VRAMUS yang tidak sengaja bisa naik daun. Tapi ketika sudah sampai di puncaknya. Mereka tidak benar-benar menginginkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tempat untuk Tumbuh
Di belahan wilayah yang lain.
Seorang pemuda yang tinggi dan tampan bernama Ruben sedang bergelut dengan dirinya sendiri.
Ruben saat ini masih tinggal bersama ayah dan dua adik perempuannya. Ibu Ruben sudah meninggal ketika ia baru berusia tujuh tahun dan ketika adik perempuannya yang kembar masih balita.
Ruben sekarang berusia sembilan belas tahun dan dia sudah putus sekolah sejak dari bangku sekolah lima tahun yang lalu.
Ruben tinggal di kota yang ada pantainya. Sudah lebih dari dua tahun ini ia bekerja sebagai pembuat papan selancar.
Selain itu ia juga mengajar surfing kepada anak-anak dan pemula.
Bisa dikatakan Ruben sudah mapan hidup nya jika sekedar untuk mencukupi kebutuhan makan untuk diri sendiri. Ruben sudah mandiri dan tidak bergantung lagi kepada ayahnya yang masih berkewajiban menghidupi kedua adiknya yang masih harus sekolah.
Ayah Ruben bekerja sebagai seorang supir. Ia sehari-hari melakukan perjalanan antar kota untuk mengantarkan ikan-ikan.
Ruben punya hubungan yang dingin dengan ayahnya. Ruben dengan sang ayah sangat jarang berbicara meski masih tinggal satu rumah.
Sepeninggal ibu Ruben. Rumah itu menjadi pendiam. Terutama ayah Ruben yang kerap menghabiskan waktunya di rumah dengan minum-minum.
Ruben sendiri masih punya mimpi yang lain. Satu hal lagi yang digemari nya selain pantai dan selancar adalah musik dan puisi.
Di kota bernama Nearsea itu. Ada sebuah toko kaset dan CD yang lumayan besar. Dulu Ruben pernah bekerja di sana untuk waktu yang cukup lama setelah keluar dari sekolah. Ruben sudah kenal baik dengan pemilik toko musik itu. Namanya Paul.
Ruben tidak hanya akrab dengan tuan Paul. Tapi Ruben juga akrab dengan semua jenis musik dan lagu-lagu yang diputar di toko kaset dan CD itu.
Bahkan dengan hanya mendengar intro lagunya saja Ruben sudah bisa menebak seperti apa gambar sampul di album lagu tersebut.
Berangkat dari situlah Ruben mulai tertarik dengan musik dan mencoba untuk memainkannya.
Ruben memulai nya dengan meminjam sebuah gitar akustik. Kemudian karena Ruben punya banyak teman ia meminta orang-orang di kota itu untuk mengajarinya bermain gitar.
Pemuda yang bisa bermain surfing dan bisa bermain gitar sambil bernyanyi. Wanita mana yang tidak tertarik untuk jatuh cinta kepada Ruben?
Apalagi Ruben suka memakai kemeja pantai tanpa memasang kancing baju nya. Terlihat jelas dada dan perut Ruben yang kencang dan berbentuk.
Ruben punya banyak teman wanita. Bahkan teman adik-adik Ruben juga banyak yang dipacarinya.
Pada suatu hari Ruben berkunjung ke toko Paul yang masih selalu ramai pengunjung.
"Oh nak kenapa kau masih disini?",
"Belum lah bosan kamu bermain-main dengan papan kayu dan ombak?",
"Ruben, pergilah ke kota besar sana",
Itu adalah Paul.
Pemilik record store itu yang pertama kali menyadari bakat dari seorang Ruben.
Bakat anak yang kulit nya sudah coklat karena setiap hari berjemur di pantai itu bukan lah sebagai pemain surfing atau pun pengerajin kayu untuk papan selancar.
Bakat Ruben juga bukan untuk bermain gitar karena skill nya yang biasa-biasa saja. Tapi menurut Paul bakat unik Ruben itu adalah di suaranya ketika sedang bernyanyi.
"Mungkin lain waktu tuan Paul",
"Jangan buang-buang kesempatan nak",
Hari itu Ruben membeli majalah musik kesukaan nya. Dulu waktu masih bekerja di sana Ruben tidak perlu membeli untuk bisa membacanya. Ia hanya perlu menunggu datangnya majalah musik edisi yang terbaru untuk bisa membaca majalah musik edisi yang sebelumnya.
"MUSIC MAGAZINE",
Majalah yang dibeli Ruben hari ini meng highlight sebuah tempat yang sekarang sedang digandrungi oleh anak-anak muda. Terutama mereka band-band baru yang berambisi untuk menjadi artis besar.
Tempat itu berada di Angel City.
Nama tempat itu adalah Show Bar.