NovelToon NovelToon
Dibalik Tirani Pernikahan

Dibalik Tirani Pernikahan

Status: sedang berlangsung
Genre:Tukar Pasangan / Selingkuh / Balas Dendam
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Septi.sari

Rama dan Ayana dulunya adalah sahabat sejak kecil. Namun karena insiden kecelakaan yang menewaskan Kakaknya-Arsayd, membuat Rama pada saat itu memutuskan untuk membenci keluarga Ayana, karena kesalahpahaman.

Dalih membenci, rupanya Rama malah di jodohkan sang Ayah dengan Ayana sendiri.

Sering mendapat perlakuan buruk, bahkan tidak di akui, membuat Ayana harus menerima getirnya hidup, ketika sang buah hati lahir kedunia.

"Ibu... Dimana Ayah Zeva? Kenapa Zeva tidak pelnah beltemu Ayah?"

Zeva Arfana-bocah kecil berusia 3 tahun itu tidak pernah tahu siapa Ayah kandungnya sendiri. Bahkan, Rama selalu menunjukan sikap dinginya pada sang buah hati.

Ayana yang sudah lelah karena tahu suaminya secara terbuka menjalin hubungan dengan Mawar, justru memutuskan menerima tawaran Devan-untuk menjadi pacar sewaan Dokter tampan itu.

"Kamu berkhianat-aku juga bisa berkhianat, Mas! Jadi kita impas!"

Mampukah Ayana melewati prahara rumah tangganya? Atau dia dihadapkan pada pilihan sulit nantinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septi.sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 5

Rama tersentak. Wajahnya sampai menoleh, hingga kedua matanya terbuka lebar. Pertanyaan Mamah Anita kali ini sukses membuat jantungnya berpacu cepat, hingga bibir tipis itu hanya mampu terkatup.

"Maksut Mamah, apa?"

Mamah Anita juga ikut shock. Ia sampai bangkit, duduk di samping putranya untuk menepuk lengan Rama.

"Kok maksud Mamah? Kan sesuai rencana kita, Rama! Jika kamu berhasil menikah dengan Mewar, maka kamu secepatnya harus menceraikan Ayana! Bukanya itu juga salah satu syarat yang di ucapkan Papahmu?!" Jabar Bu Anita.

Rama terdiam kembali. Ia sampai melupakan salah satu syarat utama jika menikahi Mawar. Padahal, hari-hari lalu semangatnya menikahi Mawar menggebu-gebu. Tapi setelah melihat tangisan putranya dalam keadaan mendesak, entah mengapa ia ingin lebih lama lagi hidup menjadi orang tua Zeva.

Terdengar desahan dalam dari nafas Rama. Pria itu mendadak kalut, hingga meraup lambat wajahnya.

"Mah, tiba-tiba Rama haus. Kita bicarakan ini lain waktu saja. Lagian, nanti malam keluarga Mawar akan datang."

Bu Anita hanya mampu menganga melihat putranya melenggang pergi begitu saja. Sebagai Ibu, ia hanya takut jika Rama mulai terbuai dengan keluarga kecilnya itu.

'Nggak, Nggak! Itu pasti hanya pikiranku saja. Rama tidak akan mungkin mencintai Ayana, karen Mawar lah satu-satunya wanita yang di cintai Rama semenjak kuliah.'

*

*

Sementara di Paviliun, Bik Sumi baru saja selesai mengurut kaki Zeva akibat terkilir. Dengan telaten, Bik Sumi mengurut kaki gempal Zeva, hingga bocah kecil itu terlelap dalam dekapan Ayana.

"Sudah, Non... Ini didalam perbannya sudah Bibi kasih bobok biar hangat. Semoga saja Den Zeva cepat sembuh," kata Bik Sumi sambil mengelap sisa minyak di kaki Zeva.

Ayana mengangkat kepalanya sejenak, "Bik, terimakasih ya! Bibi adalah Ibu ke dua bagi Ayana. Mungkin jika bukan karena kebaikan Bibi dan Tuan Ibrahim, Ayana tidak akan betah tinggal di sini," ucapnya sendu.

Bik Sumi hanya mampu melipat kedua bibirnya. Ia tahu betul apa yang di rasakan Nona mudanya itu.

"Sudah, Non... Nggak usah di jadikan pikiran! Kan sejak dulu sifatnya Aden seperti itu. Ya... Bibi hanya bedoa, semoga saja Aden sadar, dan segera membatalkan pernikahannya dengan Non Mawar."

