Pernikahan paksa yang sama sekali tidak diinginkan oleh Rakha, membuat pria berusia 27th itu membalas kekesalannya pada Elvira sang istri.
Rakha mengira jika wanita 20th itu sengaja mendekati Neneknya hingga berhasil menikah dengannya hanya untuk mengincar harta mereka.
Namun dibalik itu semua, tersimpan rahasia besar di masa lalu yang memaksa Elvira harus melakukan berbagai cara untuk bisa menikah dengan pria yang dianggapnya baj1ngan itu.
Lalu apa rahasia masa lalu itu, dan bagaimana Rakha dan Elvira menjalani pernikahan yang diawali dengan keterpaksaan dan kebencian?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor Hidayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengungkap Rahasia
"Sekarang aku harus kemana, kerumah atau ke rumah sakit?" batin Rakha, merasa bingung apakah harus ke rumah menemui Elvira terlebih dahulu atau ke Rumah sakit menjenguk Nenek.
"Tapi mungkinkah setelah kejadian semalam Elvira mau pulang ke rumah?" Memikirkan ketidak mungkinan itu, Rakha memilih pergi ke Rumah sakit, sambil berharap Elvira juga ada disana. Tapi begitu sampai rumah sakit, jangankan Elvira, bahkan Nenek pun sudah tidak ada disana.
"Ini tidak mungkin, Nenekku baru dirawat semalam tidak mungkin sekarang sudah pulang!" teriak Rakha pada petugas yang berjaga. Tapi petugas menunjukkan data jika pasien bernama Nyonya Ida Rosita Paundra telah keluar dari rumah sakit sekitar lima belas menit lalu.
Melihat bukti itu, Rakha tidak bisa lagi berdebat. Dia meninggalkan Rumah sakit dengan perasaan gundah memikirkan Elvira pasti sudah menceritakan perbuatannya pada Nenek.
Rakha kembali mencoba menghubungi Rendi, berharap kali ini telponnya di angkat, tapi Rakha kembali menerima kekecewaan karena Rendi tidak juga mau mengangkat ponselnya.
"Rendi, gue pecat juga loe!" teriaknya, memukul stir mobilnya.
Setelah menenangkan diri beberapa menit dan menarik nafas dalam-dalam, dengan rasa takut akan dimarahi Nenek Rakha tetap memutuskan untuk pulang ke rumah Nenek. Rakha ingin melihat keadaan Nenek, sekaligus meminta maaf karena semalam tidak pulang menghadiri acara yang nenek buat untuk merayakan satu tahun pernikahannya. Rakha benar-benar tidak menduga jika kenekatannya untuk tidak pulang menghadiri Aniversarynya sendiri, mengakibatkan Nenek masuk rumah sakit.
Sesampainya di rumah Rakha langsung masuk menuju kamar, tapi Rendi yang melihatnya langsung berlari menghentikan Rakha sebelum dia berhasil membuka pintu.
"Tuan Rakha," ucap Rendi mencegah tangan Rakha yang sudah memegang gagang pintu.
"Berrrani sekali kau menghentikan ku!" tegas Rakha, menyingkirkan tangan Rendi dari tangannya. Kemudian Rakha kembali mencoba membuka pintu, tapi lagi-lagi, Rendi menghentikannya.
"Tuan..."
"Apa kau ingin dipecat!?"
"M-maafkan saya Tuan, tapi yang bisa memecat saya hanya Nyonya besar, dan Nyonya besar memerintahkan saya untuk mencegah Tuan Rakha masuk ke kamar Nyonya Besar."
Mendengar itu Rakha langsung menonjok wajah Rendi hingga Rendi terdorong beberapa langkah ke belakang. Setelah itu, Rakha masuk tanpa bisa di hentikan oleh Rendi yang hanya bisa ikut masuk ke dalam di belakangnya.
"Nyonya maafkan saya, saya gagal menghentikan Tuan Rakha."
Nenek yang setengah terbaring di ranjang, memberi isyarat pada Rendi untuk keluar dari kamar. Kemudian menatap sinis Rakha yang terlihat menatapnya dengan rasa takut.
"Untuk apa kamu pulang?"
"Nenek..." lirih Rakha, melangkah mendekati ranjang, tapi Nenek langsung menghentikannya.
"Tetap berdiri disitu!" tegas Nenek.
"Nenek, aku benar-benar meminta maaf."
"Meminta maaf untuk apa, untuk kesalahan mu yang tidak pulang, atau untuk kepergian Elvira?"
Mendengar itu, Rakha begitu terkejut. Dia langsung berlutut di tepi ranjang dan meminta penjelasan dengan apa yang baru saja Nenek katakan.
"Apa yang baru Nenek katakan, Elvira pergi?" Rakha mencoba meraih tangan Nenek, tapi Nenek langsung menepis nya dengan kasar.
"Lalu apa yang kamu harapkan, setelah semua yang sudah kamu lakukan pada Elvira, kamu masih berharap Elvira tetap bersamamu!?"
"Nenek... aku benar-benar tidak..."
"Bagaimana Elvira tidak kecewa dan tidak pergi jika aniversary kalian saja kamu tidak pulang," ucap Nenek, menunduk sedih.
