"Kau mengundang suami sah mu untuk menyaksikan istrinya dinikahi pria lain? lelucon apa yang sedang kau buat?. Dirimu, tubuhmu, bagian terdalam mu, hanya milikku. Ariana Raj Wallace." (Caesar Castillo Grayson).
Hawaii, tempat indah yang menghantarkan Ariana pada kehidupan baru. Ia mengalami kejadian apes yang membuatnya mendadak jadi istri seorang pria asing bernama Caesar selama 21 hari.
Setelah semuanya selesai, Ariana pergi tanpa memikirkan bahwa dirinya masih seorang istri dari seorang Caesar. Seiring berjalannya waktu, keduanya dipertemukan kembali. namun status pernikahannya harus disembunyikan.
.
.
Penasaran?
SIMAK KISAH SELENGKAPNYA>>
Note: Dilarang mencomot karya orang/plagiasi, silahkan keluar dengan aman!.
HAPPY READING^^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 6
Diego yang tak bisa kembali pulang sebelum menemukan keberadaan Ariana, ia berdiri menatap pesisir pantai. Berpikir keras atas kejadian semuanya, ditambah Sofia dan anak itu. Ia mencintai Ariana penuh penantian dari kecil, tetapi ia mengakui kelalaiannya yang tergoda oleh Sofia hanya karena pancingan semata. "Sial! Darimana aku harus merubah dan memperbaikinya?."
"Ariana kita harus bicara."
Ditengah penantian menunggu informasi dari hacker kepercayaan, sudut mata Diego tertuju pada sekumpulan orang yang tengah siap melakukan pelayaran di laut. Pakaian yang digunakan sangat resmi, para pria bertubuh tinggi dan semampai. Diego teringat bahwa pernah melihat sebagian dari mereka di kediaman VVIP seorang Caesar, saat ia mencari Ariana malam itu.
Seolah terpanggil, Diego berlari kecil menghampiri salah satu dari mereka. Berharap menemukan petunjuk dari rasa curiganya. "Apa yang sedang kalian lakukan di sini?."
Salah satu pria menoleh, ia mengenali Diego saat bertamu di kediaman Caesar malam itu. "Pulau ini tempat training kami untuk mengikuti pelatihan taktis maritim sebagai agen milik negara bersama instruktur, namun kebetulan instruktur kami sedang ada urusan pribadi."
Diego mengerutkan kening. "Siapa instrukturnya?."
"Kita bertemu lagi..."
Lirih seseorang.
Diego mencari sumber suara, terlihat Luke berdiri tiba di sana. Luke memberi kode pada anak-anak pelatihan untuk segera melakukan pelayaran, sehingga di sana kini hanya ada Diego dan Luke.
"Apa kau masih mencari wanita itu?." Lirih Luke.
"Pertanyaan mu seolah tahu apa yang sedang ku lakukan, bagaimana aku tak curiga." Ujar Diego sinis.
Luke tertawa kecil mendengar itu. "Jika kau bisa menjaganya ia tak mungkin kabur dan pergi dari sisimu. Berhenti mencurigai kami, sebelum mendapat peringatan."
Diego tak langsung menjawab seolah mencerna ucapan Luke. "Dimana pimpinan kalian itu?."
Luke beralih menatap datar Diego. "Sedang melakukan pernikahan, dengan wanitanya yang kau curigai malam itu."
Selepas berucap, Luke berlalu tanpa berkata apa-apa lagi.
Di sana hanya berdiri Diego. Di pikirkan berulang kali pun tetap masih tak menemukan jawaban. Diego sangat yakin mendengar suara Ariana dari dalam kediaman Caesar, tetapi itu ternyata merupakan calon istri Caesar dan sekarang mereka sedang melangsungkan pernikahan.
Berarti memang bukan Ariana? Dalam logika Diego, tidak mungkin Ariana tiba-tiba menikah.
Diego yang frustasi memikirkan itu, menendang hamparan pasir sembarang arah hingga tak karuan. "Ariana muncullah, jangan membuatku gila! Apa yang sedang kau lakukan sekarang??."
...~...
Apartemen.
"Iya sampai nanti mama papa." Hangat Ariana dengan senyum cantiknya pada Jessica dan Gabriel.
"Tahan dirimu di malam pertama, jangan berlebihan." Lirih Jessica pada putranya sebelum pergi.
Ariana yang mendengar itu tersenyum kikuk, rasanya canggung sekali. Yang benar saja.
"Ya sudah kami pergi dulu." Lanjut Gabriel.
"Iya. Sampai nanti."
Jessica dan Gabriel pun berlalu meninggalkan apartemen putranya. Pintu apartemen ditutup kembali. Di sana kini hanya Caesar dan Ariana yang masih mengenakan pakaian pengantin.
Ariana yang sudah kehabisan tenaga dan energi, melayangkan tubuhnya pada sofa. Sandiwara yang panjang ini benar-benar melelahkan.
Caesar yang melihat itu menatapnya, tangannya melepas dasi dan beberapa kancing kemeja. "Setidaknya ganti dulu bajumu, baru rebahan."
"Hei pria asing!.." Sergah Ariana tiba-tiba.
"Berhenti menyebutku dengan sebutan konyol itu." Lirih Caesar datar karena tak menyukai panggilannya.
"Ya, maksudku Caesar.."
"Apa yang ingin kau katakan?."