Ayana menggelengkan kepala lemah. Sebagai putri ajudannya Tuan Ibrahim, ia tahu betul sekuat apa hubungan suaminya dengan sosok wanita yang bernama Mawar itu. Terkadang, Ayana tidak ingin menyalahkan Rama, jika belum siap sepenuhnya dalam menjadi sosok kepala rumah tangga. Apalagi Ayah buat Zeva.

"Tidak, Non! Aden dan Nyonya sangat kejam! Dia rela melihat Non sengsara demi mendapat sebuah tanda tangan." Bik Sumi langsung menyela kalimat Ayana, saat Nona mudanya itu baru akan bersuara.

Ayana terlalu naif menjadi orang. Ia selalu menyalahkan dirinya sendiri atas ketidakadilan yang di perbuat oleh suami dan mertuanya. Dan hal itu yang membuat Bik Sumi merasa geram.

"Jika Ibu sudah pulih, Aya akan keluar dari rumah ini, Bik! Aya ingin memulai hidup dengan tenang, dan... Dan melupakan semuanya. Termasuk... Menganggap Mas Rama sebagai Ayahnya Zeva."

Bik Sumi ikut merasakan sesag yang luar biasa. Sorot mata tuanya kembali jatuh kearah bocah kecil itu. Bocah kecil yang tidak pernah merasakan kasih sayang dari Ayahnya. Padahal sejatinya Ayahnya berada didepan matanya sendiri.

"Bibi doakan... Semoga saja Den Zeva menjadi anak yang berbakti kelak. Dan... Jika memang takdir Non Aya bukan dengan Aden... Semoga saja Non Aya mendapat pendamping yang setia, tulus menyayangi Den Zeva juga." Apa yang keluar dari mulut Bik Sumi bukan cuma harapan semata. Namun sebuah doa yang selalu ia langitkan setiap malamnya, demi melihat Nonanya akan hidup bahagia kelak.

"Amiin, Bik... Terimakasih doanya," Ayana membalasnya dengan tersenyum hangat.

"Ya sudah, Bibi ke rumah utama dulu ya, Non," kata Bik Sumi sembari bangkit. Tak lama itu ia kembali bersuara, "Oh ya... Nanti Non Aya nggak usah ke rumah utama. Jagain saja Den Zeva. Takutnya nanti jatuh lagi."

Aya hanya mengangguk kecil. Ia tahu jika itu bukan alasan utama bagi larangan Bik Sumi. Lebih tepatnya, Bik Sumi tidak ingin melihat Aya menangis, sebab datangnya keluarga Mawar nanti.

*

*

Bik Sumi baru saja masuk, dan kembali menutup pintu. Tiba-tiba ia di kejutkan dengan suara parau Rama.

"Bik... Bibi tadi dari Paviliun?"

Bik Sumi sedikit terkejut. Lalu membalikan badan, sambil menjawab, "Eh, Den Rama. Iya Den, tadi Bibi habis nengokin Den Zeva. Kasian, kakinya terkilir sedikit agak bengkak."

Dan mumpung di tanyakan oleh Rama, jadi Bik Sumi kali ini memasang wajah semelas mungkin. Ia hanya berharap, sebesar apa kepedulian seorang Ayah terhadap putra kandungnya sendiri.

Wajah Rama berubah bias. Antara menahan perih, kecewa, dan terkejut, kini berhasil membuat Bik Sumi semakin ingin menceritakan betapa sedihnya menjadi Zeva.

"Sampai bengkak, Bik?" Ulang Rama. Sorot matanya menahan cemas yang tak dapat ia jabarkan.

Bik Sumi mengangguk. Namun setelah itu keningnya berkerut, "Aden sudah tahu?"

Dan barulah Rama mencoba menormalkan wajahnya, lalu berdehem kecil, "Ehem! Ng-nggak, Bik! Tadi saya hanya dengar suara putranya Ayanan nangis saja."

Mendengar kalimat 'Putranya Ayana' reflek saja membuat Bik Sumi kecewa dan mengurut dadanya lemah. Dan sepertinya, menjelaskan pun akan berbuah sia-sia, jika Rama saja sudah membentengi dirinya dengan tembok setinggi mungkin.

"Ya sudah, Den... Bibi mau ke dapur dulu. Jika Aden ingin melihat, datang saja ke Paviliun. Permisi," akhirnya Bik Sumi menyerah dan memilih pergi dari hadapan Putra Majikannya itu.

Rama hanya terdiam kaku didekat meja makan. Sorot matanya masih menatap kearah Paviliun dibalik dinding kaca didepan. Batinya kembali terdorong, namun lagi-lagi langkahnya terasa berat.

"Tolon... Kaki Zeva akit! Ibu... Tolonin Zeva."

