NovelToon NovelToon
Aku Menikahi Iblis Surgawi!

Aku Menikahi Iblis Surgawi!

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Identitas Tersembunyi / Harem / Romansa / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: ZhoRaX

Mati tertabrak truk? Klise.
Tapi bangun di dunia penuh sihir, monster, dan wanita cantik berbahaya?
Shen Hao tidak menyangka, nasib sialnya baru dimulai.

Sebagai pria modern yang tengil dan sarkastik, ia terjebak di dunia fantasi tanpa tahu cara bertahan hidup. Tapi setelah menyelamatkan seorang gadis misterius, hidupnya berubah total—karena gadis itu ternyata adik dari Heavenly Demon, wanita paling ditakuti sekaligus pemimpin sekte iblis surgawi!

Dan lebih gila lagi, dalam sebuah turnamen besar, Heavenly Demon itu menatapnya dan berkata di depan semua orang:
“Kau… akan menjadi orang di sisiku.”

Kini Shen Hao, pria biasa yang bahkan belum bisa mengontrol Qi, harus menjalani hidup sebagai suami dari wanita paling kuat, dingin, tapi diam-diam genit dan berbahaya.
Antara cinta, kekacauan, dan tawa konyol—kisah absurd sang suami Heavenly Demon pun dimulai!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ZhoRaX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CH 27

Pagi hari datang dengan cahaya lembut yang menembus tirai kamar Shen Hao.

Burung spiritual berkicau pelan di taman, dan aroma teh spiritual dari dapur paviliun menguar tenang.

Namun, ketenangan itu tidak berlangsung lama.

Shen Hao terbangun dengan wajah kusut, rambut acak-acakan, dan mata yang masih setengah tertutup.

Ia menatap langit-langit kamar sambil bergumam pelan,

“Hari ini... sepertinya aku masih hidup, ya?”

Ia bangkit perlahan dari ranjang, masih setengah sadar, ketika terdengar ketukan keras di pintu.

Suaranya tegas, namun sopan — milik salah satu pelayan istana sekte.

“Tuan Shen Hao, mohon bersiap segera. Upacara akan dimulai dua jam lagi.”

Shen Hao yang masih setengah mengantuk hanya menoleh malas.

“Upacara apa? Aku tidak ikut turnamen lagi, ‘kan?”

“Bukan, Tuan... ini upacara pernikahan Anda dengan Ketua Sekte Mei Xian’er.”

Hening.

Benar-benar hening.

Udara seolah berhenti bergerak.

Burung spiritual yang tadi berkicau tiba-tiba ikut diam.

Dan baru setelah beberapa detik, seluruh tubuh Shen Hao menegang.

Ia menatap pintu dengan ekspresi tak percaya, suaranya naik setengah oktaf,

“A—APA KAU BARU SAJA BILANG!?”

“Upacara pernikahan, Tuan. Segala persiapan sudah selesai sejak dini hari. Semua penatua dan tamu undangan telah hadir.”

Shen Hao menatap kosong ke depan, mulutnya terbuka tapi tak ada suara keluar.

Lalu ia menoleh ke kiri, melihat dirinya di cermin.

“Aku… akan menikah…? Dengan ketua sekte iblis surgawi paling ditakuti di daratan ini…?”

Keringat dingin menetes di pelipisnya.

“Oh tidak… oh tidak tidak tidak tidak… ini pasti cuma mimpi buruk! Ya, aku cuma tertidur di depan televisi… ini pasti mimpi aneh tentang kultivasi!”

Ia menampar pipinya sendiri.

Klep!

Sakit.

“...bukan mimpi.”

Pelayan di luar kembali berbicara sopan, tapi terdengar agak panik.

“Tuan Shen Hao? Kami akan menyiapkan pakaian resmi untuk Anda. Ketua Sekte sudah menunggu di paviliun utama.”

Shen Hao hanya bisa menatap kosong ke arah pintu itu, lalu bergumam lirih,

“Tunggu… bahkan aku belum melamarnya…”

Ia memegang kepalanya sendiri, langkahnya gontai menuju kursi,

“Astaga… baru beberapa hari di sekte ini dan aku sudah dinikahkan secara paksa dengan wanita paling berbahaya yang pernah ada.”

Namun di antara kepanikan itu, ada sesuatu yang lain —

Bayangan wajah Mei Xian’er ketika tersenyum halus semalam, suaranya yang lembut ketika berbicara padanya.

Ia menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri.

“Oke, Shen Hao… mungkin ini bukan hal buruk. Kau hanya perlu... bertahan hidup.”

Beberapa saat kemudian, dua pelayan masuk dengan pakaian resmi berwarna merah gelap, bersulam benang perak — pakaian pengantin khas Crimson Moon Sect.

Shen Hao hanya menatapnya dengan wajah antara pasrah dan linglung.

