NovelToon NovelToon
Istriku, Guru Olahragaku

Istriku, Guru Olahragaku

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Nikahmuda / Cintamanis / Tamat
Popularitas:967.4k
Nilai: 4.8
Nama Author: Tria Sulistia

Tepat di hari pernikahan, Ayana baru mengetahui jika calon suaminya ternyata telah memiliki istri lain.

Dibantu oleh seorang pemuda asing, Ayana pun memutuskan untuk kabur dari pesta.

Namun, kaburnya Ayana bersama seorang pria membuat sang ayah salah paham dan akhirnya menikahkan Ayana dengan pria asing yang membantunya kabur.

Siapakah pria itu?

Sungguh Ayana sangat syok saat di hari pertama dia mengajar sebagai guru olahraga, pria yang berstatus menjadi suami berada di antara barisan murid didiknya.

Dan masih ada satu rahasia yang belum Ayana tahu dari sang suami. Rahasia apakah itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tria Sulistia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6. Ajak Suami Bu Aya

"Dor!"

Belum hilang keterkejutan Ayana saat mendengar permintaan Tedi, kini dia ditambah kaget dengan datangnya Dewi, guru matematika yang mengajar kelas 10. 

Dewi cengengesan setelah berhasil mengejutkan Ayana dan Tedi. Dia melirik dua rekan gurunya itu lalu bertanya, "Lagi pada apa ini? Kayanya asyik banget."

"Eh, Bu Dewi, panjang umur nih. Kita lagi ngobrolin pesta pernikahan Bu Dewi, eh orangnya malah dateng," kata Tedi.

"Oh begitu," Dewi manggut-manggut. "Kebetulan banget dong, aku juga mau kasih undangan pesta pernikahan aku. Pada dateng ya?"

Dewi mengeluarkan dua kartu undangan dari tas jinjing berbahan kulit ular. Kemudian dia berikan satu undangan untuk Ayana dan satu untuk Tedi.

Dari desain kartu undangan di tangannya, Ayana sudah dapat memastikan jika pesta pernikahan Dewi pasti akan berkonsep mewah. 

Ayana melirik sekilas penampilan Dewi yang lain dari guru biasanya. Bahkan detik itu juga, ketika Dewi masih berada di hadapan Ayana dan Tedi, dia tak sungkan untuk menempelkan bedak ke wajah serta menambahkan lipstik agar bibirnya semakin merah merona.

Memang dari dandanan Dewi saat ini saja, Ayana bisa menilai kalau rekannya itu sangat menyukai hal-hal yang berbau kemewahan nan mengutamakan keindahan.

"Jadi bagaimana, Bu Aya?" Tedi tiba-tiba bertanya sekaligus menghentikan perhatian Ayana yang sedang menilai Dewi.

"Oh hmm, bagaimana apanya ya Pak Tedi?" Ayana balik bertanya sambil tersenyum malu karena kedapatan sedang tidak fokus.

"Ya itu, ajak suami ke pestanya Bu Dewi."

Mendengar kata suami, menjadikan Dewi seketika menoleh pada Ayana dengan raut wajah tak percaya.

"Oh, jadi Bu Aya sudah punya suami? Bagus deh kalau gitu. Nanti sekalian ajak suami Bu Aya ya?" Dewi mencolek lengan Ayana gemas. "Awas lho kalau nggak diajak!"

Ayana tersenyum. Meskipun terlihat jelas kalau senyuman itu sangat dipaksakan.

"Iya nanti saya bicarakan sama suami," kata Ayana menelan saliva.

"Ya sudah kalau begitu, saya permisi dulu ya Pak Tedi, Bu Aya. Mari." Dewi menundukan kepala sekilas sebelum dia meneruskan langkah kakinya.

Sementara itu, Ayana menghela nafas panjang sambil memikirkan caranya membawa suami ke acara pernikahan Dewi.

Tidak mungkin kan aku mengajak Elang. Apa kata guru-guru lain nanti? keluh Ayana dalam hati.

*

*

*

 

Di waktu yang sama setelah pergi meninggalkan Ayana, Elang berjalan menelusuri koridor kelas. Dia malas untuk mengganti seragam olahraganya, sehingga dia pun membelokkan langkah kaki menuju kantin sekolah.

