain dirinya. Tapi Laras pun tau segala usaha keras Bang Renes hanya karena keterpaksaan sebab ada anak dari hubungan tidak sengaja mereka.

"Nanti ikut temani mbak disini ya..!!" Pinta Laras.

Tak lama seorang gadis masuk ke dalam kamar mess Bang Renes.

"Laras???? Ya ampun, Ras.. Aku rindu kamu. Jadi selama ini kamu di culik?? Bukan pergi penugasan ke luar negeri." Tanyanya dengan wajah sedih.

Semua mata memandang dengan tatapan tajam. Saras berlutut di hadapan semua orang. "Saras tidak menyangka Abangnya Saras akan sejahat ini."

Fia duduk menjauh dan menyulut rokoknya. Ia bersandar santai di depan bingkai pintu kamar mess Bang Renes.

Jelas sekali raut wajah Bang Renes tidak. Menyukai gadis kecil itu menyulut rokok.

"Ambil rokoknya, Bang. Tidak baik untuk perempuan." Kata Laras mengarahkan Bang Renes.

Langkah besar Bang Renes menghampiri Fia, ia pun merebutnya. "Nggak baik perempuan merokok."

"Kenapa hanya perempuan yang tidak boleh. Laki-laki juga sama bahayanya, kan?"

"Kenapa setiap bicara, kamu selalu berdebat dengan saya. Saya melarangmu karena saya.........." Bang Renes menghentikan ucapannya karena tidak enak hati dengan Laras yang pastinya akan menjadi calon istrinya.

"Fia, Bang Renes tidak bermaksud jahat sama kamu." Kata Laras.

Fia menurut meskipun bersungut-sungut.

"Om.. Kita harus bicarakan semua ini..!!" Rengek Saras dengan nada manja namun terdengar gelisah.

Bang Renes menghisap rokok milik Fia lalu menguarkannya asal.

"Saya batalkan proses pengajuan nikah kita." Kata Bang Renes tanpa ragu.

"Ada apa, Om??" Tanya Fia dengan wajah polosnya.

"Om.. itu punya Fia." rengek Fia.

Bang Renes langsung menjepit bibir Fia dengan telunjuk dan ibu jarinya. Gadis itu memang hobby menyambar kata-katanya. "Kebiasaan..!!" tegurnya.

.

.

.

.

1
dyah EkaPratiwi
semangat pak mil
dyah EkaPratiwi
Alhamdulillah
Maysuri
pasti si utuh ngerjain bapaknya 🤣🤣🤣
cipa
🤣🤣🤣
bagus detun, kerjain ayahmu biar gak emosian terus, bang Renes mabok sekalian ngidam disusul bang David jg kebobolan 😂😂😂
cipa
wkwkwkwk
awas tumbuh benih² sayang eh cinta 😂😂😂
Ros Miati
seperti biasa bagus banget
Ros Miati
ya Allah akhirnya bisa baca karya mbaknara lagi semangat thooor 😘😘😘😘
Sri I
kerennnnnn euyyyyy... nggak pernah gagal cerita nya
dyah EkaPratiwi
sat set nie bang hara
cipa
ayo kak buat bang David cpt nikah jg biar ngrasain pengantin baru dan bawelnya istri ngidam 😄
dyah EkaPratiwi
hahaha sabar bang renes
Lendra malayu
iya pah,, readers jg pengen tau nih /Joyful//Joyful/
dyah EkaPratiwi
hahaha ayoo jelaskan papa ren
cipa
dasar temen kompor 🤣🤣🤣🤣
Maysuri
klw damai kan enak liatnya,lanjut thor.....
dyah EkaPratiwi
Alhamdulillah bahagia selalu
Jero Rina
jangan lama lama kak nara
Jero Rina: sudah candu kali baca semua cerita kak nara
total 1 replies
Ella
bahagia sll Bang Renes😘
Maysuri
y allah.....sekali celup langsung tekdung aj,top cer bener bang ren....🤣🤣
Septi Astuti
/Facepalm//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!