Jodoh Dadakan Narendra

Selesai makan malam Naren nampak mengobrol dengan ayah Bagas di ruang keluarga, sedangkan Ayuna dan bunda Farah masih sibuk membantu mbok nah membereskan meja makan.

" Jadi gimana bang, kamu udah tanya sama Ayuna mau lanjut kuliah dimana ?" Tanya ayah Bagas sambil menatap sang anak yang kini tengah duduk di depan nya.

" Abang baru obrolin tentang pindah ke sini yah, karna Ayuna mau obrolin sama orangtua nya dulu gimana baiknya, kalo bapak sama ibu udah oke baru kita omongin lagi masalah mau kuliah dimana !" Jawab Naren ikut menatap sang ayah, tidak lama kemudian Ayuna dan bunda Farah pun ikut menyusul mereka di ruang keluarga.

" Lagi ngobrolin apa, kayanya serius banget ?" Tanya bunda Farah sambil mendudukan dirinya di sebelah ayah Bagas, sementara Ayuna sudah lebih dulu duduk di sebelah Naren karena lelaki itu menarik lengan nya tadi agar mereka duduk bersebelahan.

" Ayah tadi nanya sama Abang gimana kelanjutan obrolan sama Ayuna tentang kuliah Bun, tapi kata Abang mau di obrolin dulu sama mertua nya !" Sahut ayah Bagas membuat bunda Farah langsung mengangguk mengerti, sedangkan Ayuna hanya menyimak saja.

" iya bener bunda, kalo nanti kerjaan Abang habis ini udah selesai dan setelah dah bisa di tinggal, Abang sama Ayuna bakalan balik dulu ke kampung, nanti kalau mertua Abang udah setuju Abang bakal langsung ajak Ayuna buat tinggal di sini, sekalian ngurus berkas-berkas buat daftar kuliah !" timpal Naren membuat mereka semua mengangguk mengerti.

" jangan terlalu di bebanin ya sayang, kalau emang Una siap buat lanjut kuliah kita bakal dukung 100%, tapi kalau Una ada rencana lain yang bikin Una ga lanjut juga ga masalah, karna semua itu yang ngejalanin kamu sayang, jadi kita semua hanya bisa mendukung saja !" ujar bunda Farah dengan lembut pada sang menantu.

" Iya bunda, nanti bakal Una pikirin baik-baik keputusan apa yang bakalan Una ambil !" Sahut Ayuna membuat mereka semua tersenyum lega mendengar nya.

setelah obrolan ngalor-ngidul akhirnya Naren memutuskan untuk mengajak sang istri beristirahat l, begitu pun dengan ayah Bagas dan bunda Farah.

Begitu sudah masuk ke dalam kamar Naren langsung meminta Ayuna untuk berbaring di sebelah nya, namun Ayuna menolak sebab ingin ke kamar mandi lebih dulu untuk cuci muka dan gosok gigi, akhirnya Naren juga mengikuti sang istri dan jadilah mereka menggosok gigi berdua dengan Naren yang selalu menyelipkan aksi jahil nya pada sang istri membuat Ayuna kesal adalah suatu hal yang menyenangkan, memang sudah sih kalau sudah bucin mah.

selesai cuci muka dan menggosok gigi Naren langsung menarik Ayuna untuk rebahan di kasur, Naren masih bisa tahan untuk tidak menyentuh Ayuna dan mereka hanya tidur sambil berpelukan saja, sebab Naren masih memikirkan banyak hal, takut Ayuna belum siap di tambah lagi nanti istri nya itu akan melanjutkan kuliah nya.

***

pagi hari setelah solat subuh Ayuna ingin pergi ke dapur untuk membuat sarapan, namun Naren melarang sebab masih terlalu pagi dan alhasil kini Ayuna kembali merebahkan dirinya di dalam dekapan Naren.

" Rambut kamu wangi banget sih ay ?" Gumam Naren yang kini tengah menciumi pucuk kepala Ayuna.

" Una pake shampo yang ada di kamar mandi by !" Ucap Ayuna.

" Tapi kok wangi nya kaya beda ya kalo di pake kamu !" Gumam Naren lagi.

" Beda gimana, orang sama aja kok !" Sahut Ayuna bingung.

" Beda ay, jadi kaya lebih wangi aja !" Ucap Naren membuat Ayuna terkekeh, ada-ada saja suami nya itu.

