NovelToon NovelToon
A Night With Mr. Ex-Husband

A Night With Mr. Ex-Husband

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / One Night Stand / Single Mom / Selingkuh
Popularitas:12.7k
Nilai: 5
Nama Author: Demar

Eleanor tak pernah membayangkan akan bertemu Nicholas lagi, mantan suami yang bercerai darinya tujuh belas tahun silam. Semua berawal dari pesta rekan kerja yang ia datangi demi menemani sahabat kecilnya, William. Malam yang mestinya biasa berubah kacau saat tatapannya bertemu dengan Nicholas, lelaki yang dulu pernah ia cintai habis-habisan sekaligus orang yang paling ia hindari saat ini. Pagi hari setelah pesta, Eleanor menemukan dirinya terbangun tanpa pakaian di samping Nicholas. Pertemuan malam itu membawa hubungan baru dalam hidup keduanya. Apalagi setelah Nicholas dikejutkan dengan keberadaan remaja berusia enam belas tahun di rumah Eleanor.
Bagaimana takdir akan membawa hubungan mantan suami istri itu kembali? Atau justru Eleanor akan menemukan cinta yang baru dari seorang berondong yang sudah lama mengejar cintanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Demar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Undangan Makan Malam

Rapat akhirnya selesai, suara kursi bergeser memenuhi ruangan. Klien dan tim Eleanor beranjak keluar satu per satu membawa berkas dan laptop masing -masing. Eleanor berdiri terakhir, membereskan catatan dengan gerakan rapi. Ia hanya ingin kembali ke ruangannya, mengurung diri dan mengatur napas.

Namun sebelum ia sempat melangkah, suara itu terdengar lagi.

“Madame Chen.”

Ia masih duduk di kursinya dengan santai dan tangan disilangkan seolah ruangan itu miliknya.

“Ada beberapa detail bisnis yang perlu kita bicarakan. Bisa bicara sebentar?” Nada suaranya formal, tapi ada lapisan tersembunyi yang Eleanor bisa tangkap.

Rekan-rekan Eleanor keluar tanpa curiga. Saat pintu menutup, hening langsung menelan ruang rapat yang kini hanya tersisa mereka berdua.

Eleanor merapikan jasnya, lalu menatapnya datar. “Kalau ini tentang bisnis, silakan. Saya punya lima menit.”

Nicholas bangkit perlahan mendekati Eleanor, cukup dekat hingga Eleanor bisa mencium samar aroma cologne maskulin yang sama seperti semalam.

“Malam itu…” suaranya rendah, nyaris seperti bisikan, “kau terlihat… luar biasa.”

Eleanor tidak tersenyum datar. “Mabuk membuat orang melakukan hal bodoh, Monsieur Leclair. Anggap saja tidak pernah terjadi.”

Nicholas tersenyum tipis sekaligus menggoda. “Kau benar-benar bisa melupakannya begitu saja?”

“Aku konsultan budaya, Nicholas. Melupakan, mengabaikan dan menyembunyikan itu bagian dari pekerjaanku. Dan percayalah, aku sangat ahli dalam hal itu.”

Ia mengambil berkas, siap beranjak. Tapi sebelum ia melewati pintu, Nicholas mendekat dan berbisik di telinganya.

“Bagaimana kau bisa melupakan malam panas yang membuat jalanmu tampak aneh hari ini?”

Eleanor berhenti sepersekian detik, tubuhnya menegang. Tapi ia cepat-cepat menarik napas lalu melangkah pergi tanpa menoleh diikuti pintu yang menutup di belakangnya.

Nicholas tertawa kecil sendirian, tidak percaya ia baru saja diabaikan begitu saja.

Eleanor menutup ruangannya lalu meletakkan map rapat di atas meja. Ia menarik napas panjang, lalu duduk bersandar. Hanya sebentar sebelum tangannya membuka laptop dan jemarinyabergerak lincah di atas keyboard. Ia menenggelamkan dirinya ke dalam dokumen strategi dan catatan tim. Tidak ada ruang bagi pikirannya untuk melayang ke hal lain, apalagi pada pria yang seharusnya sudah lama ia kubur dari hidupnya.

Nicholas Armand.

Nama itu muncul sekilas, tapi Eleanor segera menepisnya.

Malam itu kesalahan, batinnya dingin. Aku mabuk, dia pun mabuk.

Ia menegakkan punggungnya, menyalakan lampu meja dan menyusun ulang jadwal pertemuan minggu depan. Setiap detail ia koreksi, seakan-akan ketelitian itu bisa mengikis bayangan samar yang mencoba kembali.