“Warnanya... terlalu mencolok, ya?” katanya lemah.

“Tapi ya sudahlah. Kalau memang harus begini… setidaknya aku mati dalam keadaan tampan.”

Dan di luar sana, seluruh sekte sudah bersiap.

Bendera merah berkibar di puncak paviliun, tabuhan genderang suci menggema,

sementara di paviliun tertinggi, Mei Xian’er sudah duduk dengan tenang dalam gaun merah menyala, matanya memandang lembut ke arah jalan utama — menunggu seseorang.

Langit pagi itu begitu cerah.

Crimson Moon Sect, yang biasanya diselimuti kabut merah spiritual, kini bersinar terang oleh cahaya keemasan mentari.

Bendera merah berhiaskan simbol bulan sabit berkibar di setiap menara, dan paviliun utama dihiasi ribuan lampion spiritual berwarna crimson.

Di halaman tengah, ratusan murid perempuan sibuk menyiapkan persembahan dan hiasan.

Sementara para penatua agung duduk di aula besar, wajah mereka bercampur antara tidak percaya dan cemas.

Huo Lian menyilangkan tangan di dada, rambut merahnya memantulkan cahaya api dari lilin suci di ruangan itu.

“Aku masih tidak bisa mempercayainya… Ketua kita benar-benar melakukannya. Menikah. Dan dengan pria itu.”

Hu Yue, yang duduk bersandar santai sambil menggoyangkan salah satu ekornya, tertawa kecil.

“Hm, aku rasa dunia memang sudah mau runtuh. Dari semua pria di daratan luas ini, kenapa harus yang bermuka polos itu?”

Bai Zhenya membuka matanya yang merah lembut, suaranya datar tapi dingin.

“Tidak bijak menyepelekan sesuatu yang bahkan Ketua sendiri tertarik padanya. Tapi tetap saja... terlalu tiba-tiba.”

Shen Qiyue, dengan wajah tegas dan mata tajamnya, menghentakkan jarinya ke meja.

“Tiba-tiba? Ini gila! Kita bahkan belum tahu siapa dia sebenarnya! Ketua seharusnya tidak—”

“Diam.”

Suara lembut namun tegas itu memotong ucapan Shen Qiyue.

Mei Xian’er baru saja masuk ke aula itu, mengenakan pakaian pernikahan berwarna merah gelap dengan bordiran phoenix keemasan di sepanjang lengannya.

Setiap langkahnya memancarkan aura elegan dan mendominasi.

Semua orang terdiam.

Bahkan udara terasa ikut menunduk hormat.

Mei Ling’er, yang duduk di samping kursi kakaknya, memandang dengan senyum kikuk.

“Kakak... sepertinya semua masih belum sepenuhnya paham soal keputusanmu...”

Mei Xian’er menatap sekilas ke arah semua penatua agung yang hadir, lalu tersenyum tipis — senyum yang membuat ruangan yang tegang itu terasa lebih lembut namun tetap menakutkan.

“Aku tahu. Kalian tidak perlu menatapku seperti itu.”

“Aku hanya… lupa memberi tahunya semalam.”

Ruangan mendadak hening.

Semua penatua agung menatap satu sama lain, ekspresi mereka campur aduk antara terkejut, pasrah, dan hampir jatuh pingsan.

Hu Yue memegangi dahinya sambil terkekeh pelan.

“Lupa? Kau lupa memberi tahu calon suamimu bahwa kau akan menikah dengannya hari ini? Oh, Xian’er... kau benar-benar tidak berubah.”

Huo Lian menghembuskan napas berat sambil memijat pelipisnya.

“Lupa, katanya... kalau yang melupakan bukan Heavenly Demon tapi orang biasa, aku sudah mengira itu hanya alasan.”

Sementara Shen Qiyue, dengan ekspresi setengah frustasi, akhirnya bersandar ke kursinya.

“Dia akan pingsan mendengarnya. Aku jamin.”

Namun Mei Xian’er hanya tersenyum samar, matanya menatap ke arah luar jendela di mana sinar mentari jatuh lembut di lembah sekte.

“Jika ia memang pria yang lemah, maka ia akan lari. Tapi jika ia benar-benar seperti yang kupikirkan... ia akan tetap datang.”

Ucapan itu membuat semua penatua terdiam.

Tidak ada yang berani membantah lagi.

Mei Ling’er tersenyum lembut.

“Kakak benar-benar percaya padanya, ya?”

Mei Xian’er menatap jauh, seolah menembus dinding sekte dan melihat ke arah tempat kediaman Shen Hao.

“Percaya? Tidak sepenuhnya. Tapi... untuk pertama kalinya, aku ingin mencoba percaya.”

Suara genderang upacara bergema dari lembah hingga ke langit.

