Lyra hanyalah gadis biasa yang hidup pas-pasan. Namun takdir berkata lain ketika ia tiba-tiba terbangun di dunia baru dengan sebuah sistem ajaib!
Sistem itu memberinya misi harian, hadiah luar biasa, hingga kesempatan untuk mengubah hidupnya 180 derajat. Dari seorang pegawai rendahan yang sering dibully, Lyra kini perlahan membangun kerajaan bisnisnya sendiri dan menjadi salah satu wanita paling berpengaruh di dunia!
Namun perjalanan Lyra tak semudah yang ia bayangkan. Ia harus menghadapi musuh-musuh lama yang meremehkannya, rival bisnis yang licik, dan pria kaya yang ingin mengendalikan hidupnya.
Mampukah Lyra menunjukkan bahwa status dan kekuatan bukanlah hadiah, tapi hasil kerja keras dan keberanian?
Update setiap hari bisa satu episode atau dua episode
Ikuti perjalanan Lyra—dari gadis biasa, menjadi pewaris terkaya dan wanita yang ditakuti di dunia bisnis!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madya_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19. Bernyanyi surgawi
Pagi itu, Lyra bangun dengan semangat baru. Sinar matahari yang masuk dari celah tirai menyoroti wajahnya yang segar meski bekas luka di lengannya masih belum sepenuhnya pulih. Begitu membuka mata, suara familiar Zen terdengar di kepalanya.
(Ding! Selamat pagi, Lyra. Hadiah harianmu telah tiba. Kamu mendapatkan: 30% saham di perusahaan teknologi Innovatek Solutions dan 5 poin tambahan.)
Mata Lyra sedikit melebar. “Saham teknologi dalam negeri? Wah… ini pasti besar banget nilainya.”
(Benar, Lyra. Perusahaan ini bergerak di bidang AI, otomasi, dan robotika. Kamu sekarang pemegang saham terbesar ketiga.)
Lyra menghela napas pelan, senyumnya samar. “Sepertinya semakin banyak yang harus aku urus.”
(Poinmu sekarang 5. Mau dimasukkan ke mana?)
Lyra berpikir sebentar. “Masukin ke IQ. Aku butuh mikir jernih buat semua ini.”
(Ding! IQ meningkat. Sekarang IQ-mu 121+.)
...----------------...
Hari itu, Lyra memutuskan untuk keluar sebentar sendirian, tanpa Roy dan pengawal robot barunya yang masih melakukan sinkronisasi sistem. Ia menyetir mobilnya pelan, mencoba menikmati pagi.
Di pinggir jalan, pandangannya tertuju pada seorang bapak tua yang tak memiliki kaki, duduk di kursi roda, menjajakan tisu dengan senyum hangat. Tak jauh dari situ, ada seorang pemuda yang tak memiliki tangan, berusaha menjual gantungan kunci buatan sendiri dengan mulutnya.
Langkah Lyra terhenti. Ada sesuatu yang menusuk di dadanya.
“Zen… lihat mereka. Mereka bahkan dalam keadaan seperti ini masih berjuang,” bisiknya.
(Ya, Lyra. Ini… mengharukan.)
Lyra menghampiri mereka. “Pak, ini semua tisu saya beli, ya.” Ia mengeluarkan uang tunai dalam jumlah besar, membuat si bapak terkejut.
“Nak… ini terlalu banyak…”
“Tidak apa-apa, Pak. Saya juga ingin memberikan modal usaha untuk Bapak. Tolong gunakan uang ini untuk membuat usaha kecil yang bisa Bapak jalankan di rumah,” ucap Lyra dengan senyum tulus.
Pemuda difabel itu pun ia hampiri. “Mas, saya beli semua gantungan kuncinya. Dan ini, gunakan sebagai modal usaha. Buatlah sesuatu yang lebih besar. Kalian pantas mendapat kehidupan yang lebih layak.”
Air mata menetes di mata keduanya. “Terima kasih… semoga Tuhan balas kebaikanmu, Nona.”
(Ding! Karena perbuatan baikmu yang tulus, kamu mendapat keterampilan baru: Bernyanyi Surgawi.)
Lyra terbelalak. “Bernyanyi Surgawi?”
(Benar. Suaramu sekarang memiliki efek menenangkan hati, memberi rasa damai bagi siapa pun yang mendengarnya. Bahkan orang yang cemas atau marah bisa luluh mendengar nyanyianmu.)
“Wow… kedengarannya hebat.”
...----------------...
Sesampainya di villa, Lyra duduk di sofa dengan Pear di pangkuannya. “Zen, coba ya. Aku nyanyi sebentar.”
Suara Lyra mulai terdengar lembut, bening, seolah berasal dari malaikat itu sendiri. Pear mengeong pelan, lalu merebahkan kepala mungilnya di tangan Lyra, tampak tenang.