Email masuk berdenting di layar laptop. Eleanor membuka satu per satu, merespons cepat dengan penuh profesionalisme. Semua berjalan biasa saja. Tidak ada yang berubah. Dengan atau tanpa bertemu Nicholas, hidupnya akan tetap sama.

Ketukan ringan terdengar di pintu, lalu William muncul dengan langkah cepat. Tangannya membawa dua gelas kopi kertas yang masih mengepulkan asap.

“Peace offering,” katanya sambil mengangkat satu gelas. “Aku tahu aku kacau semalam.”

Eleanor menatapnya sekilas dari balik layar laptop, alisnya terangkat. “Kacau? Kau meninggalkanku di pesta, William. Itu lebih dari sekadar kacau.”

William meringis, menaruh kopi di mejanya. “Aku cuma pergi sebentar untuk menyapa rekan kerja lama. Ternyata mereka terlalu banyak bicara. Waktu aku sadar, kau sudah menghilang.”

“Kau beruntung aku tidak melapor ke polisi karena ditinggal sendirian,” balas Eleanor, nadanya setengah menyindir setengah serius.

William mendesah, lalu menjatuhkan tubuhnya di kursi tamu. “Oke, salahku. Tapi aku sudah menebus dengan kopi paling mahal dari kafe favoritmu. Kalau kau masih mau marah, silakan. Aku siap dihukum.”

Eleanor akhirnya tertawa kecil. “Kau ini memang selalu tahu caranya menghindar dari masalah.”

“Kau butuh aku, El,” ujar William sambil menunjuk dirinya sendiri dengan gaya dramatis. “Bayangkan hidupmu tanpa aku: sepi, membosankan dan terlalu teratur.”

“Justru itu kedengarannya sangat damai,” sahut Eleanor, meneguk kopi sogokan dari William.

Mereka tertawa bersama, suasana sejenak menjadi ringan. Bagi Eleanor, William adalah teman yang bisa membuat hari-hari penuh ketegangan terasa sedikit lebih longgar. Tidak lebih dan tidak kurang.

Ketika tawa mereka mereda, pintu kembali diketuk. Seorang staf masuk membawa amplop putih berlogo perusahaan.

“Madame Chen,” ucapnya sopan. “Ada undangan resmi untuk Anda. Jamuan makan malam untuk besok malam.”

Eleanor menerima amplop itu, membuka dengan hati-hati. Matanya langsung menangkap satu nama di bagian bawah.

Nicholas Armand.

Tangannya berhenti sepersekian detik, tapi wajahnya tetap tenang. Ia menutup kembali undangan itu lalu mengangguk singkat. “Terima kasih, Sarah.”

Sarah mengedipkan sebelah matanya pada William lalu berlalu keluar. William melongo sementara Eleanor terkekeh kecil memberi kode.

William mendengus, “Hentikan Ele, kau tahu aku, kan?”

Eleanor tertawa kecil. “Oke fine, aku hanya sedang mencari celah.”

William memutar bola matanya malas. “Aku sudah berusaha selama puluhan tahun dan hasilnya tetap sama.”

Raut wajah Eleanor berubah menjadi serius. “Selama kau masih hidup, tidak ada yang tidak mungkin, Will.”

“Sudahlah, aku bisa stress hanya dengan memikirkannya.” William menyipitkan mata penasaran pada amplop putih tadi. “Apa itu? Wajahmu mendadak dingin sekali.”

“Undangan makan malam bisnis,” jawab Eleanor singkat, menaruh amplop di tumpukan dokumen. “Tidak lebih dari itu.”

William mencondongkan tubuh, mencoba membaca nama di kertas tapi Eleanor sudah menutupnya dengan dokumen lain. “Hmm… kelihatannya penting.”

“Semua pekerjaan penting,” potong Eleanor, nada suaranya membuat William mengangkat kedua tangannya tanda menyerah.

Eleanor lalu kembali menatap layar laptop, jari-jarinya sibuk mengetik. Namun pandangannya sesekali melihat ke arah amplop itu bimbang.

Menjelang pukul 20.00 Wib Eleanor tiba di rumah minimalisnya. Ia menyalakan lampu, mengganti heels dengan sandal rumah lalu menaruh tas di kursi dekat pintu. Semua gerakannya otomatis, seperti ritme sehari-hari yang sudah lama terbentuk.

Tidak lupa ia mengeluarkan amplop itu dari tas dan meletakkannya begitu saja di samping tumpukan kertas kerja tanpa repot memikirkannya. Eleanor melangkah ke dapur lalu mengambil sebotol wine tanpa mengganti pakaiannya lebih dulu. Ia duduk bersila di atas karpet, menuang segelas wine, membuka laptop dan mulai memeriksa agenda esok hari. Slide presentasi, catatan analisis dan laporan tim, semuanya ia periksa satu per satu.

