Dark Romance + adegan berdarah , para pembaca mohon bisa menyesuaikan usia.
“Jika kau ingin anakmu tetap hidup..”
“... Maka jadilah tawanan spesial kita berdua, sayang~”
Kamala Marchel tidak pernah menyangka dirinya diculik oleh kedua lelaki kembar yang mendapatkan sebutan Devil Twins. Dan kedua lelaki itu menginginkannya, disaat dirinya sudah memiliki dua anak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agnes Fetrika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TSMK : Musuh lain
“Pffttt.. Akhirnya anak tidak berguna itu menunjukkan jati dirinya, Mom pasti menyesal setelah membanggakan putra tidak bergunanya itu.”
“Tapi kita tidak bisa secepat itu merasa puas, kita harus melakukan sesuatu, Kak Fenyx”
“Kau tidak perlu khawatir, Felix semua sudah dipersiapkan dengan baik, bukan begitu Kak Fenyx ?? Aku bahkan sudah mengantongi identitas Kamala dan mengetahui keberadaannya saat ini.”
Lelaki bernama Fenyx itu menyeringai disana, menatap ke arah kedua adik kembarnya Felix dan Fredrix.
“Disaat kita berhasil memiliki wanita itu di tangan kita, saat itulah kita bisa menaklukan lelaki tidak berguna itu.” Ujar Fenyx dengan penuh nada amarah dan dendam karena selama ini, Oliver selalu membanggakan dirinya, sebagai adik tiri yang sempat di sayangi dan dimanja oleh ibunya, Oliver merasa sebagai anak kesayangan, dan bahkan Oliver menginginkan perusahaan dari Theo, karena merasa Theo adalah ayah kandungnya, sementara Fenyx, Felix, dan Fredrix hanyalah anak tiri bagi Theo.
“Aku heran, bagaimana bisa.. Anak tidak berguna itu lebih memilih wanita p*l*c** daripada istrinya sendiri.” Ujar Felix memandang foto dari Kamala, istri Oliver.
“Lelaki itu terlalu bodoh bukan ?? Jika aku menjadi dirinya, aku akan membawa wanita cantik itu di atas kasur setiap malam, menikmati wajah cantik, tubuh indahnya.” Ujar Fredrix menatap foto Kamala dengan tatapan penuh nafsu disana.
Mereka bertiga duduk di sebuah ruangan rahasia, Fenyx terlihat puas saat mendengar kabar dari anak buahnya mengenai Oliver yang disudah di usir secara tidak langsung oleh ibu mereka, tentu saja ini sebuah kebanggaan tersendiri bagi mereka, dan dengan senang hati mereka akan membuat hidup Oliver semakin terpuruk.
Fenyx menyeringai dengan licik disana, “Aku ingat pertama berjumpa secara langsung dengannya, wajahnya sangat cantik, bibirnya merah muda, rasanya aku ingin sekali mencium bibir indah itu.”
“Kau melewatkan kesempatan itu.” Ujar Fredrix dengan terkekeh geli.
“Tidak mungkin Kak Fenyx mendapatkan kesempatan itu, sudah pasti si anak tidak berguna itu, akan terus meninjau dan mengikuti wanitanya berada.” Celetuk Felix dengan nada tidak suka.
“Benar juga, dan lagi kini Kamala berada di tangan mereka.. Ah astaga, jika hanya menghadapi anak tidak berguna itu, maka akan sangat mudah meraih Kamala.” Lanjut Fredrix menanggapi perkataan Felix.
“Hmm~ Kita lihat saja, jika sampai wanita itu ada di tangan kita, maka kita akan sanggup menguasai semuanya.” Ujar Fenyx menyeringai licik dengan pikirannya yang penuh rencana licik.
...
“Bisakah kau menjauh dariku ?! Astaga, kakakmu saja sudah menjauh dariku, dan kini kau berada disini.”
“Sstt sayang, Kak Archer tidak menjauh darimu, dia hanya pergi bekerja, dan aku yang menjagamu disini, cantik~” Ujar Ardern tersenyum dengan tatapan menatap ke depan, tepatnya di mana Kamala sedang duduk sembari menyusui anak-anaknya.
Ya, Kamala tahu apa isi mesum lelaki di depannya, astaga.. Jika dia tidak menggendong kedua putranya, maka Kamala akan melemparkan bantal ke arah Ardern yang duduk di seberangnya sembari menatap ke arahnya.
“Menjaga, atau kau hanya ingin melihatku dengan kondisi seperti ini ?!”
“Hmm~ apa bedanya sayang.”
“Berhenti memanggilku sayang, itu menjijikan !!”
“Baby~”
“Hentikan, itu menjijikan !!”
“Honey~ jangan begitu, lihat kedua anakmu di tanganmu, nanti mereka akan terjatuh.”
“Terserah !!”
Kamala enggan menanggapi Ardern yang terus saja mengganggu dan mengusiknya. Dirinya memilih memandangi kedua putranya di gendongannya, yang sepertinya sudah cukup kenyang. Kamala melepaskan keduanya, dan kedua bayi mungilnya mulai menguap dengan bibir mungil mereka. Beberapa susu mengalir keluar dari mulut keduanya, Ardern tanpa berfikir panjang langsung berdiri meraih tissue dan mendekati Kamala.
“Apa yang kau-”
Ardern mengusap kedua mulut bayi itu dengan tissue secara perlahan. Tissue yang digunakan juga adalah tissue bayi yang lebih lembut, dan tidak akan melukai kulit bayi. Kamala menghentikan ucapannya saat melihat Ardern begitu lembut memperlakukan anak-anaknya.
“Astaga.. Lihatlah anak-anak ini, menurun karaktermu. Saat kau makan, kau berantakan, dan kedua anak-anakmu juga sama berantakan.” Ujar Ardern dengan sedikit menggerutu tetapi nadanya dibuat-buat, dan justru itu membuat Kamala memberikan tatapan datarnya.
“Jika aku tidak menggendong kedua putraku, maka aku sudah menarik rambutmu hingga rontok !!”
“Hmm~ iya.. Iya.. Sayang~”
Setelah selesai mengusap kedua mulut anak-anak itu, Kamala hanya sedikit tertegun. Karena kedua anak-anaknya tidak sekalipun menangis atau berteriak, saat menatap Ardern, sebaliknya mereka malah menatap Ardern dengan mata mungil mereka. Ardern sendiri terkekeh perlahan, dan merasa gemas dengan kedua anak-anaknya.
“Anak-anakmu sangat menggemaskan, seperti diriku.”
“Dasar percaya diri !! Ini anak-anakku, jelas mereka menuruni wajahku !!”
“Kau tidak menggemaskan, tetapi cantik dan anggun.”
“Dan apa kau pikir kau menggemaskan ?! Kau menjijikan.”
“Sayang~ jangan sesadis itu padaku.” Ujar Ardern dengan nada dibuat-buat justru membuat Kamala memberikan tatapan jijiknya, tapi Ardern malah tertawa menanggapinya.