NovelToon NovelToon
Cinta Di Atas Ranjang Mr. Arrogant

Cinta Di Atas Ranjang Mr. Arrogant

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / One Night Stand / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / PSK / Pernikahan rahasia
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: gustikhafida

*** Menjadi pemuas nafsu suami sendiri tetapi mendapat bayaran yang sangat besar. Itulah yang keseharian dilakukan Jesica Lie dan suaminya yang bernama Gavin Alexander. Status pernikahan yang di sembunyikan oleh Gavin, membuat Gavin lebih mudah menaklukan hati wanita manapun yang dia mau sampai tak sadar, jika dirinya sudah menyakiti hati istrinya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gustikhafida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

Gavin menghalangi Boy masuk lebih dalam lagi ke rumahnya.

"Jangan membuatnya tidak nyaman bekerja disini." ketusnya.

"Aku hanya ingin memastikan penglihatanku, Gav! Apa benar, wanita di kantor itu ibu-ibu atau mataku yang—" ucapan Boy terhenti saat melihat Jesica yang turun dari tangga.

"Gav, dia siapa? Kenapa kamu tidak memberitahuku kalau ada bidadari cantik di rumah ini?" tanya Boy dengan mata tak berkedip.

Gavin mengerucutkan bibirnya. "Dia pembantuku!" jawabnya.

"Apa? Pembantu? Jadi benar? Penglihatanku yang bermasalah? Sebenarnya, wanita yang tadi itu bukan ibu-ibu? Wah, pulang dari sini, aku harus mengecek mataku." ucap Boy terpanah.

"Mas," panggil Jesica.

"Mas?" Boy mengerutkan keningnya.

Gavin menatap tajam Jesica seakan memberi kode bahwa dia salah berucap.

Jesica menundukkan wajahnya tak berani menatap mata suaminya yang sangat menusuk.

"Ada apa ini?" tanya Boy yang mulai curiga.

"Apa jangan-jangan kalian punya hubungan spesial?" tebak Boy lagi.

Gavin menarik telinga sahabatnya. "Kau pikir, seleraku serendah ini, ha? Mana mungkin, aku mau dengan pembantu!"

"Aw, sakit, Gav!" keluh Boy mengusap telingannya. "Memang benar sih, mana mungkin kamu mau sama pembantu tapi pembantu—"

"Tapi pembantu ini berbeda, dia sangat cantik." ucap Boy lagi.

"Maaf, saya harus pergi ke dapur untuk menyiapkan makan malam." ucap Jesica.


Boy memberi jalan untuk Jesica pergi dari hadapannya.

Di dapur, Jesica menghapus air matanya yang menumpuk di pelupuk mata.

'Kenapa harus sedih? Tidak ada yang salah dari semua yang dikatakan Mas Gavin. Kita menikah bukan karena cinta dan mana mungkin Mas Gavin tertarik padaku, wanita pela cur!' gumam Jesica dalam hati.

Jesica mulai mengambil bahan makanan dan memasaknya.

"Apa yang kau lakukan di rumahku, Boy?" tanya Gavin saat melihat ekor mata Boy melirik kearah dapur.

"Tidak ada apa-apa. Aku hanya terpesona dengan kecantikan pembantu barumu." jawab Boy dengan mata berbinar.

"Ingin rasanya, malam ini dan seterusnya aku menginap di rumahmu. Bolehkan, kalau aku menginap di sini." ucapnya lagi.

"Jangan harap!" jawab Gavin dengan nada dinginya.

"Dia bukan wanita yang bisa seenaknya kau dapatkan."

Boy mengerutkan keningnya. "Tapi aku bolehkan mendekati dia?"

"Bantu aku agar dekat dengan Jesica. Aku berjanji, aku tidak akan menganggu waktu kerjamu lagi setelah berhasil dekat dengan Jesica. Karena aku, akan menghabiskan waktu dengannya. Dia benar-benar tipe ku." ucap Boy membayangkan dirinya dan Jesica duduk berdua di taman dan tertawa bersama.

"Coba saja." jawab Gavib yang mengambil ponselnya.

Boy tersenyum tipis, dia berlari menuju dapur tanpa sepengetahuan Gavin.

Jesica yang sedang memotong bumbu masakan pun terkejut dengan kehadiran Boy.

"Tuan, untuk apa Tuan ke dapur? Jika Tuan membutuhkan sesuatu, Tuan bisa teriak dan saya akan datang." ucap Jesica meletakan pisau yang di pegangnya.

"Lanjutkan pekerjaanmu. Aku hanya ingin memantau. Apakah masakanmu sesuai seleraku atau tidak." jawab Boy berbohong.

"Baik, Tuan." ucap Jesica.

'Hahaha … pembantu baru Gavin sangat polos. Padahal, kedatanganku kesini karena aku ingin mengenal lebih dekat lagi Jesica. Benar-benar wanita idaman, hihihi ...' batin Boy yang terus menatap kagum wajah Jesica.

