Citra Arinda gadis cantik, manis, ceria, dan juga cerdas menjadi bintang di sekolahnya, sekolah elit tempat para anak pengusaha menimba ilmu.
papa Arinda menjodohkan Arinda dengan anak teman nya namun ternyata sang calon suami berstatus duda, akankah Arinda menyetujui perjodohan itu???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kejutan
Setelah hampir satu jam Arinda tiba di kantor
" pagi Bu " sapa Luna
" pagi Lun "
Luna mengikuti Arinda ke ruangan nya
" apa aja kerjaan saya hari ini? " tanya Arinda
" hari ini cuma meeting di luar aja Bu, setalah jam makan siang free " ujar Luna
" kok bisa? Biasanya full " tanya Arinda
" sebagian pekerjaan ibu sudah di handle oleh pak Hendro Bu " ujar Luna
" oh... Papa ya, ya sudah persiapkan meeting nya kita berangkat 30 menit lagi " titah Arinda
" baik Bu " lalu Luna pergi mempersiapkan kebutuhan meeting
Arinda membuka laptopnya dan mengecek pekerjaan nya yang masih tertunda
" pantas aja papa ambil alih, kerjaan aku banyak yang over deadline " gumam nya tertawa kecil
setalah 30 menit Arinda pergi meeting di sebuah resto bintang 5
Arinda masuk dan mengikuti arahan pelayan hotel yang mengantarkan nya menuju meja yang sudah di reservasi
" silahkan Bu " ucap pelayan
" terimakasih " Arinda dan Luna masuk
Arinda terkejut saat melihat ada Doni disana
" kak Doni! " seru nya
Doni tersenyum " iya, kamu ga baca pesanku tadi pagi ya? " tanya Doni
" mmm... Iya aku belum sempat baca pesan " jawab Arinda
" ya sudah, silahkan duduk " ujar Doni
ternyata Doni adalah klien baru yang baru saja bekerja sama dengan perusahaan Arinda di proyek selanjutnya
meeting berjalan lancar hingga 2 jam, kini Arinda pamit pulang.
" makasih banyak jamuannya dan semoga kerja sama kita berjalan lancar " ucap Arinda
" iya.. Amiin " jawab Doni
" aku pulang dulu ya kak " pamit Arinda
" iya hati-hati ya "
" oke "
Arinda pergi bersama Luna
" Kaya nya tatapan anda beda sama Bu Arinda " kata asisten Doni
" dia itu teman kecil saya, cantik kan? " tanya Doni
" cantik pak, cocok untuk Anda " kata nya
" sayang dia sudah punya calon suami " kata Doni
" kan baru calon pak "
Doni menoleh ke asistennya " kamu suruh saya jadi pebinor? "
" hehe... Ga gitu pak, kalo belum ada janur kuning itu artinya masih milik bersama pak "
Doni tersenyum menatap kepergian Arinda, di dalam hatinya ada ketertarikan terhadap Arinda, andai saja ia bertemu Arinda lebih awal mungkin Ia akan menjadikan Arinda kekasihnya.
Satu Minggu kemudian
" Bu ada tamu yang ingin bertemu " ujar Luna melalui sambungan intercom
" siapa? "
" seorang pria Bu "
" iya siapa namanya? "
" ga tau Bu, ga mau sebutin namanya "
Arinda menghirup nafas berat " ya sudah suruh masuk aja " kata Arinda
Lalu Luna mempersilahkan tamunya masuk
" permisi " ucap tamu
Arinda menoleh ke sumber suara
" boo... " Arinda bangun dari kursinya dan menghampiri Marco
Arinda memeluk Marco erat
" kamu kok ga bilang pulang hari ini " ujar Arinda
" sengaja biar surprise "
" aku kangen " ucap Arinda manja
" aku juga "
Arinda terus bergelayut di lengan Marco
" duduk boo " ajak Arinda
lalu mereka duduk di sofa
" gimana di jepang? " tanya Arinda
" biasa aja, aku disana kan kerja jadi ga sempat buat healing " jawab Marco
" tapi aku punya sesuatu buat kamu "
" apa? "
lalu Marco merogoh sakunya dan mengambil sebuah kotak kecil
" apa ini? " tanya Arinda
" buka aja "
Arinda membuka oleh-oleh yang di beri Marco, tampak sebuah kalung cantik bertahta berlian
" waw... Ini cantik banget boo "
" cocok untuk wanita cantik seperti kamu " Kata Marco
" bisa Aja "
Lalu Marco memakaikan kalung tersebut, benar saja kalung itu sangat cocok untuk Arinda dan terlihat cantik.
