Sebuah pernikahan yang membawa petaka, hal ini lah yang di alami seorang gadis cantik yang bernama Athena.
Gaun pengantin yang berlumuran darah menjadi saksi atas hancurnya kehidupan Athena. Pria yang sangat di cintai nya dengan tega membatalkan sepihak pernikahan yang selama ini merupakan impiannya.
Tidak hanya itu, ia juga harus kehilangan sosok seorang ayah yang telah merawatnya sedari kecil.
Namun sebuah fakta yang mengejutkan mulai terungkap, sosok ibu yang selama ini telah meninggalkannya, ternyata telah membunuh kedua orang tua dari calon suaminya Delano.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisa Rmd, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6
Pukul 8 malam terlihat Athena telah selesai di dandani oleh beberapa orang petugas salon.
Dengan gaun hitam yang bertabur berlian menghiasi bagian dada membuat Athena terlihat cantik saat mengenakannya.
Delano yang sedari tadi menunggu begitu kagum ketika melihat Athena. Delano menyadari bahwa malam itu Athena begitu sangat cantik sehingga ia tidak mampu mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Yaampun... Kamu cantik banget Na...," ucap Delano tanpa sadar.
"Benarkah? Aku gugup sekali haha..,"
"Iya, kamu terlihat begitu sempurna malam ini...," seru Delano yang tidak bisa menyembunyikan kekagumannya kepada gadis yang akan menjadi partner nya malam ini.
"Ayo berangkat!" ajak Athena.
Sesampainya di lokasi pesta, Athena dan Lano memilih tempat duduk yang tidak begitu banyak orang.
Mereka menyantap makanan dan minuman yang di sajikan, sesekali Delano memergoki Athena kedapatan melihat ke arah pengantin.
"Kamu sedang melihat apa?" tanya Delano.
"Pengantin itu, dia terlihat sangat bahagia," jawab Athena sambil tersenyum.
"Nanti kamu juga akan merasakan di posisi itu," tukas Delano.
"Hmm... Ya tentu saja, dan mungkin aku akan menjadi orang yang paling bahagia saat momen itu tiba," ucap Athena sambil tersenyum manis ke arah Delano.
Mereka melanjutkan kembali menyantap makanan hingga tak bersisa.
Athena yang mulai sedikit bosan berjalan keluar untuk menghirup udara segar yang kemudian di ikuti oleh Delano dari belakang
"Pemandannya sangat indah ya...," seru Delano.
"Eh... Kamu mengikutiku?" tanya Athena yang baru saja sadar dengan kedatangan Delano.
"Ya... Aku mengikutimu, aku tidak mau kamu menggoda om-om yang ada di sini...," ucap Delano cengengesan.
"Hei... Aku bukan gadis yang seperti itu!" bantah Athena dan berjalan menjauhi Delano.
"Hahahah... Aku cuma becanda Athena...," teriak Delano agar Athena tidak salah paham.
Delano terus mengikuti gadis itu dari belakang, sementara Athena terus berjalan menjauh dari Delano.
Saat mengikuti Athena tanpa sadar mereka sudah berada di jalan buntu, hanya ada paviliun yang seperti tidak ada penghuni.
"Na, ayo kita balik." Delano menggenggam tangan Athena dan mengajaknya untuk segera keluar dari paviliun itu.
Sayup-sayup mulai terdengar suara seseorang yang sepertinya sedang bertengkar.
"Shuttt!" Delano menutup mulut Athena agar tidak menimbulkan suara yang membuat keberadaan mereka terdengar.
Mereka melihat dengan jelas bahwa pasangan yang saat ini bertengkar tidak lain adalah sepupu Delano yang baru saja menikah.
Athena begitu panik dan juga takut, ia bahkan tidak berani melihat ketika pria tersebut memukuli istrinya dengan kasar dan brutal.
Athena melihat darah mulai bercucuran di sekitar pelipis perempuan itu sehingga membuat Athena syok.
"Lano..." Athena menangis dan memeluk Lano.
Delano mencoba menenangkan gadis itu, membalas pelukannya dan meyakinkan Athena bahwa ia akan baik-baik saja.
"Kamu tunggu disini, oke?" Pinta Lano kepada Athena namun Athena mencegah Lano keluar dari persembunyian mereka.
Sejenak mereka mencoba mendengar apa yang di ributkan sepasang kekasih yang baru saja menikah itu.
"Gara-gara kamu, aku di buang oleh keluargaku! Mereka membenciku karena sudah menghamilimu, bukankah aku sudah mengatakan untuk menggugurkannya, kenapa kamu memaksaku menikah!!!" maki pengantin pria yang bernama Reno. Pria tersebut main tangan, menampar dan bahkan menendang Jessi istrinya.
