Seorang agen rahasia wanita yang memiliki kemampuan luar biasa harus mati di tangan musuhnya dengan cara licik. Karena sabotase mobil yang dilakukan oleh orang terdekatnya.
Jiwanya berpindah ke tubuh seorang gadis bertubuh ringkih yang sedang meregang nyawa akibat perbuatan saudaranya.
"Ckkk... Bukankah mobilku masuk jurang? Harusnya aku sudah mati. Lantas kenapa malah berada di tubuh gadis remaja lemah dan bodoh?"
"Aku tidak akan membiarkan ketidak adilan terjadi di depan mataku. Haruskah aku membalaskan dendamku dan pemilik tubuh ini?" Ucap Agen wanita itu di depan cermin toilet Rumah Sakit sambil menatap badan kurus dan tak terurus pemilik tubuh yang dia masuki.
Bagaimana kelanjutan cerita wanita yang terbiasa mengurus dan mengatasi masalah berat menjadi seorang gadis remaja yang selalu hidup dalam kesengsaraan.
Update setiap hari hanya di Noveltoon.
JANGAN MENABUNG BAB, SUPAYA CERITA INI BISA BERUMUR PANJANG.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cinta Pandangan Pertama
"Kenapa diam Chelsea? Sudah sadar kalau kamu kelepasan menunjukkan sifat asli kamu pada kedua orang tua yang menyayangi secara berlebihan." Ucap Alexa menyeringai menatap wajah terkejut Mama dan Papa kandungnya.
"Aku... Aku..." Chelsea tergagap tapi menatap penuh minat pria di samping Alexa. Seketika niat busuk langsung tergambar di otak kotornya.
"Sepertinya sudah sangat jelas Tuan Darius, saya hanya memberi tahu bukan untuk mendengar kalimat penolakan. Mulai hari ini Alexa adalah calon istri saya, perlakukan dia dengan baik selama masih tinggal di rumah ini hingga pernikahan kami dilaksanakan saat setelah ujian kelulusannya. Dan untuk pertunangan resminya tunggu kedatangan orang tua saya."
"Saat ini mereka masih berada di luar negeri, dan saya belum sempat mengabari rencana ini."
"Jangan nikahi Alexa, dia masih belum cukup umur. Saya akan bayar ganti rugi, tapi beri waktu paling tidak satu bulan lagi." Ucap Papa Darius menawar.
"Baiklah, tapi bayar 2x lipat harga mobil itu." Ucap Axton.
"Kenapa Anda seperti memeras saya Tuan. Malam ini, saya beri waktu hingga pukul 12 malam bayar 350 milyar. Maka Alexa tidak jadi saya nikahi." Tegasnya.
"Pa, untuk apa keluar uang banyak untuk putri tidak tahu diri sepertinya. Biarkan saja dia pergi dari sini. Itu jauh lebih baik." Ucap Mama Andini.
"Kalau begitu, biar saya saja yang menggantikan Kak Lexa. Mobil yang digunakan menabrak mobil Anda adalah punya saya, jadi sudah seharusnya saya yang bertanggung jawab untuk Anda nikahi." Ucap Chelsea.
"Benar juga, lebih baik Papa setujui jika Tuan Axton ini menikahi Chelsea. Dia lebih cocok, lebih cantik dan lebih berkelas."
"Tapi sayangnya saya tidak mau barang murahan yang sudah menjadi bekas banyak laki-laki. Seperti WC umum." Ucap sarkas Axton.
Chelsea dan Mama Andini merah padam mendengar ucapan pedas pria tampan di hadapannya saat ini.
"Jangan Anda kira, saya tidak menyelidiki lebih dulu silsilah dan riwayat keluarga kalian Tuan Darius."
"Chelsea Emilia adalah anak angkat keluarga Johnson yang sedang hamil di luar nikah dengan oknum guru di Sekolahnya. Dia juga open BO bagi siapa saja yang berani membayar mahal atau yang mau menuruti setiap kemauannya. Maaf saya terlalu mahal untuk putri murahan kalian, tapi jika Alexa dia tentu saja berbeda."