Perkataan Nenek yang memotong ucapannya, serta alasan yang Nenek sampaikan tentang kepergian Elvira, membuat Rakha terhenyak beberapa saat.
"Jadi Elvira tidak mengatakan yang sebenarnya pada Nenek?" batin Rakha, tak menyangka Elvira akan menutupi apa yang sudah dilakukannya semalam.
"Dia sudah begitu banyak berkorban dengan meninggalkan keluarganya dan melayani kita dengan sangat baik. Dan itu membuat Nenek sangat merasa bersalah karena dia sudah mengorbankan masa mudanya dan menikah dengan pria seperti mu!"
Mendengar itu, Rakha memejamkan mata, menyadari jika dia memang lah pria breng-$eg yang tak bertanggungjawab.
"Nenek, maafkan aku, tapi bukankah dia yang memaksa Nenek untuk membuat dia menikah dengan ku?" tanya Rakha, penasaran.
"Memaksa apa, Nenek lah yang memaksanya agar dia mau menikah dengan mu, memangnya kamu pikir kamu siapa sampai wanita sebaik Elvira mau menikah dengan mu dengan suka rela?"
Mendengar apa yang Nenek katakan Rakha masih tak mengerti, kebaikan apa yang Nenek bicarakan. padahal awal pernikahan, Elvira juga selalu menentang dan mengabaikannya. Memang tidak dipungkiri beberapa bulan ini Elvira bersikap lembut dan melakukan tanggungjawabnya sebagai seorang istri dengan sangat baik. Tapi Rakha pikir itu hanyalah trik nya saja untuk tetap menjadi istrinya.
"Sekarang apa yang kamu pikirkan?"
Pertanyaan Nenek mengagetkan Rakha yang masih memikirkan tentang Elvira.
"Kamu masih tidak mengerti apa yang Nenek katakan?"
"Nenek, jika apa yang Nenek katakan benar, kenapa Nenek memaksaku menikah dengannya, apalagi Nenek tahu, dia sudah memiliki anak tanpa menikah."
"Rakha! anak itu bukan anaknya!"
Mendengar itu, Rakha terkejut bukan main. Kecurigaan tentang bercak merah itu ternyata benar darah peraw4n Elvira. Tapi disisi lain Rakha sangat menyesal karena telah merenggut kesucian Elvira dengan begitu kasarnya.
"Sekalipun jika Elvira memiliki anak tanpa menikah, kamu juga tidak lebih baik darinya!"
Rakha menundukkan kepala, merenungi apa yang Nenek katakan. Yang dikatakan Nenek memang benar, bagaimana bisa dia berpikir menikah dengan wanita suci yang belum pernah di sentuh oleh lelaki, sementara dirinya berganti dari wanita satu ke wanita lainnya.
"Lima tahun lalu apa kamu pernah berhubungan dengan wanita ini?" tanya Nenek sambil meletakkan foto wanita yang dimaksud ke depan Rakha.
Rakha mengambil foto itu dan menatapnya dengan seksama. Wajahnya terlihat tidak asing tapi jika harus mengingat siapa wanita itu, apalagi wanita di lima tahun lalu, Rakha tidak bisa mengingatnya.
"Bagaimana mungkin aku mengingat semua wanita yang sudah pernah tidur dengan ku, apalagi kejadiannya sudah sangat lama." batin Rakha yang tak dapat mengingat siapa wanita itu.
"Biar Nenek ingatkan, dia adalah Erlin, salah satu wanita yang pernah kamu tiduri sekitar lima tahun lalu. Dia hamil dan melahirkan anakmu!"
Mendengar itu Rakha masih tak mengerti, jika wanita itu hamil, kenapa dia tidak pernah datang memberitahu, dan apa pula hubungannya dengannya dengan Elvira?.
"Anak yang selama ini kamu kira anak Elvira, dia adalah anakmu sendiri bersama Erlin, kakak Elvira."
Lagi-lagi Rakha dibuat terkejut dengan kenyataan yang Nenek katakan. Bahkan hampir tak bisa dipercayai olehnya.
"Bagaimana mungkin?" batinnya.
"Kamu akan menyesal Rakha, pertama kamu sudah membuat Erlin melahirkan anak tanpa seorang Ayah, kedua kamu membenci Elvira karena mengira dia sudah memaksamu menikah dengannya. Padahal yang sebenarnya adalah dia mau menikah denganmu karena ingin memperjuangkan hak anakmu setelah Nenek membujuknya. Dan ketiga, kamu akan kehilangan kami semua. Anak mu, Elvira dan juga aku, Nenekmu."
Membayangkan itu semua, Rakha menjadi sangat takut. "Kenapa Nenek berkata seperti itu?"
Bersambung...
Alur ceritanya bagus dan konfliknya tidak begitu terlalu rumit...
pemilihan kosakata sangat baik dan mudah untuk dipahami...
terimakasih buat kk othor,
semoga sukses ❤️
ini udah happy nanti yg pernah di masukin PD datang minta pertanggungjawaban
lanjut thor makin penasaran
lanjut thor jangan kelamaan
lanjut thor penasaran nih
lanjut thor semangat
menunggu konflik selanjutnya masih hangat" kuku bukan panas membara jadi masih so so only