Tepat saat itu, Elang berpapasan dengan Abian. Pemuda bertubuh tinggi tegap itu sudah berganti seragam putih abu-abu.

"Ke kantin yuk," ajak Elang.

"Malas ah."

"Aku traktir."

Bibir Abian seketika melengkungkan senyuman. "Ayo."

Mereka berdua pun akhirnya berjalan beriringan menuju kantin. Begitu sampai, Abian dan Elang terdiam sesaat, memandangi kantin yang penuh oleh puluhan siswa.

Lantas Elang mengedarkan pandangan untuk mencari tempat duduk yang masih kosong dan dia langsung tersenyum setelah menangkap dua kursi kosong tepat di samping seorang murid bernama Farel.

Tampak Farel hanya melirik sekilas  Elang dan Abian saat dua sahabat beda kelas itu duduk di sampingnya.

Dengan memasang wajah lesu, Farel menunduk membaca sebuah buku yang diletakan di atas meja.

"Kenapa wajah kamu lemes begitu? Kaya otongnya Abian aja lemas," seloroh Elang yang duduk sambil mengangkat satu kaki ke atas kursi.

"Eh, sembarangan kamu kalau ngomong ya?" bentak Abian tak terima otongnya dikatakan lemes.

Elang hanya tertawa. Begitu juga dengan Abian yang meskipun marah tapi dia juga ikut tergelak.

Namun, tidak dengan Farel yang tetap diam dan hanya tersenyum kecut.

"Kamu kenapa sih, Rel?" Elang kembali bertanya seraya merangkul pundak Farel.

"Orang tua aku marah besar ketika mereka tahu nilai fisika aku anjlok dan sekarang mereka nggak kasih uang jajan," Farel bercerita dengan kepala tertunduk dan suara yang parau.

Sekilas Elang melirik ke arah meja, di mana hanya ada satu gelas teh manis. Lalu tangan Elang bergerak menutup paksa buku di hadapan Farel.

"Sudah. Belajar terus nanti yang ada otakmu meledak. Mending sekarang kita makan. Tenang, aku yang traktir."

Kemudian Elang bangkit berdiri, mengedarkan pandangan ke sekeliling dan berteriak, "Siapa yang mau jajan di kantin, ambil saja. Semuanya aku yang traktir."

Detik berikutnya, suasana kantin mendadak ricuh oleh suara gemuruh para murid yang kegirangan. Otomatis mereka memesan makanan sepuasnya.

Sedangkan Abian dan Farel terperangah menoleh tak percaya pada Elang.

Sama halnya dengan Ayana yang kebetulan berjalan melewati kantin dan melihat Elang dengan lantang mengatakan mentraktir semua murid.

Satu pertanyaan pun muncul di benak Ayana.

"Kalau Elang itu sebatang kara dan masih sekolah, lalu dari mana dia dapat penghasilan?" gumam Ayana menyipitkan mata curiga.

Namun, Ayana lebih memilih menyimpan pertanyaan itu untuk dibicarakan dengan Elang nanti setelah berada di rumah.

Sehingga Ayana hanya menggelengkan kepala dan melanjutkan berjalan.

"Kamu punya uang dari mana, Lang?" tanya Farel penasaran.

"Ada deh," Elang menjawab santai. Lalu menyeruput jus jeruk yang baru saja disajikan ke hadapannya.

"Oh ya, tadi kita diajar sama guru olahraga baru lho, Rel," Abian berkata penuh semangat dan juga senyum berkembang di bibir. 

Saat itu pun perhatian Farel teralihkan. Dia tak lagi menatap Elang penuh selidik tapi menoleh cepat ke arah Abian.

"Iya, aku juga dengar kalau ada guru baru di sekolah. Menurut kalian orangnya galak, nggak?" Farel bertanya sambil menatap Elang dan Abian.

Jujur Farel khawatir jika guru olahraga yang baru sifatnya galak dan menakutkan, sebab Farel mengakui bahwa dia payah dalam hal olahraga.

Abian menggelengkan kepala sebagai jawaban karena mulutnya penuh oleh batagor. Lalu setelah menelan, dia pun berkata, "Nggak galak kok. Cantik malah."

"Oh ya, jadi guru olahraga kita perempuan?"