Marco memandang wajah Arinda dengan senyum manisnya
" kamu benar-benar cantik sayang " ucap Marco membelai pipi Arinda
tiba-tiba ponsel Arinda berdering
Arinda dan Marco auto kompak menoleh ke layar ponsel
" kak Doni " tulisan di layar ponsel dengan menampakan foto profil seorang pria tampan
" bentar ya " ujar Arinda lalu menjawab telepon nya
Arinda menjauh dari Marco dan terlihat ngobrol serius dengan Doni, selesai bertelepon ria Arinda menghampiri Marco
" siapa? " tanya Marco
" itu klien baru, kebetulan dia mantan tetangga aku waktu kecil " jawab Arinda
" oh... Teman masa kecil " ujar Marco
" hemm " Arinda mengangguk
" boo... Makan siang yuk " ajak Arinda
" ayo, kemana? " tanya Marco
" mmm... di rumah kita aja gimana? "
" boleh... kaya nya udah ngebet mau balik jadi nyonya rumah lagi nih " ujar Marco
" cuma kangen aja, mau liat apa rumah itu masih Sama seperti dulu " kata Arinda
" kamu lihat aja sendiri " ujar Marco
Lalu mereka pergi menuju rumah yang dulu mereka tempati bersama dengan sebelumnya Marco meminta art nya untuk masak makan siang melalui telepon
mobil melaju menuju rumah mereka
tiba di rumah lama mereka Marco memboyong Arinda masuk
mata Arinda menatap sekeliling rumah itu, masih sama seperti dulu tanpa ada yang berubah sedikitpun termasuk para art nya
" siang tuan, nyonya " sapa art
" siang, apa makan siang yang saya minta sudah siap? " tanya Marco
" sudah tuan "
Lalu mereka masuk dan duduk dimeja makan
" aku ga nyangka semua nya masih sama persis seperti dulu " kata Arinda
" aku sengaja tak merubahnya sedikitpun agar aku tetap bisa merasakan kehadiran kamu disini " kata Marco
Mereka makan sambil sesekali ngobrol ringan.
Sementara di lain tempat Doni yang merasa penasaran dengan diri Arinda terus memikirkan Arinda, bagi Doni Arinda adalah sosok wanita mandiri namun lembut
Ia terus saja terbayang wajah dan senyum manis Arinda " sepertinya benar apa kata asisten ku, sebelum janur kuning aku masih punya kesempatan, setidaknya aku ungkapkan saja dulu masalah hasilnya kita lihat nanti " gumam Doni
Ia meraih ponselnya dan mengirimkan sebuah pesan kepada Arinda
" Arinda... Sejak awal ketemu kamu aku merasa ada yang beda di hatiku, apalagi kenangan masa kecil kita menambah torehan positif tantang kamu,apalagi sekarang setelah kita bekerja sama dan sering bertemu rasanya aku semakin yakin rasa kagum ku terhadap kamu begitu besar, bahkan sepertinya aku menyukai mu Arinda " isi pesan dari Doni
" aku tau kamu sudah punya kekasih, tapi bagiku sebelum ikrar ijab kabul terucap itu artinya aku masih punya kesempatan, Arinda izinkan aku mendekatimu " ucap nya lagi di chat
" aku mungkin terdengar kurang ajar, tapi aku hanya ingin kamu tau isi hatiku, meskipun seandainya kamu ga tau membalas perasaan ku setidaknya kamu tau aku suka kamu "
Pesan dari Doni masuk ke ponsel Arinda saat Arinda pergi ke dapur dan meninggalkan ponselnya di meja makan
Alhasil Marco lah yang membaca pesan-pesan Doni tersebut.