Terlahir dengan sekujur tubuh bertato seperti sisik ular. Seorang Anak dari sepasang pendekar terkenal di dunia persilatan. Yao Chan Mengemban takdir langit, yang menghantarkannya pada pertarungan hidup dan mati untuk mendamaikan Kekacauan di tiga dunia.
Kemunculan Pusaka-pusaka Iblis dari Dunia Moxian membuat Dunia Persilatan Kekaisaran Wu menjadi Kacau balau karena kemunculan tokoh aliran hitam dengan kekuatan yang menakjubkan yang didapat dari Pusaka Iblis tersebut. Bahkan Dua dunia lain, mengalami kekacauan serupa.
Mampukah Yao Chan menjalankan tugas langit itu? ataukah akan mengalami hal yang sama dengan pendahulunya yang tewas karena bertarung dengan Lawan mereka yang kuat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auraga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
035: Putera Walikota Xinan
"Apa!...Putera Saudara Zhi..?" Lao Qin kembali menatap lekat Yao Chan. "Ya..ya.. ketampanan mu tidak berbeda dengan ayahmu. Tapi seharusnya dirimu masih belasan tahun bukan? boleh aku memanggilmu Chan'er?"
"Tentu saja boleh Kakek Qin.. Aku memang masih belasan tahun." Jawab Yao Chan tersenyum tipis.
"Baiklah tunggu sebentar lagi, pelayan akan menghantarkan hidangan terbaik untuk kalian berdua. Dan ini ambillah, untuk bekal dijalan, Oh ya kemana tujuanmu sekarang Chan'er." Lao Qin mengembalikan koin emas yang diterimanya.
Lao Qin segera memanggil seorang pelayan untuk menghidangkan menu terbaik yang ada di rumah makannya.
Yao Chan tersenyum lalu mengambil koin tersebut. Bukannya ia kekurangan bekal, lebih karena ingin menghormati Lao Qin. Di dalam Gelang Ruang Dimensinya terdapat jutaan keping emas pemberian Zhu Long yang cukup untuk kebutuhan hidupnya seratus tahun sekalipun.
"Kami ingin ke Ibukota kekaisaran, kemanakah kami harus berjalan kek?" tanya Yao Chan teringat ia tak tahu kemana arah menuju ibukota kekaisaran Wu.
"Ooh begitu.. kalian hendak ke Ibukota Wu Chang An, kalian harus menempuh perjalanan selama kurang lebih setengah bulan ke arah Utara. setelah sampai di kota Xandu, kalian berjalan kearah barat, selama satu minggu lagi."Lao Qin menjelaskan.
Yao Chan mengerutkan dahinya, "Kenapa harus ke kota Xandu terlebih dahulu Kek? tanya Yu Lian mendahului Yao Chan untuk bertanya hal yang sama.
Lao Qin lalu menjelaskan bahwa di sebelah Utara Lembah Dewa terdapat hutan yang sangat luas yang dikenal sebagai Hutan Merah. Hutan yang dipenuhi oleh Siluman Serigala Merah.
Menurut Rumor yang beredar para siluman itu dipimpin oleh Raja Siluman Serigala yang berumur lebih dari seribu tahun, tinggi tubuhnya lebih dari dua meter.
Tak ada seorang pendekar pun yang berani melewati hutan merah tersebut. karena mereka yang memasuki hutan itu dikabarkan tidak pernah kembali.
Namun beberapa bulan yang lalu, dikabarkan bahwa seorang pendekar terluka parah setelah memasuki hutan merah, beruntung sekali nyawa pendekar tersebut dapat diselamatkan.
Beberapa Pelayan datang membawa hidangan tepat setelah Lao Qin selesai dengan penjelasannya. Lao Qin mempersilahkan Yao Chan dan Yu Lian untuk menyantap hidangan yang tersaji.
Saat tengah asik menyantap hidangan, masuklah beberapa prajurit yang sedang mengawal seorang pemuda tampan yang mengenakan pakaian mewah, pakaian yang biasa dikenakan oleh para bangsawan.
"Tuan Muda Fu Yin ... selamat datang di rumah makan ku yang sederhana ini." Lao Qin segera berlari menyambut kedatangan Fu Yin yang merupakan Putera walikota Xinan, Fu Zianhe.
Yao Chan mengerutkan dahi ketika melihat wajah Lao Qin terlihat ketakutan, demikian juga dengan para pengunjung yang sedang makan.
Mereka segera menundukkan wajah dan buru-buru menyelesaikan makannya. Beberapa diantaranya bahkan langsung berdiri untuk melangkah pergi meninggalkan Rumah makan Lao Qin.
Melihat hal itu pemuda yang dipanggil oleh Fu Yin tersebut tersenyum dengan penuh kebanggaan karena merasa dirinya ditakuti oleh penduduk kota Xinan.
Fu Yin membelakakan matanya disaat pandangannya menemukan wajah cantik bak bidadari sedang makan dengan santai tanpa menghiraukan kehadirannya.