Suara Lyra mengalun indah, membuat suasana villa seakan dipenuhi cahaya hangat. Ia merekam sebentar, lalu mengunggahnya ke media sosial—hanya menampilkan setengah wajahnya.
Tak butuh waktu lama, notifikasi membanjiri ponselnya.
“Suara siapa ini? Kayak bidadari!”
“Walau cuma setengah wajah… dia cantik banget 😭”
“Beneran merinding dengernya…”
“Siapa pun kamu, please sering-sering nyanyi!”
Follower Lyra bertambah ribuan dalam hitungan menit.
...----------------...
Kunjungan ke Innovatek Solutions
Sore harinya, Lyra memutuskan untuk mengunjungi perusahaan Innovatek Solutions. Hari itu ia sengaja pergi tanpa pengawal, hanya ingin melihat suasana. Begitu masuk ke lobi, seorang resepsionis menatapnya dari atas ke bawah dengan tatapan meremehkan.
“Permisi, saya ingin bertemu direktur,” ucap Lyra sopan.
Resepsionis mendengus. “Maaf, pertemuan dengan direktur harus ada jadwal. Kalau bukan orang penting, harap tunggu di luar.”
Alis Lyra terangkat. Tatapannya dingin, tapi ia tetap tenang. “Oh begitu?”
Aura di sekitarnya perlahan berubah. Resepsionis yang tadinya meremehkan mulai merasa ada tekanan aneh, tapi masih mencoba tegar.
Tiba-tiba, pintu lift terbuka. Seorang pria paruh baya berjas rapi bergegas menghampiri.
“Nona Lyra! Maafkan saya tidak menyambut Anda lebih awal!” Direktur itu langsung menunduk hormat.
Ruangan itu mendadak hening. Semua mata tertuju pada mereka. Resepsionis yang tadi meremehkan langsung pucat pasi.
Lyra hanya tersenyum tipis. “Tidak apa-apa. Mari kita bicara.
Setelah selesai pertemuan singkat, Lyra mengemudi menuju lokasi pembangunan perusahaan skincare miliknya. Kali ini, tujuh pengawal robotnya mengikuti dari belakang dengan kendaraan masing-masing.
Begitu sampai, matanya berbinar melihat bangunan besar yang sudah hampir selesai. Beberapa pekerja sibuk memasang kaca, mengecat dinding, dan menata area luar.
“Besok… mungkin sudah bisa diresmikan,” gumamnya. Ada rasa bangga yang hangat di dadanya—rasa puas melihat kerja kerasnya mulai terwujud.
...----------------...
Namun kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Ponselnya berbunyi—media sosial gempar.
Akun resmi keluarga Kandiswara mengunggah sebuah postingan:
“Betapa sedihnya kami sebagai orang tua memiliki anak yang tidak berbakti. Kami besarkan dengan penuh kasih, tapi dia malah melupakan keluarga sendiri dan menghina orang tuanya…”
Komentar negatif pun membanjiri kolom:
“Kok bisa ya ada anak kayak gini?”
“Gila, orang tuanya aja dihina. Parah.”
“Beneran nggak tahu diri!”
Lyra menatap layar ponselnya, matanya meredup. Tangannya menggenggam erat. Aura di sekitarnya menjadi dingin.
“Jadi… mereka berani memanfaatkan namaku dengan cara ini?” suaranya pelan, tetapi mengandung amarah yang ditahan.
Zen ikut bicara dengan nada serius.
(Mereka mulai menyerangmu lewat opini publik. Ini bisa berbahaya kalau terus dibiarkan.)
Lyra tersenyum tipis, senyum yang sama sekali tidak hangat. “Baiklah… kalau begitu, mari kita buat permainan ini semakin menarik.”
Pear mengeong pelan di pelukannya, seolah ikut merasakan aura dingin tuannya yang mulai menunjukkan sisi kejamnya lagi.
(Ding update data diri
(Nama: Lyra Kandiswara
Umur: 19 tahun
Tinggi Badan: 161+ cm
Penampilan: 82+ (semakin cantik)
IQ: 121+ (normal)
Ruang belajar sistem
Keterampilan: Mengemudi, membaca, berbahasa Inggris, memasak, berenang, ketrampilan bernyanyi surgawi
Aset: Villa di Starlight, Villa di Pinggir Pantai, Restoran Luminare,Jalanan Kuliner, Hotel Mewah Imperial Grand, Mall Mewah Aurora Plaza, Gedung Perkantoran Imperial Tower, Rumah Sakit di Jakarta, 25% saham di perusahaan penerbangan Astra Wings, Saham 15% Haute Élégance, 15% saham di perusahaan kosmetik internasional L’Orvelle,30% saham di perusahaan teknologi Innovatek Solutions
Saldo: Rp.11.482.422.000.000)
Poin:0)
Jangan lupa like, subscribe dan komen agar author semangat update. Terima kasih🤗