Jesica mulai tak nyaman saat mendapat tatapan dari Boy. Dia memutuskan untuk pergi dari hadapan Boy.

"Mau kemana? Masakannya belum seleaai!" tanya Boy.

"Maaf, Tuan. Saya ingin mengambil beberapa potong ayam di kulkas." jawab Jesica.

"Biar aku yang ambil. Kamu tunggu disini saja, okey?" ucap Boy sembari mengedipkan salah satu matanya.

"Tapi, Tuan Gavin bisa marah kalau melihat temannya ada di dapur bersama saya." jawab Jesica.

"Sudahlah, kamu tidak perlu takut, aku bisa melindungimu dari kemarahannya." ucap Boy membuat Jesica pasrah.

Jesica dan Boy memasak bersama. Dan Jesica mulai terhibur dengan kehadiran Boy yang ceria dan humoris. Seketika dapur yang hening menjadi ramai seperti pasar.

"Jesica, kok kamu bisa bekerja di tempat Gavin?" tanya Boy sembari mencuci tanganya yang kotor terkena bumbu dapur.

Jesica terdiam, dia melihat wajah Boy yang penasaran.

"Menurutku, Gavin orang yang sangat menyukai kebersihan. Dia juga jarang sekali memakai jasa asisten rumah tangga terkecuali orang tuanya yang menyiapkan untuk Gavin." ucap Boy lagi.

"Aku—"

"Apa pertanyaanku sangat sulit?" tanya Boy lagi.

Jesica menggelengkan kepalanya. "Tidak, Tuan. Hanya saja, saya tidak tahu jawabanya karena tiba-tiba saya mendapat kabar dari penyalur kerja kalau saya harus bekerja di tempat ini." jawabnya masuk akal.

Boy menganggukkan kepalanya. "Oh, begitu. Aku pikir, Gavin sendiri yang memilihmu. Tapi apa kamu nyaman bekerja sama Gavin? Dan Gavin tidak pernah berbuat me sum kan?" tanya Boy keceplosan.

"Kenapa Tuan bisa bicara seperti itu, ya?" tanya Jesica, tangannya reflek memegang lehernya. 'Apa jangan-jangan dia menemukan tanda merah di leherku? Jangan sampai dia melihatnya.' gumamnya dalam hati.

"Ada apa? Kamu baik-baik saja, kan?" tanya Boy lalu membantu Jesica duduk di kursi dapur.

Gavin datang dan melihat Boy dengan Jesica berduaan.

"Apa yang kalian lakukan di sini, ha?" tanyanya.

Jesica menepis tangan Boy. "Tuan, aku—"

"Boy, siapa yang memintamu ke dapur, ha?" teriak Gavin.

Boy berjalan kearah Gavin, "Ada apa denganmu, ha? Kau marah, aku ke dapur? Tumben sekali! Biasanya, kau membebaskanku keliling rumahmu. Aku curiga."

"Jawab pertanyaanku!" ujar Gavin, tatapannya menatap curiga Jesica.

Boy melihat mata Gavin yang menatap Jesica. "Jangan salahkan pembantumu, dia tidak bersalah. Aku sendiri yang ingin membantunya. Lagian, tumben sekali sikapmu seperti ini. Seperti ada yang di sembunyikan." ucap Boy.

Gavin mengusap wajahnya, "Ikut aku! Kita perlu bicara!" pintanya kepada jesica.

"Aku ikut!" ucap Boy. "Aku juga mau tahu arah pembicaraan kalian."

"Tidak perlu!" ketus Gavin lalu berjalan menuju lantai dua di ikuti oleh Jesica di belakangnya.

Boy berjalan mondar mandir melihat kearah tangga.

Sedangkan Jesica, dia masuk kedalam kamar Gavin.

Gavin meminta Jesica untuk duduk di tepi ranjang.

"Apa yang kau lakukan dengan Boy di dapur tadi, ha! Apa kau sengaja membuat Boy curiga?

"Aku … aku tidak berniat dan tidak melakukan apapun, Mas. Aku dan Tuan Boy hanya memasak makan malam." jawab Jesica.

"Jangan bohong, Jesica!" teriak Gavin.

Jesica terkejut dan reflek memegang dadanya. "Aku serius, Mas." jawabnya lirih.

Gavin maju tiga langkah. Setengah badanya dia condongkan ke depan. "Aku peringatkan lagi! Jangan sampai Boy tahu tentang pernikahan kita."

"Iya, Mas."

"Iya! Iya! Awas kalau Boy sampai tahu!" teriak Gavin lagi.

"A-aku tidak akan buka mulut tentang pernikahan kita kepada siapapun termasuk Tuan Boy, Mas. Aku janji." jawab Jesica lagi.

"Aku butuh bukti!" ketus Gavin.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!