"Keputusan ada di tangan Anda Tuan Darius, tapi malam ini saya tetap akan membawa Alexa pergi makan malam." Ucap Axton kemudian berbalik dan pergi meninggalkan rumah keluarga Johnson dengan Alexa yang mengikutinya dari belakang. Jantung Alexa berdebar tidak karuan kala berada di samping Axton, pria yang menjadi cinta pertama Alana.
Ya, Axton adalah pria yang membuat jantung Alana berdebar kencang pertama kalinya 2 tahun yang lalu. Cinta pada pandangan pertama. Tapi saat ini, bukankah jantung ini milik Alexa? Kenapa Alana di tubuh Alexa merasakan hal yang sama saat melihat matanya. Sangat aneh, tapi tetap saja Alana bisa merasakan jantung Alexa.
"Kita mau makan di mana Abang?" Tanya Alexa hati-hati.
"Kemana saja yang kamu mau, dan kamu memanggil saya Abang? Kamu kira saya abang tukang bakso?" Protes Axton berwajah datar.
"Kemarin dipanggil Om tidak mau, sekarang dipanggil Abang juga protes. Kalau kakak itu terlalu tidak cocok. Umur kita selisih jauh."
"Kalau mas... Terlalu romantis seperti pasangan suami istri saja. Jadi apa dong maunya, aku panggil Tuan saja kalau begitu. Benar itu lebih cocok untukmu." Oceh Alexa yang berada di samping kemudi di mana Axton duduk.
"Saya bukan majikan kamu, dan saya juga belum terlalu tua jadi cari panggilan yang bagus."
"Kalau begitu, aku panggil Oppa saja meskipun wajahmu tidak cocok. Muka bule dipanggil Oppa lucu juga kan." Ucap Alexa senang.
"Hmm..." Meskipun tidak mengiyakan atau protes lagi, tapi Alexa tahu jika pria ini menyetujui panggilannya.
"Oppa stop, kita makan sate padang saja ya, sudah lama aku tidak memakannya." Ucap Alexa.
"Makan di pinggir jalan?" Tanya Axton merasa ragu, karena ini akan menjadi pengalaman pertama baginya.
"Kenapa Oppa tidak mau, tidak apa aku tetap turun di sini. Oppa boleh tunggu di mobil, boleh pulang. Terserah Oppa, aku tidak memaksa." Sahut Alexa.
"Baiklah, saya ikut turun. Tunggu saya cari parkiran yang aman."
Saat keduanya turun, banyak pasang mata yang menatap ke arah mereka. Tatapan takjub dan kagum, tapi lebih banyak tatapan terkejut.
"Bule nyasar kayaknya, yang satu ganteng banget dan terlihat dewasa. Yang satunya cantik tapi sedikit dekil dan tak terawat. Apa mungkin pasangan kekasih atau saudara. Tapi wajah mereka tidak mirip."
Bisikan-bisikan terdengar, tapi Alexa dan Axton abai. Tujuannya makan.
"Pak sate padangnya 50 tusuk 2 porsi ya. Lontongnya masing-masing 1 saja tapi di piring berbeda dengan sate. Trus minumnya jeruk hangat 2 gelas juga. Jangan pakai lama ya pak, saya sudah lapar sekali." Ucap Alexa pada pedagang sate.
"Makanmu banyak sekali, memangnya habis?" Tanya Axton tidak menyangka jika porsi makan Alexa sebanyak itu. Yang sebenarnya, Alexa asli pemilik tubuh jarang sekali makan enak makanya tubuhnya kurus. Jadi ketika ingatan masa lalu Alexa muncul di kepala Alana makanya mantan agen rahasia itu ingin memberikan gizi pada tubuh yang ditempatinya.