"Iya. Mana cantik banget lagi. Body-nya, Bos. Beeuh. Kaya gitar spanyol tapi ototnya kenceng," kata Abian bersemangat membayangkan bentuk tubuh Ayana. "Aku sih pasti bakal makin semangat kalau gurunya seperti Bu Aya."

Abian berdecak kagum sampai geleng-geleng kepala saat teringat lekuk tubuh Ayana. 

Sepanjang pelajaran olahraga tadi  Abian memang gagal fokus dengan kecantikan Ayana. Bahkan dia tak begitu jelas memperhatikan penjelasan Ayana tentang teknik servis bola voli.

Setelan pakaian olahraga yang dipakai Ayana memang sangat pas di badan wanita itu. Sehingga dapat terlihat bentuk tubuh Ayana yang memang kencang nan berisi.

Di saat pikiran Abian sedang bertraveling membayangkan hal jorok tentang Ayana, dia tak sadar jika Elang memandangnya dengan sorot mata tajam menghunus.

"Hai, jangan berpikiran ngeres kamu, Bi! Bu Aya itu sudah punya suami," kata Elang yang meskipun terdengar kalem tapi raut wajah tak bisa berbohong.

Elang meneguk minuman untuk meredakan emosi yang bergejolak di hati. Sedangkan Abian malah terkekeh.

"Suka-suka aku lah. Lagipula suaminya Bu Aya kan nggak ada di sini." 

1
~Ni Inda~
Ini ayah kandung apa ayah tiri siy...kejam banget
Ntar nyesel loooo
Klw Elang anak konglomerat gmn...apa gak bakal minta tlg nyelametin usahanya yg lg sekarat?
Yakin?
Julia Juliawati
mampir
Ibrahim Efendi
😄😄😄
Ibrahim Efendi
yaaaaahhhh... pingsan lagiiiii....
Ibrahim Efendi
😜😄
ᄂ⃟ᙚₘₒₘરᵤyzz🤎𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ🍁🥑⃟❣️
Luar biasa
Cheng Nyo
👍
ᄂ⃟ᙚₘₒₘરᵤyzz🤎𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ🍁🥑⃟❣️
Luar biasa
echa purin
/Good//Good/
Qaisaa Nazarudin
Salah kalian juga,Ngapain nyuruh Hani yg ngurusin anak kalian..
Qaisaa Nazarudin
Malah keputusan kamu ini yg paling SALAH,Kalo mau Elang kembali jangan pernah kamu pisahkan dia dengan Ayana..
Qaisaa Nazarudin
Hadeeehhh 🤣🤣🤣
Qaisaa Nazarudin
Elang tiba2 jadi Oon bin Amnesia 🤣🤣🤣🤣😜😜
Qaisaa Nazarudin
Ngapain nanya Trisno, Sekarang kamu udah mendapatkan jawabannya..
Qaisaa Nazarudin
GILA..GAK MASUK AKAL..ANAK SEKECIL ITU,HAK SESUAI UMUR DAN OTAK KECILNYA HARUS DIPAKSA UTK HAL2 YG SEPERTI ITU..
Qaisaa Nazarudin
Kalo Farel mungkin aku percaya dia gak kenal siapa Elang,mungkin mereka baru kenal saat SMA,Lha Abian apa kabar?Apa Arif juga baru setahun dua jadi sekretaris tuan Bram?
Qaisaa Nazarudin
Itu mah singa bukan buaya..
Qaisaa Nazarudin
Gak mau di publikasi,Tapi potonya di pajang di ruangannya,Apa setiap orang yg masuk keruangannya Bram termasuk koleganya bisnisnya gak lihat poto itu? 🤣🤣🤣
Qaisaa Nazarudin
Heran deh padahal udah belasan tahun umur Bian dengan Elang,Masa ia dari kecil sampai gede Arif gak kenal sama Elang atau di kenalin Elang ke Bian??Biasanya anak assisten dengan anak majikan pasti saling kenal lah..
Qaisaa Nazarudin
Kalo Bian anak Arif,Yang di maksudkan Bian,Ayahnya selalu membanding2 kan Abian dengan anak majikannya itu berarti Elang kan? Apa bian gak tau kalo Arif ayahnya bekerja dengan daddynya Elang??🤔🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!