Apa yang akan terjadi bila seorang pembunuh kejam dan seorang anggota pasukan khusus terlatih saling bertemu?
Seorang Predator yang berubah menjadi mangsa dan seorang mangsa yang berubah menjadi predator!
Karma berlaku saat penyiksaan kejam di balas dengan penyiksaan yang lebih kejam!
Rahasia gelap yang tersembunyi bertahun-tahun akan terkuak bila waktunya sudah tiba karena waktu mempunyai caranya sendiri untuk menutup dan membuka tabir kebenaran!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aldy Monim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23 : Saya Akan Berada Disini Sampai Tubuh Istri Saya Ditemukan!
"kesanaaa..!" perintah detektif Hernandez. Begitu Melihat cahaya flare di bagian timur danau yang berawa.
Pilot helikopter langsung mengarahkan helikopter kearah cahaya flare tersebut.
*****
Helikopter besar dengan jenis Bell 212 yang mampu memuat 12 orang tersebut yang ditumpangi kepala kepolisian Fernando Lopes dan juga Alejandro Sanz berbelok ke arah barat danau, menuju sebuah tanah lapang berumput yang cukup luas yang menjadi tempat landasan helikopter.
Alejandro Sanz dapat melihat cahaya flare, dan ia langsung bisa menebak,
"itu Leo.." kata Alejandro. Tersenyum.
"kau yakin?" tanya Fernando Lopez.
"sangat yakin..karena itu adalah flare pemberian dari saya, pasti itu di tembak oleh Leo" kata Alejandro.
"baiklah.. biarkan detektif Hernandez yang mengurusnya, kita menuju mengambil mayat Hector!" kata Fernando Lopez.
'syukurlah kau masih hidup Leo' kata Alejandro dalam benaknya.
*****
"anda lihat pohon pinus tinggi disebelah sana pak Lopez?" tunjuk Alejandro.
"yaa.." kata Fernando Lopez.
"di sekitar situ ada tanah lapang yang cukup luas, kita bisa mulai dari situ untuk menyusuri hutan pinus menuju ke lokasi mayat Hector, mayat Hector berada cukup dekat dari sekitar situ." kata Alejandro.
"kesana!" perintah Fernando Lopez. Memberi isyarat ke pada pilot helikopter tersebut.
Beberapa menit kemudian, saat helikopter mendarat dengan sempurna di tanah lapang yang cukup luas. Semua kepolisian turun beserta dengan Fernando Lopez dan Alejandro.
"apa kita langsung saja kesana? Menuju ke lokasi mayat Hector?" tanya Alejandro.
"kita lansung kesana!.. ayo bergerak!" kata Fernando Lopez begitu menginjakan kaki ditanah.
waktu pukul 04.35 saat tim Fernando Lopez menuju mengambil mayat Hector di dalam hutan pinus yang berjarak sekitar 700 meter dari mereka.
Karena menguasai medan dengan baik, Alejandro memimpin pasukan berjumlah 11 orang tersebut menuju ke lokasi mayat Hector berada.
*****
"kau yang melubangi kepalanya? pak sanz?" tanya Fernando Lopez, sambil menyoroti kepala Hector dengan cahaya senter.
"iya.. saya terpaksa melakukannya begitu melihat dia akan membunuh Leo!" kata Alejandro.
"kau yakin dia pelakunya?" Tanya Fernando Lopez
"saya cukup yakin" kata Alejandro.
"tapi kau tahu di mengalami sedikit gangguan jiwa kan? " tanya Fernando Lopez.
"saya tahu... tapi bagaimana mungkin seorang dengan gangguan jiwa bisa datang sejauh ini dan mengancam untuk membunuh seorang pengunjung yang baru ia kenal??" kata Alejandro.
Fernando Lopez hanya menganggukan kepala sembari memperhatikan tim forensik memasukan mayat Hector kedalam body bag berwarna biru tua tersebut.
"Si Hector ini mempunyai seorang saudara kan?" tanya Fernando Lopez.
"iya.. Hector mempunyai seorang saudara laki-laki!" kata David, begitu mendengar pertanyaan Fernando Lopez.
"kau tahu siapa namanya?" tanya Fernando Lopez.
"Diego pak.. Diego Munoz, mungkin berusia sekitar 48 atau 49 tahun!"kata David.