Nada lembut seruling spiritual berpadu dengan tabuhan drum qi, menciptakan getaran yang mampu mengguncang hati setiap murid yang mendengarnya.

Aula pernikahan sekte Crimson Moon—biasanya digunakan untuk upacara penobatan dan pertemuan para tetua—hari ini berubah menjadi tempat yang bahkan langit pun tampak menunduk hormat.

Karpet merah panjang terbentang dari gerbang utama hingga altar tengah, di mana Mei Xian’er berdiri anggun dalam jubah pernikahan berwarna crimson gelap berhias sulaman phoenix keemasan.

Cahaya spiritual menyorot lembut di wajahnya; dingin, cantik, agung.

Satu tatapan darinya saja sudah cukup membuat para tamu laki-laki menunduk, bukan karena hormat — melainkan takut sekaligus terpesona.

Namun, di balik kemegahan itu… suasananya terasa ganjil.

Bisikan-bisikan pelan mulai terdengar di antara para tamu yang duduk di barisan belakang.

“Benarkah itu? Ketua Crimson Moon benar-benar menikah hari ini?”

“Dan dengan siapa katanya?”

“Kudengar... hanya seorang pria tak dikenal. Tidak berasal dari sekte mana pun.”

“Tidak mungkin... mungkin dia murid rahasia atau pahlawan tersembunyi—tidak mungkin Ketua Heavenly Demon menikah dengan orang biasa.”

Beberapa tetamu dari sekte besar lain saling berpandangan.

Pemimpin Azure Thunder Sect, seorang lelaki paruh baya bermata tajam, mencondongkan tubuhnya sambil berbisik ke wakilnya.

“Crimson Moon benar-benar tidak bisa ditebak. Jika rumor ini benar, berarti ada sesuatu yang mereka sembunyikan.”

Di sisi lain, utusan dari Heavenly Sword Sect mendengus keras, nada suaranya penuh sinis.

“Menikah dengan pria misterius tanpa nama? Apa mereka tidak malu pada dunia kultivator? Ini penghinaan bagi para sekte besar.”

Namun, begitu mereka hendak melanjutkan ejekan itu, hawa dingin menusuk tulang tiba-tiba menyelimuti ruangan.

Huo Lian hanya melirik mereka dari kursi para penatua — dan dalam sekejap, lidah mereka kelu.

Sekilas senyum tipis muncul di sudut bibir penatua berambut merah itu, lalu ia berbisik pelan:

“Jika kalian ingin hidup, jangan bicara sembarangan di dalam wilayah Ketua kami.”

Suasana kembali sunyi.

Yang terdengar hanya suara langkah lembut Mei Xian’er, berjalan pelan menuju altar pernikahan.

Setiap langkahnya meninggalkan jejak spiritual berwarna merah di udara — tanda bahwa energi darah dan bulan di tubuhnya mulai beresonansi dengan formasi pernikahan kuno di bawah aula.

Cahaya crimson mulai berputar lembut di atasnya, membentuk lingkaran bercahaya yang menari-nari di udara seperti kelopak bunga spiritual.

Para murid perempuan di sisi aula memandangi pemandangan itu dengan mata berbinar penuh kekaguman.

Namun di sisi lain, di antara tamu-tamu pria, rasa iri dan dengki menebal di udara.

Beberapa dari mereka mengepalkan tangan, menahan amarah yang nyaris tak bisa dikendalikan.

“Mengapa bukan aku yang berdiri di sana...?”

“Ketua Mei... aku rela segalanya, bahkan jiwaku...”

“Pria itu beruntung… tapi kalau aku tahu siapa dia, aku akan mencarinya.”

Sementara itu, keenam Penatua Agung duduk di barisan depan, menyaksikan semua itu dengan ekspresi yang berbeda-beda.

Hu Yue, sambil menyender santai di kursinya, menyeringai kecil.

“Menarik… para tamu hampir tidak sabar melihat siapa ‘pangeran misterius’ kita.”

Bai Zhenya menutup matanya sejenak, suaranya dingin seperti embusan angin makam.

“Aku tidak tahu mana yang lebih menyeramkan — senyum Ketua atau keheningan sebelum badai.”

Mei Ling’er hanya bisa tersenyum lembut, namun jelas ada nada khawatir di matanya.

“Semoga Kakak tidak terlalu menakutinya nanti...”

Di tengah segala bisikan, tatapan, dan ketegangan itu — Mei Xian’er berdiri tegak di bawah cahaya crimson spiritual, wajahnya setenang bulan di langit malam.

Namun bagi mereka yang cukup peka, ada sedikit rasa menunggu di matanya.

Menunggu seseorang yang bahkan ia sendiri tidak tahu pasti —

apakah pria itu akan datang... atau lari.

1
mu bai
sebaiknya menggunakan bahasa indo formal lebih cocok thor
ZhoRaX: ok.. nanti diubah
👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!