NovelToon NovelToon
REVENGE

REVENGE

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nona Jmn

Sejak kematian ayahnya yang misterius, Elina diam-diam menyimpan dendam. Saat Evan—teman lama sang ayah—mengungkapkan bahwa pelakunya berasal dari kepolisian, Elina memutuskan menjadi polisi. Di balik ketenangannya, ia menjalankan misi berbahaya untuk mencari kebenaran, hingga menyadari bahwa pengkhianat ada di lingkungan terdekatnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Jmn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pembuktian

Pasar tradisional yang biasanya ramai dan bising kini terasa berbeda sore itu. Hujan rintik baru saja reda, meninggalkan aroma tanah basah yang bercampur dengan bau ikan asin dan sayur busuk. Namun, di balik hiruk-pikuk pedagang, sebuah operasi besar tengah berlangsung.

Andra berdiri di depan papan taktis kecil di dalam mobil hitam yang terparkir di pinggir jalan. "Target kita—bandar bernama Kasim. Dia akan melakukan transaksi besar di dalam pasar bagian timur. Fokus, jangan ada kesalahan," ucapnya dengan nada tajam.

"Siap, komandan," jawab keempat anggotanya serempak."

Andra menatap mereka satu per satu sebelum akhirnya memandang ke arah Valencia. "Kau dan Alaric turun ke lapangan. Bayu dan Cakra, kalian awasi dari titik tinggi dan pantau pergerakan dari kemera drone. Jangan sampai terget lolos."

Bayu mengetik cepat di tabletnya. "Drone sudah siap, Pak. Setiap sudut pasar sudah terekam."

Cakra menyesuaikan headset-nya. "Koneksi aman. Kalian bisa bicara langsung lewat saluran B."

Andra memberi kode dengan dagunya. "Jalankan."

•○●••●○•

Valencia melangkah turun dari mobil, matanya awas menelusuri keramaian. Jaketnya hitam disamarkan dengan syal abu-abu yang menutupi sebagian wajah. Alaric berjalan di depan, wajahnya dingin seperti biasanya.

"Jangan menyusahkan," katanya datar tanpa menoleh.

Valencia hanya mengangkat alis dan menatap punggung pria itu. "Aku tahu caraku sendiri," balasnya pelan namun tegas.

Mereka berpisah arah—Alaric bergerak ke arah kios rempah, sementara Valencia menuju deretan toko kain di sisi timur. Di telinganya, suara bayu terdengar dari earpiece.

"Valencia, tergat bergerak. Koordinat 3-7-2, dekat belakang kios sayur."

"Terima kasih, aku lihat," jawabnya singkat.

Sementara itu, Kasim—pria bertubuh besar dengan jaket cokelat dan wajah penuh bekas luka—mulai gelisah. Ia melirik kanan-kiri, lalu berguman pelan ke anak buahnya, "Ada yang aneh. Batalkan transaksi. Sekarang.”

Namun baru beberapa langkah ia berlari, Alaric muncul dari arah berlawanan. “Berhenti! Polisi!”

“Brengsek!” seru Kasim, langsung kabur ke arah jalan sempit di belakang pasar. Pedagang berteriak kaget, barang dagangan berserakan ke tanah. Alaric mengejarnya dengan napas berat, berlari di antara kerumunan, menyingkirkan kotak buah yang menghalangi.

“Target lari ke arah barat! Aku butuh backup!” teriaknya lewat radio.

Valencia yang mendengar langsung bergerak cepat, memotong jalur dari sisi lain. Langkahnya ringan dan teratur, pandangannya fokus seperti elang memburu mangsa.

Kasim menoleh panik, melihat gang kecil yang menjadi jalan rahasia menuju gudang tempat pelariannya. “Sedikit lagi…” desisnya.

Namun belum sempat ia sampai, sesuatu menghantam tubuhnya keras dari samping.

Brugh!

Tubuh Kasim terpental dan jatuh menghantam dinding bata. Ia mendongak, matanya membulat melihat sosok perempuan dengan ekspresi datar berdiri di depannya.

Valencia.

“Apa yang kamu lakukan, hah!” teriak Kasim marah, langsung bangkit dan menyerang membabi buta.

Namun Valencia menghindar dengan gerakan cepat, tubuhnya lentur tapi bertenaga. Satu pukulan Kasim meleset, Valencia membalas dengan tendangan berputar yang menghantam dada pria itu.

Buk!

Kasim terhuyung, tapi masih mencoba menyerang lagi. Valencia menangkis, menarik lengannya, lalu menekuknya dengan gerakan cepat.

Krek!

“Aaargh!!” teriak Kasim kesakitan sebelum akhirnya tumbang ke tanah.

Valencia berdiri tegak, napasnya teratur, menatap pria itu tanpa emosi sedikit pun. “Berhenti melawan. Permainanmu selesai.”

Beberapa detik kemudian, langkah kaki terdengar mendekat. Alaric muncul dari ujung gang dengan wajah terkejut. Ia melihat Kasim yang tergeletak pingsan, lalu menatap Valencia yang berdiri dengan pistol terarah ke bawah.

“…Kau yang menangkapnya?” tanyanya, setengah tak percaya.

Valencia hanya menatapnya datar, lalu tersenyum miring. “Aku tidak suka menunggu terlalu lama.”

Alaric menghela napas panjang. “Aku kira kau cuma jago teori.”

Valencia menepuk bahunya sambil melangkah pergi. “Sekarang kau tahu aku bukan beban, kan? Urus dia.”

Alaric terkekeh kecil, lalu mengikat Kasim dengan borgol. “Baiklah, Detektif Valencia. Kali ini aku akui, kau memang gila.”

•●○○●•

Beberapa jam kemudian, di markas besar, Andra menerima laporan lengkap operasi. Ia menatap layar komputer dengan senyum kecil di bibirnya.

“Kerja bagus. Kasim dan jaringannya berhasil kita tangkap tanpa korban sipil,” katanya puas.

Cakra menambahkan, “Dan semua itu berkat Valencia. Dia yang menghentikan Kasim sebelum lolos.”

Andra menatap Valencia yang berdiri tenang di depan meja. “Kau membuktikan dirimu lebih cepat dari dugaanku.”

Valencia menunduk sedikit. “Saya hanya melakukan tugas saya, Pak.”

Andra menepuk pundaknya dengan bangga. “Terus lakukan itu. Dunia kejahatan tak akan tahu, malaikat pemburu mereka… ternyata memakai seragam polisi.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!