"Iya, saya sudah lama tidak makan enak. Biasanya saya hanya diberi makanan sisa, padahal saya yang memasak semua makanan mereka." Ucap Alexa sedikit membuat pengaduan.
"Kenapa selama ini kamu diam saja?" Tanya mulai Axton penasaran.
"Karena keberanian baru muncul setelah aku mati." Jawaban ambigu Alexa meninggalkan banyak pertanyaan bagu Axton.
Tapi saat, Axton ingin bertanya lagi pedagang sate sudah datang memberikan pesanan mereka. Wangi aroma sate padang sungguh menggugah selera. Apalagi bagi seorang Axton yang tidak pernah makan seperti ini.
"Dimakan Oppa, ini enak sekali. Aku sangat menyukainya. Lihat saja bahkan 50 tusuk akan terasa kurang jika mulut sudah mengunyah."
"Ngomong-ngomong ucapan Oppa tadi hanya bohongan kan? Lebih baik peras saja mereka Oppa, orang tua yang otaknya sedikit melintir. Dari pada duit habis buat anak orang, sedang anak sendiri terlantar mending dijadikan sebagai uang ganti rugi. Aku setuju sekali." Ucapan Alexa seperti tidak punya rasa sayang kepada orang tuanya.
"Apa kamu membenci kedua orang tuamu?" Tanya Axton menggali informasi.
"Bukan membenci, tapi kecewa terlalu berat. Aku ini yang lahir dari rahim Mama tapi serasa anak yang dipungut dari sampah. Sedangkan Chelsea yang hanya anak titipan diperlakukan bak ratu, meskipun ketahuan hamil di luar nikah masih saja mendapat banyak pembelaan."
"Oppa belum menjawab pertanyaanku tadi, apa yang Oppa katakan pada Papa Darius hanya bualan kan?" Tanya Alexa sekali lagi tanpa melihat Axton yang sejak tadi sibuk memperhatikan cara makan Alexa.
"Jika saya bilang, saya jatuh cinta pada pandangan pertama denganmu apa kamu akan percaya?" Ucap Axton tenang tapi penuh tekanan.
"Uhuk... Uhuk... Uhuk..." Saking terkejutnya membuat Alexa tersedak hingga dada terasa sakit. Apalagi, jantung Alexa bertalu-talu rasanya ingin meledak.
"Minum dulu, tidak perlu terburu-buru ketika makan." Ucap Axton.
Alexa pun melanjutkan makan, dia tidak akan mengulang pertanyaan dengan pertanyaan. Pria ini sungguh sangat berbahaya, lebih bahaya dari mafia.
Karena hanya dengan kata-kata, Axton bisa saja membunuh Alexa saat ini juga. Jantung Alexa sudah tidak aman, dia ingin cepat selesai makan dan pulang.
Sementara itu di sebuah negara yang jauh, pasangan suami istri paruh baya sedang tersenyum hangat pada tamu mereka hari ini.
"Jadi, kapan perjodohan ini dilaksanakan?"
"Tidak perlu terburu-buru, saya belum mengatakan apa pun pada putra saya. Dia orangnya keras, saya rasa perjodohan bukan sesuatu yang mudah untuk diterima olehnya. Saya tidak yakin dia mau." Ucap seorang wanita yang meskipun sudah berumur tetap terlihat cantik.
"Tinggal paksa saja, bukankah kalian orang tuanya yang harus dituruti."
"Saya setuju, saya sendiri yang akan memaksa dia menerima Glory Anastasia sebagai istri." Ucap pria tua yang kemungkinan adalah Papa.
"Tapi, Pa Axton sudah pernah menegaskan pada kita untuk tidak melakukan perjodohan apa pun dan dengan siapa pun. Mama hanya takut, dia semakin jauh dengan kita." Ucap Mama merasa gelisah.
aihhhh ko bisa kecolongan bodyguard ga ada Tah
aku suka..
semangat 😍😍😍
semangat terus nulisnya😍😍😍
musuh bebuyutan kan Thor
wah minta di kirim ke Amazon mereka