Ariana merubah posisi, wajah cantik itu menatap intens pria di hadapannya. "Jika dipikir-pikir bantuanku lebih lebih banyak darimu. Kau hanya mengucapkan beberapa patah kata untuk mengelabuhi Diego lalu semuanya selesai.."
"Tapi aku? Harus menikah dulu, berpura-pura menjadi pasangan sungguhan di depan mama papa, lalu ini berlangsung selama 21 hari??." Protes Ariana yang merasa diperas.
"Belum sehari kau sudah menyesal jadi istriku?."
Ariana diam sejenak, disebut menyesal juga tidak, karena Caesar juga telah membantunya. "Maksudku, hanya saja....
"Aku tahu maksudmu. Tapi coba saja bayangkan jika aku membiarkan pria bernama Diego itu masuk untuk mengecekmu? Lebih berat mana?.." Sengaja Caesar.
"Cih.." Apa yang dikatakan Caesar itu sangat benar, Ariana tak mau berurusan lagi dengan Diego. Maka ini yang harus ia lakukan untuk membalas kebaikannya.
Pria tampan itu menatap wajah cemberut Ariana dengan seksama. Dari hari ini dan seterusnya ia akan terus melihat pemandangan raut wajah yang selalu ditunjukkan oleh wanita yang berstatus istrinya itu.
"Mari membuat kesepakatan.."
Ariana menoleh membalas sorot mata Caesar.
Terlihat pria itu mengeluarkan sesuatu dan menunjukkannya pada Ariana. Sebuah black card yang tentu sangat langka tidak diragukan lagi isinya.
Ariana mengerutkan kening, menatap benda itu dan Caesar bergantian.
"Aku tak mau kau merasa dirugikan. Statusmu kini istriku dan gunakanlah kartu ini selama yang kau mau." Serius Caesar. "Dengar, orang tuaku terutama mama akan sering mengunjungi apartemen ini untuk melihat kita. Kau yang akan sering bertemu dengan mereka selama aku bertugas di luar. Jadi, kau tahu tugasmu apa?."
"Kau membayarku?." Lirih Ariana.
"Lebih tepatnya karena kau kini istriku, maka dari itu aku melakukannya." Balas Caesar sembari mengalihkan pandangan, ia hanya teringat papanya Gabriel akan melakukan hal seperti itu jika mamanya sedang merasa capek.
Ariana bingung, ia harus bersikap bagaimana. Senang atau sedih? Setelah beberapa hari bersama Caesar, Ariana tahu bahwa pria itu bukan orang sembarangan bahkan mungkin benar apa kata Luke, ia sangat menakutkan dan Ariana membenarkan itu dengan melihat sosoknya dalam bertindak. Tapi apa ini? Apa ia ingin membuat Ariana nyaman selama bekerjasama dengannya?.
"Apa yang sedang kau pikirkan tentangku?." Sindir Caesar tajam.
"Tidak." Ariana segera mengalihkan pandangan.
"Tetap kau terima kartu ini." Ujar Caesar menyodorkan. "Selama di sini pasti kau juga butuh dana, dan ini bentuk dari kesepakatan kita."
Ariana menatap kartu itu, sepertinya berdebat dengannya juga akan memperpanjang masalah. "Baiklah."
"Gadis pintar.."
"Beli beberapa bajumu untuk digunakan selama di sini, aku tak tahu pakaian wanita yang disukai." Lanjut Caesar yang mengganti pakaian jasnya dengan setelan lain. Ia tampak bersiap-siap. "Tetap di sini, ada urusan yang harus ku selesaikan di luar."
Ariana terdiam mendapati itu, saat Caesar hendak pergi ia berdiri. "Tunggu!.."
Pria itu menoleh.
"Aku akan mematuhi kesepakatanmu barusan, tapi kau juga harus menyetujui kesepakatan ku." Ujar Ariana.
"Katakan.."
"Tidak ada kontak fisik diantara kita, pernikahan ini benar-benar sandiwara yang kita buat. Soal ciuman saat di altar pernikahan, aku akan melupakannya." Jelas Ariana.
Tidak ada reaksi dari Caesar matanya mengunci pandangan, ia hanya diam mendengar permintaan Ariana.
"Aku rasa kau setuju?." Lirih Ariana memastikan.
"Tenang saja, aku tidak mungkin menyentuh tubuh yang sudah dipakai berkali-kali oleh pria lain." Balas Caesar seraya balik badan untuk melangkah pergi.
Apa katanya???..
Dukkk!!
Langkah Caesar terhenti saat sebuah heels melayang mengenai punggungnya.
"Ulang sekali lagi perkataan mu! Apa kau bilang?? Tubuhku sudah dipakai berkali-kali oleh pria lain?." Ariana tak bisa mengontrol dirinya, ia meledak akan amarah. "Hei Caesar! Jaga cocot mu itu ya! Ciuman pertamaku saja baru kau yang mengambilnya tadi, dasar sialan!."
Mendengar itu pupil mata Caesar membesar, tubuhnya seolah memberi signal. Bukankah ini sangat tak terduga?.
Heels yang melayang Caesar ambil kembali, pria itu putar badan dan menoleh. Ia menatap Ariana yang begitu intens melemparkan tatapan tajam penuh kebencian.
Sudut bibirnya terangkat menyaksikan itu.
Ariana mengerutkan kening di sela amarahnya? Kenapa dia tersenyum?. "Apa?? Pergi saja sana!."
"Sayangnya... Ada hal yang berhasil membuatku tak jadi ingin pergi."
Tapi rindu kan.........
pasti ide dari caesar...wah mereka akan bertemu d sana