Fu Yin segera menghampiri meja Yu Lian dan Yao Chan tanpa melihat kegelisahan di wajah Lao Qin. Lao Qin paham benar dengan kelakuan Putera walikota tersebut yang gemar memdatangi rumah hiburan.
Lao Qin menyayangkan kelakuan Fu Yin yang berbeda jauh dengan ayahnya yang begitu dihormati dan disegani di kota Xinan.
*Permisi Nona cantik.. bolehkah aku bergabung dimeja ini?" Tanya Fu Yin sambil tersenyum nakal lalu duduk dikursi yang berada disebelah Yu Lian.
Yu Lian menatap Fu Yin sejenak, lalu menjawab pertanyaan Fu Yin dengan santainya.
"Bukankah masih banyak meja dan kursi yang kosong, kenapa kau memilih duduk disini?" Yu Lian menjawab sambil menunjuk beberapa meja yang telah kosong.
"Lancang...jaga sikap anda Nona, anda tidak tahu sedang berbicara dengan siapa?!" salah seorang pengawal membentak Yu Lian.
Melihat Yu Lian dibentak sedemikan rupa, Yao Chan menjadi marah. Namun saat dirinya hendak melakukan sesuatu, Yu Lian mengedipkan matanya sambil tersenyum manis sekali.
Fu Yin yang hendak memarahi pengawalnya tertegun menatap senyuman manis Yu Lian. Telah banyak perempuan cantik yang dilihatnya namun belum pernah ia melihat wajah secantik ini dengan senyuman yang begitu manisnya.
"Oh ya....aku memang tidak kenal dengan dia.. memangnya siapa dia? "Tanya Yu Lian sambil menunjuk Fu Yin dengan sumpitnya.
Fu Yin menjadi merah wajahnya, belum pernah ia diperlakukan oleh perempuan seperti ini sebelumnya.
Para pengawal Fu Yin terlihat sangat marah, sementara Lao Qin menjadi panik, dia segera menghampiri Fu Yin.
"Tuan Muda Fu... mari saya antar ke meja khusus untuk anda."Lao Qin bersikap sehormat mungkin kepada Fu Yin agar tidak menyinggungnya. Nyatanya yang terjadi adalah sebaliknya.
Fu Yin yang sedang tersinggung dengan ucapan Yu Lian segera berdiri dan memegang jubah Lao Qin.
"Berani sekali kau ikut campur urusanku kakek tua Bangka! kau bosan hidup rupanya hah!" Bentak Fu Yin.
Lao Qin menjadi pucat wajahnya, ia tak menyangka hari ini giliran dirinya yang mendapat masalah dengan putera walikota tersebut.
"Apa pantas seorang bangsawan sepertimu bersikap seperti itu terhadap seorang Kakek tua?" Yao Chan yang sudah sangat marah, berdiri dari duduknya dan menatap Fu Yin dengan tajam.
Fu Yin menelan ludahnya ketika melihat mata Yao Chan yang terlihat sangat marah. Namun karena merasa harga dirinya direndahkan oleh Yao Chan, membuatnya menepiskan rasa gentar yang tiba-tiba menyeruak di hatinya.
" Diamlah!.. Jangan ikut campur urusanku!" Bentak Fu Yin sambil mengangkat Lao Qin lalu melemparkannya ke luar rumah makan.
Dari Kekuatan yang ditunjukan, Yao Chan bisa melihat Fu Yin adalah seorang pendekar di tingkat Ahli awal.
Yao Chan segera melesat secepat kilat dan menahan tubuh Lao Qin sesaat sebelum jatuh di jalanan. Semua mata yang melihat itu terbelalak lebar kecuali Yu Lian yang tengah asik menyantap hidangannya.
Sementara Fu Yin merasakan tubuhnya gemetar melihat apa yang baru saja dilakukan oleh Yao Chan. Keringat dingin membasahi pugungnya.
"Kakek.. kakek baik-baik saja bukan? siapa sebenarnya pemuda itu?" Tanya Yao Chan setelah melihat Lao Qin bisa menguasai dirinya.
"Terimakasih Chan'er.. Pemuda itu adalah Fu Yin putera Walikota Xinan, Walikota Fu Zianhe." jawab Lao Qin dengan suara masih tergetar dengan apa yang baru saja terjadi dengan dirinya.
"Oh jadi dirimu adalah putera Walikota Xinan ini, bagus sekali kelakuanmu itu." Yao Chan berkata sinis kepada Fu Yin lalu berjalan santai menuju kearahnya.
Fu Yin merasakan lututnya menjadi lemas, wajahnya pun memucat saat mendengar kata-kata Yao Chan yang dipenuhi kemarahan.
Sebagai seseorang yang mempelajari ilmu beladiri, Fu Yin bisa melihat kemampuan Yao Chan jauh diatasnya. Kemampuan Yao Chan setidaknya setara dengan kemampuan Kakek Hua Lun Ma, guru yang mengajarinya ilmu beladiri sekaligus pengawal pribadi ayahnya.
*****