Tangisan pecah Zeva bagaikan kaset rusak yang berputar tanpa jeda dalam kepalanya. Baru saja langkah kakinya menapak satu langkah kedepan, tetiba saja gawainya berdering.

Drttt!

Rama urungkan niatnya menuju Paviliun. Ia malah berjalan menuju teras depan, dan segera menerima panggilan telfon dari rekan bisnisnya.

"Oh baik Pak, terimakasih! Lusa saya akan mempersiapkan proposal untuk dikirimkan ke Perusahaan Anda. Baik, selamat sore." Rama menutup panggilan telfonnya.

Ia masih berdiri kaku di teras. Dan reflek saja kepalanya menoleh ke arah Paviliun kala mendengar suara orang membuka pintu.

Dan benar saja, itu suara yang di timbulkan oleh Ayana. Wanita cantik berambut sepinggang itu sedang keluar untuk mengambil sepeda Zeva yang tadi terjatuh.

Bak tersihir, Rama begitu lamat menatap gerak gerik istrinya. Tatapan keduanya sempat terkunci beberapa detik. Namun Ayana langsung saja memutus, dan masuk kembali.

Melihat dan mendengar tangisan Zeva bukan baru kali tadi. Tapi bagi Rama, hanya saat Zeva terjatuh tadi, seakan mampu menggerakan hatinya yang membeku. Ia masih menatap bangunan Paviliun di samping. Di balik bangunan itu, ada suara rintihan kesakitan dari mulut putranya. Namun, semua itu tidak cukup bagi Rama untuk mengakui Zeva sebagai darah dagingnya.

"Mas Rama, aku positif hamil. Lihat, ini." Dengan antusias Ayana menunjukan hasil tespack kepada suaminya. Bibir yang semula merekah indah, kini mendadak layu kala mendapati ekspresi kemarahan wajah Rama.

Dengan cepat, Rama menyambar tespack tersebut. Ia masih menatap garis merah dua yang tercetak jelas dalam benda kecil di tanganya. Wajah Rama benar-benar menahan geram, hingga rahangnya menggeretak kuat.

"Nggak! Itu pasti bukan anakku! Aku bahkan jarang menyentuhmu, Ayana! Itu pasti hanya akal-akalan kamu saja supaya tidak ingin aku ceraikan, kan?" Rama langsung saja melempar tespack tadi pada wajah Ayana.

Kalimat Rama bagaikan dentuman keras yang berhasil menghancurkan harapan Ayana dalam sekejab. Ia hanya terpaku kaku denga linangan air mata yang tak dapat ia tahan lagi. Begitu sakit dan perih.

Dan begitu Zeva lahir, Rama masih saja bersikukuh untuk melakukan tes DNA terhadap bayi mungil itu. Meskipun sempat mendapat tolakan dari sang Ayah-Tuan Ibrahim, namun dorongan dari Bu Anita lebih kuat. Hingga terjadilah tes DNA antara Rama dengan putranya sendiri.

Pada saat itu Tuan Ibrahim hanya mampu menguatkan Ayana perihal kegilaan putranya. Sebagai mertua sekaligus kakek, Tuan Ibrahim tidak akan membiarkan menantu serta cucunya menderita. Itulah sebabnya ia meminta Ayana untuk tetap bertahan meskipun terasa berat.

Tuan Ibrahim yakin, suatu saat cucunya lah yang akan menjadi penerus keluarga Jayantaka untuk memimpin Perusahaannya.

Rama hanya dapat terpaku di tempat, ketika pikirannya terbang jauh ke masa sulit yang Ayana jalani. Padahal, tes DNA juga menunjukan jika ia lah Ayah biologis dari putranya-Zeva.

Tak terasa, waktu sudah menunjukan pukul 19.15 wib.

Satu mobil mewah sudah berhenti di halaman luas Tuan Ibrahim. Satu keluarga itu turun dengan senyum lebar serta penampilan terbaiknya.

Sementara di Paviliun, Ayanya hanya mampu membeku dibalik tirai jendela kaca, kala ia menatap bagaimana cantiknya seorang Mawar Anderson. Aya juga melihat, bagaimana Bu Anita dengan antusias menyambut keluarga Mawar dengan hangatnya.

Masih di teras depan. Rama juga ikut tersenyum hangat saling bertukar sapa dengan kedua calon mertuanya. Namun, entah mengapa hatinya terasa berat. Seharusnya Rama bahagia dengan pertemuan yang sudah ia harapkan sejak dulu. Tapi lagi-lagi hati kecilnya menolak. Sejak tadi, sorot matanya menatap kearah Paviliun seakan tengah memastikan keadaan sang putra dibalik bangunan sederhana itu.