Ternyata segelas wine tidak membuatnya lupa. Ia bangkit mengambil amplop itu lalu kembali ke tempat duduknya. Eleanor menghela napas lalu membukanya, membaca lagi dengan seksama. Nama Nicholas terpampang jelas sebagai fasilitator jamuan.

Eleanor memejamkan mata sejenak lalu mengangkat bahu penuh keyakinan. “Pekerjaan tetap pekerjaan. Bersikap professional saja, Eleanor.” gumamnya pelan.

Tidak ada drama, Nicholas hanyalah satu nama di antara puluhan orang yang pernah ia temui dalam karier panjangnya. Ia menutup undangan itu kembali, menaruhnya di bawah agenda kerja lalu melanjutkan mengetik email untuk klien di Tokyo.

1
Henik Astutik
Ditunggu POV Nicholas tor.. sepertinya ada 'sesuatu' terjadi di masa lalu dan masih jadi misteri yang belum terungkap kebenarannya. Semangat tor. selalu ditunggu up nya. 👍💪
Grace Putri: aku malah mikirnya nich sakit hati krna mgkn pas ketauan di club sama cewek lain, trs ele mau bunuh diri, ele lgsng menghilang tp tbtb ada surat cerainya, kya dibantu hilang sama temennya.
total 2 replies
Grace Putri
lanjutttt thor
Grace Putri
lanjut thorrrrrr, aaaa makin seru makin bnyk yg bacaa jugaaa
Grace Putri
wahhh dar der dor sih hbs ini pasti, sad bgtttt ele
Grace Putri
up lg thorrrr
Ais
nicholas ini emang manipulatif dan NPD ya apa dia ngak sadar atas kesalahannya yg tertangkap basah lagi naikin LC di club malam duh nicholas apa perlu kepala kamu dipukul pake palu biar sadar apa yg sdh kamu perbuat sm ele justru kamu yg sdh melukai harga diri ele dan kehormatan ele sbg istri yg mencintai kamu dgn tulus😤😤😤😤capek banget ktm manusia macam nicholas ini
Grace Putri
ga ngerti sama nich, tp aku berharap author bikin banyak kejutan kedepannya, aku siap menunggu dar der dor nich ele wkwkw
Vivian
𝚜𝚎𝚖𝚗𝚐𝚊𝚝 𝚔𝚊𝚔..
𝚋𝚒𝚊𝚛 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚝𝚊𝚖𝚋𝚊𝚑 𝚞𝚙𝚍𝚊𝚝𝚎 𝚡.. 🤭
𝚊𝚞 𝚖𝚎𝚗𝚞𝚗𝚐𝚐𝚞 𝙺𝚎𝚕𝚊𝚗𝚓𝚞𝚝𝚊𝚗 𝚡.. 💪
Elmira
ceritanya bagus 😘😘😘
Grace Putri
tambah lg thorrr 🫣
Grace Putri
oh, apa william ya yg nolong ele pas mau bundir 17 tahun lalu ?
Ais
bnr jng mau ngalah dan kalah lagi dr nicholas bantai aja laki bastard ini ele dgn cara sikap kamu yg anggun dan elegan dan kita lihat siapa yg akan mengakui kekalahan serta meminta maaf emang jenis pecundang sejati nicholas ini😤😤😤😤
Grace Putri
3 bab lagi thorrr wkwwkwk
Grace Putri
nungguinnn thorr
Ais
muak sm laki"pecundang macam nicholas ini buat ele kuat thor biarkam dia resign dan biar nicholas tambah uring"an dan menyesali smua perbuatan buruknya sm ele aneh aja kok bs 17 tahun nicholas ini ktm ele bersikap smakin sombong dan arogan bukannya minta maaf sm smua kesalaham yg dia perbuat 😤😤😤
tia
lanjut thor
Grace Putri
aku ga terima bgttt sbnrnya kalo sama nich lg, mslhnya 17 tahun kemana aja, trsss pas msh suami istri dia tuh knpppp coba
minsy
please thor eleanor ngga boleh sama nicolas lagi biar aja mereka hidup masing2 atau apa kek,,pokoknya BIG NO kalau sama nicolas lagi apapun kesalapahaman mereka dulu masa baru sekarang mau balik lagi sama ele gila apa
Grace Putri
mau nabung bab, tp ihhh penasaran bgttttt.
Ais
bagus ele jng buat dirimu bagai boneka dihadapan nicholas mau dia seorang milyader sekalipun kamu hrs tegas dgn pekerjaan dan masalah pribadimu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!