"ada informasi lain mengenai mereka berdua?"
"kedua orangtua mereka meninggal sewaktu mereka masih remaja, dan mereka dirawat oleh kerabat mereka, keluarga Reyes, pemilik pub di jalan masuk. ibu mereka Nina Reyes sudah meninggal, dan ayah mereka, Victor Munoz, juga sudah meninggal!" kata David. Menjelaskan silsilah keluarga Hector.
"jadi mereka adalah keluarga Munoz! Kalau saya yang tidak salah, kedua orangtua mereka dinyatakan meninggal karena kebakaran dirumah mereka sendiri, sekitar 20 tahun yang lalu!" Kata Fernando Lopez.
"iya pak.. mungkin anda benar!" kata David.
"Rumor beredar waktu itu, kalau mereka berdua sengaja membakar rumah beserta dengan kedua orangtua mereka didalamnya.. tapi entahlah, itu hanya rumor" kata Fernando Lopez.
Alejandro hanya diam mendengarkan dengan wajah serius.
*****
"disana.. kau lihat? disamping rawa itu..disana sepertinya cukup luas, mendaratkan disana!" perintah detektif Hernandez, sambil menunjuk ke arah tanah lapang di samping rawa-rawa yang tidak jauh dari dari tempat flare di nyalakan.
"baik detektif!" kata pilot helikopter.
Beberapa saat kemudian setelah helikopter berhasil mendarat dengan sempurna ditanah lapang sekitar 400 meter dari kabin, detektif Hernandez keluar dan ia melihat seorang pria berdiri dengan mengenakan tanktop putih yang sudah kotor dan mengenakan celana treking, pria tersebut berdiri di antara pohon-pohon besar tidak jauh dari kabin, detektif Hernandez sulit mengenal pria tersebut karena gelap.
Detektif Hernandez mengeluarkan senjata api jenis glock 19 miliknya dan dengan waspada berjalan mendekati pria tersebut, seluruh petugas polisi juga berjalan dengan waspada, dengan senjata api mereka siap ditembakan, waspada apabila ada gerakan menyerang dari pria tersebut.
Pria tersebut hanya berdiri diam tanpa bersuara.
Setelah cukup dekat dengan pria tersebut.
"pak Oliviera?... Leonardo Oliviera??" tanya detektif Hernandez. Waspada.
"ya.." kata Leo. Singkat dan datar.
"saya detektif Hernandez.. Detektif Javier Hernandez" kata Detektif Hernandez, sembari menurunkan senjata apinya.
Detektif Hernandez berbalik dan memberi isyarat kepada semua petugas polisi agar senjata mereka diturunkan.
"semua aman!!" teriak Detektif Hernandez.
Leo hanya berdiri diam memperhatikan.
"Kita segera kemari begitu mendapatkan informasi" kata detektif Hernandez.
"ternyata kalian datang lebih cepat dari yang ku bayangkan" kata Leo.
"kami tidak menyangka kau akan nekad mencari penculik istrimu sampai kesini" kata detektif Hernandez.
"saya tidak memiliki pilihan lain" kata Leo.
"jadi bagaimana usahamu sejauh ini? kau menemukan istrimu?" tanya detektif Hernandez
Leo hanya menggeleng kepala, ia nampak sedih begitu mendengar pertanyaan detektif Hernandez tentang istrinya.
"kau punya petunjuk lain kemana dia di bawa?" tanya detektif Hernandez.
Leo hanya diam tapi hanya untuk beberapa saat.
"dia sudah mati detektif...saya terlambat. Penculik itu sudah membunuhnya" kata Leo. Ia nampak sedih namun ia berusaha tetap tegar.
Mendengar kata Leo, detektif tersebut turut merasa sedih.
"kau menemukan pelakunya?" tanya detektif Hernandez
"yaa.." kata Leo. Singkat.
Detektif Hernandez terlihat kaget dan heran dengan jawaban singkat Leo. Penjahat yang selama bertahun-tahun ia cari ternyata sudah di tangkap oleh Leo.
"apakah ia pelaku yang sama dari kasus orang-orang hilang di sekitar danau Tenebris?" tanya detektif Hernandez.
"yaa.." kata Leo. Singkat.