"Rama... Kamu baik-baik saja 'kan?" Mawar menyentuh lengan kekasihnya, bahkan sedikit memiringkan wajahnya tengah memastikan.

Rama tersadar, ia mencoba memaksakan senyum terbaiknya. Lalu ia tatap wajah Mawar sambil berkata, "Aku baik-baik saja, Maw! Ya sudah... Ayo kita masuk aja."

Mawar mengangguk, hingga tanganya berhasil di tarik Rama dengan begitu lembut untuk diajaknya masuk.

1
Daulat Pasaribu
jgn sampai kau buat kesalahan fatal rama,kasihan zeva
Daulat Pasaribu
aku sih gk mau si rama sama ayana pisah,klo bisa jgn sampai kesalahan si rama fatal
Daulat Pasaribu
pasti si milya yg curi.jgn sampai si rama bodoh kesekian kalinya.mau mauan ketipu sama ibunya
Rieya Yanie
mungkin sebaiknya ayana pergi saja dr pada km, zefa dan ibumu makan ati dan diinjak ijak tiap hari
Daulat Pasaribu
takutnya si rama ingkar janji besok,kasian si zeva uda senang
Septi.sari: palingan nanti juga lupa kak😭
total 1 replies
Dini Anggraini
Jangan mau ayana itu jebakan dari myla agar kamu masuk dan menuduhmu mencuri uangnya anita bunda author tolong jangan jahat2 sama ayana padahal pencuri sebenarnya myla sendiri dan di berikan Brandon kemarin. 🙏🙏😍😍😍
Septi.sari: si milya biang kerok🤧
total 1 replies
Dini Anggraini
Apa yang membunuh irsyad pacarnya myla ya bunda author dan pak susilo juga yang membunuh orang yang sama tapi kenapa hanya irsyad, Rama tidak di bunuh juga. Semoga segera terpecahkan misteri pembunuhan irsyad dan pak susilo tapi saat mawar sudah bahagia dan sukses setelah keluar dari rumah neraka itu bunda. Q tunggu penyesalan Rama, ibu anita dan myla karena telah melepaskan berlian demi batu kali dan mawar menantu kesayangannya gak bisa apa2 bisanya hanya menghabiskan uangnya Rama saja saya tidak sabar menunggu penyesalan keluarga itu bunda author. 🙏👍👍👍😍😍😍
Dini Anggraini: maaf kak komentar saya salah yang sukses ayana bukan mawar keenakan dong mawar sudah jadi pelakor hidup bahagia sama Rama. 🙏🙏🙏
total 3 replies
Dew666
💃💃💃💃💃
Daulat Pasaribu
lawan aja terus ayana,emang dia aja yg boleh selingkuh.klo bisa balas ayana kamu pun brarti dimata pria lain
Septi.sari: Ayana mah gas aja🤭
total 1 replies
Daulat Pasaribu
ntah kenapa aku curiga thor si arsyad,abangnya rama masih hidup.klo terbukti mamanya rama yg sengaja membunuh arsyad.apa gk nyesal si rama salah balas dendam sama ayana
Septi.sari: biar nyesel aja kak🤭
total 1 replies
Daulat Pasaribu
apa gk menyesal seumur hidup sirama klo tau abangnya dibunuh sama mamanya sendiri.salah balas dendam ama ayana.
Septi.sari: ntar ada plot twistnya kak🤭
total 1 replies
Daulat Pasaribu
giliran si ayana uda mau nyerah sok sok an si rama merasa korban
Septi.sari: playing victim banget🤭
total 1 replies
Daulat Pasaribu
mau nya papa ibrahim nikah lagi biar tau si anita rasanya dipoligami
Rieya Yanie
bu Anita jahat banget klo g mau sama ayana minimal kan sayang sama zeva
Septi.sari: ini cucu aja ngga di akuin lo kak🤧
total 1 replies
Dew666
🔥🔥🔥🔥🔥
Daulat Pasaribu
kok aku nebaknya malah mamanya si rama ya.ibu tiri rupanya ku kira ibu kandung
Septi.sari: iya kak, ibu tirinya Arsyad.
total 1 replies
Siti Koyah
ini mh kaya nya ulh si anita mak tere
Septi.sari: biar anaknya lebih unggul kak🤭
total 2 replies
Daulat Pasaribu
gk sabar sih liat penyesalan si rama
Septi.sari: nanti kita liat sama2 kak🤭
total 1 replies
Dew666
👄❤️‍🩹
Daulat Pasaribu
klo uda di tinggal baru nyahok kamu rama
Septi.sari: iya kak nangis deh🤧
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!