" Nanti kita jalan-jalan yuk ay, mumpung jadwal aku hari ini ga terlalu padet, selesai ngecek bengkel kita langsung otw gimana ?" Ajak Naren membuat Ayuna langsung mendongak ke arah nya.

" Jalan-jalan kemana ?" Tanya Ayuna dengan mata yang berbinar senang.

" Kemana aja terserah kamu, mau keliling jakarta juga ayo !" Sahut Naren dengan enteng nya.

Akhirnya Ayuna pun mengangguk senang sambil menjelaskan tempat mana saja yang ingin ia kunjungi saat berada di jakarta.

Akhirnya tepat pukul 6 pagi Naren pun melepaskan Ayuna dan membiarkan mereka istrinya itu untuk ke dapur membuat sarapan.

Pagi ini rencana nya Ayuna ingin membuat nasi uduk, kebetulan semalam ia sudah berbicara pada mbok nah, menanyakan bahan-bahan yang di butuhkan, kebetulan semua bahan yang di perlukan lengkap semua.

seperti biasa Ayuna lebih memilih untuk mengerjakan semua nya sendiri, di mulai dari memasak nasi nya, di susul membuat tempe orek, bihun goreng dan juga telur dadar yang nanti nya akan ia iris tipis, tidak lupa Ayuna juga menggoreng kerupuk dan membuat sambal.

kurang lebih satu jam akhirnya masakan Ayuna pun selesai, Ayuna langsung meminta tolong kepada mbok nah untuk menyiapkan semua nya di meja makan, sementara dirinya akan kembali ke kamar untuk membersihkan diri sekaligus ingin melihat suami nya, sedang apa lelaki itu, apakah sudah bangun.

Begitu masuk ke dalam kamar Ayuna melihat Naren yang sudah nampak segar setelah mandi, kasur yang tadi nya masih berantakan pun kini sudah terlihat lebih rapih.

" Sarapan by, Una mau mandi dulu sebentar !" Ujar ayuna pada Naren yang sedang memainkan ponselnya.

" Bareng aja ay, ayah sama bunda juga belum turun palingan !" Sahut Naren dan memang tebakan lelaki itu benar, hingga masakan matang pun kedua mertua nya belum menampakan hidung nya.

setelah mendengar jawaban dari suami nya Ayuna pun masuk ke dalam kamar mandi, hanya butuh waktu 15 menit untuk Ayuna membersihkan dirinya.

Selesai siap-siap Ayuna dan Naren pun akhirnya turun menuju meja makan, ternyata mertua nya belum juga menampakkan batang hidung.

" Ayah sama bunda kok tumben belum turun by ?" Tanya Ayuna pada suami nya.

" Udah gapapa, kita sarapan duluan aja !" Ucap Naren sambil menarikan satu kursi untuk Ayuna, setelah itu Naren menarik satu kursi lagi untuk dirinya sendiri.

begitu mereka hampir menyelesaikan sarapan nya, ayah Bagas dan bunda Farah baru tiba di ruang makan, melihat kehadiran kedua mertua nya membuat Ayuna langsung menghentikan makan nya, namun Naren malah cuek saja dan tetap melanjutkan makan nya, nasi uduk buatan Ayuna memang terasa sangat nikmat di lidah nya.

" Bunda, ayah sarapan dulu, maaf Una sama Abang makan duluan !" Ucap Ayuna pada kedua mertua nya sebab takut merasa tersinggung, namun ayah Bagas dan bunda Farah malah tersenyum lembut ke arah nya.

" Gapapa sayang, harusnya bunda yang minta maaf karna kesiangan !" Sahut bunda Farah sambil tersenyum hangat, dan senyum nya semakin melebar begitu melihat menu yang tersaji di meja makan.

" wah kamu masak nasi uduk sayang ?" Tanya Bunda Farah dan langsung di angguki oleh Ayuna.

" Iya Bun, semoga bunda sama ayah cocok sama rasa nya !" ujar ayuna dan bunda Farah pun tidak menyiakan kesempatan.

Bunda Farah langsung mengambilnya nasi lebih dulu untuk ayah Bagas, baru kemudian mengambil untuk dirinya sendiri.

" enak !" Gumam ayah Bagas dan bunda Farah kompak membuat senyum Ayuna semakin mengembang.

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️