" apakah dia sudah mati??" tanya detektif Hernandez.
"jika kalian terlambat sedikit, aku mungkin sudah melubangi kepalanya" kata Leo. Serius.
Detektif Hernandez tahu, Leo serius dengan setiap ucapan-nya.
"jadi dimana dia sekarang?" tanya detektif Hernandez,
"ia berada di gudang disebelah sana" kata Leo sambil menunjuk ke arah sebuah bangunan kayu.
Detektif Hernandez melirik ke arah bangunan tersebut sambil memberi isyarat kepada petugas polisi untuk segera memeriksa bangunan kayu tersebut.
"periksa gudang disebelah sana!" perintah detektif Hernandez.
"dan detektif, kau mungkin ingin mengirim tim medis kesana, menjaga agar dia tetap hidup. Kau menginginkan dia hidup-hidup, bukan??" kata Leo. Datar.
2 Petugas polisi dengan 2 anjing pelacak menuju ke arah bangunan tersebut di ikuti tim medis, mereka menemukan seorang pria tanpa baju yang berlumuran darah dan hampir kehilangan kesadaran, diikat dengan rantai besi di sebuah kursi kayu didalam bangunan kayu tersebut. Keadaan pria tersebut begitu mengenaskan dan kritis.
"detektif..detektif.. kau mungkin ingin melihat ini" teriak seorang petugas polisi.
Detektif Hernandez masuk ke bangunan tua tersebut, ia heran dan kaget begitu melihat kondisi keadaan penjahat yang ia cari selama bertahun-tahun.
'apa yang sudah Leo lakukan?? apakah ia menyiksa orang ini untuk mencari petunjuk keberadaan istrinya?? penyiksaan seperti ini hanya bisa dilakukan oleh seorang profesional!! ternyata Leo lebih berbahaya dari yang saya kira!!', pikir detektif Hernandez, yang di banjiri banyak pertanyaan di kepalanya.
"apakah dia masih hidup?" tanya detektif Hernandez.
"iya masih hidup pak" kata seorang petugas polisi.
"bagus.. lepaskan rantainya dan bawah dia, usahakan agar ia tetap hidup!" perintah detektif Hernandez.
Petugas polisi melakukan sesuai yang di instruksikan detektif Hernandez.
"banyak yang harus di jelaskan oleh penjahat ini, jadi jangan biarkan dia mati, segera antarkan dia ke rumah sakit sekarang juga" kata detektif Hernandez.
Petugas medis yang terdiri dari 2 orang dan 2 petugas polisi mengawal pria penculik tersebut menaiki helikopter dan langsung terbang menuju rumah sakit di kota Zamora.
Pria penculik itu sudah tidak berdaya lagi setelah lututnya hancur ditembak, jari-jarinya dipatahkan, giginya dicabut dan tangan kanannya ditusuk dengan belati sepanjang 15 cm hingga tembus. Ia kritis dan hampir kehilangan kesadaran, petugas medis berusaha semaksimal mungkin untuk membuat ia tetap hidup.
*****
Melihat Leo yang berdiri di jembatan seorang diri, detektif Hernandez berjalan mendekatinya, bersamaan dengan cahaya fajar pagi yang mulai menyingsing dari ufuk timur.
"kau baik-baik saja?" tanya detektif Hernandez.
"ia katakan semua jasad dari orang yang ia bunuh, ia buang disekitar sana menggunakan pemberat agar tidak timbul dan tidak bisa ditemukan" kata Leo, tanpa menjawab pertanyaan detektif Hernandez sembari menunjuk ke sisi selatan danau.
"dia mengatakan semua itu padamu?" tanya detektif Hernandez.
"ya.. dia juga mengatakan membuang tubuh istri saya disana" kata Leo.
"saya akan segera menyuruh tim untuk memeriksa area tersebut" kata detektif Hernandez, yang langsung bergerak mencari tim penyelam.
"detektif...." panggil Leo.
detektif Hernandez yang sudah berjalan cukup jauh dari Leo berhenti begitu mendengar namanya dipanggil.
"saya tidak akan pergi dari sini sampai tubuh istri saya ditemukan" kata Leo. Serius.
"baik pak Oliviera" kata detektif Hernandez, sembari menganggukan kepala dan berjalan pergi.