"Ampun... Sakit Reno...," teriak Jessi histeris.
Reno tidak peduli istrinya kesakitan, ia terus memukuli dan bahkan menendang perut istrinya yang di ketahui sedang hamil.
"HENTIKAN!!!" teriak Lano yang seperti sudah hilang kesabaran.
"Lano...," panggil Jessi merasa senang dengan kehadiran Lano.
"Na... Bawa kak Jessi keluar dari sini...," pinta Delano kepada Athena.
Athena menuruti perintah Lano dan langsung membawa Jessi keluar dari tempat itu.
"Berani sekali kamu ikut campur!" kecam Reno yang bersiap untuk menghajar Delano.
"Hei kamu pikir aku takut!!!" cibir Lano dan membuang ludah ke wajah pria itu.
"Aku tidak menyangka bahwa kakakku mencintai pria bajingan seperti kamu!" ucap Lano sambil memegangi kerah pria yang membuat hidup kakaknya hancur.
"Hahahah...." Reno tertawa seolah meledek.
"Hei apa kamu tahu... Kakakmu yang bodoh itu yang membuat semua ini terjadi. Dia menyerahkan tubuhnya hanya karena aku bilang mencintainya... Dan kamu tahu, kakakmu bahkan sudah tidak perawan saat melakukannya denganku. Lalu dia meminta pertanggung jawaban dariku karena sudah menghamilinya! Mungkin saja itu bukan anakku...," jelas Reno sambil ketawa cekikikan.
Delano yang mendengarnya langsung menghajar Reno tanpa ampun, perasaannya kalut dan campur aduk.
"Ini karena sudah berani mendekati kakakku!" Satu pukulan mendarat di wajah Reno yang sudah babak belur.
"Ini karena sudah berani melecehkan kakakku!" Pukulan kedua lebih keras dari yang sebelumnya
"Ini karena sudah menghamili kakakku!" Pukulan ketiga berhasil membuat Reno hilang kesadaran.
"Ini karena sudah berani mengha...,"
Saat Delano hendak melayangkan tinjunya, seseorang datang menghentikannya.
"Lano stop!!!" teriak Athena histeris.
"Sudah!!! Kamu bisa membunuh pria sialan itu!!!" Athena menangis, ia berusaha menghentikan Lano yang sedang di liputi amarah.
"Kak Jessi...." Lano menatap wajah Athena dengan tatapan kosong.
Wajahnya begitu putus asa, dan terlihat juga bahwa Lano seperti sedang berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh.
"Lano... Sadar, hei..." Athena memukul pelan pipi Lano agar ia tidak kehilangan kesadaran.
"Kamu boleh menangis kalau kamu ingin... Hei Lano... Jangan buat aku takut..." Athena menangis dengan keras melihat Lano yang seperti itu.
Buat pertama kalinya gadis itu melihat Lano terpuruk seperti orang yang tidak berdaya.
Selama ini ia hanya melihat wajah Lano yang selalu menatap orang dengan tatapan yang dingin seolah tidak pernah peduli.
Athena membantu memapah tubuh Delano yang sudah tidak berdaya untuk keluar dari paviliun tersebut.
Karena kelelahan Athena mendudukkan Delano di kursi yang terdapat di taman.
"Kita istirahat sebentar ya...," ucap Athena yang juga ikut duduk di sebelah Delano.
"Na...," panggil Lano.
"Hmm...?"
"Rasanya sakit..,"
"Kamu di pukuli? Bagian mana yang sakit? Ayo kita obati," tanya Athena cemas.
"Bukan tubuh aku, tapi hati aku," jawab Lano, ia menangis ketika mengingat kakaknya yang sedang hamil di aniaya oleh suaminya sendiri.
"Kamu boleh menangis di depanku... Dan aku tidak akan membiarkan orang lain melihatmu menangis," ucap Athena mencoba meyakinkan Lano untuk mempercayainya.
"Aku yang mengenalkan Reno kepada kakakku, aku bahkan yang mendukung keras hubungan mereka saat keluargaku yang lain melarangnya," setelah mendengarnya Athena menyadari bahwa Delano menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang menimpa kakaknya.
"Hei ini bukan salahmu! Kamu tidak tahu bahwa pria itu bajingan! Dan semua ini terjadi karena perbuatan mereka sendiri! Mereka melakukan sesuatu yang seharusnya tidak mereka lakukan! Mereka terlibat pergaulan bebas karena kemauan mereka, bukan kamu! Jadi kamu tidak boleh menyalahkan diri kamu sendiri!" ucap Athena mencoba menyadarkan Lano agar tidak terlalu menyalahkan dirinya sendiri.