NovelToon NovelToon
SANTET PEMBUNUH KELUARGA

SANTET PEMBUNUH KELUARGA

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Misteri / Horor / Tumbal / Mata Batin / Iblis
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: janda#hot

"Teganya kau membunuh keluargaku mas, salah apa keluargaku sama kamu mas," tangis ibu pun pecah.
keluarga yang hangat harus hancur di tangan keluarga itu sendiri, hubungan yang terjalin dengan baik harus hancur karena iri hati seorang saudara kepada adiknya sendiri.
"Santetmu akan kembali padamu,"
"Karma akan menghampirimu,"
"Tidak habis pikir kamu bisa membuh keluargaku dengan ilmu hitammu itu,"
"Kau akan mati di tanganku durjana,"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon janda#hot, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

"Sudah banyak dukun dan pemuka agama yang di panggil untuk mengusir dan makhluk itu dan membatalkan santet namun tidak mendapatkan hasil apa-apa, semuanya mengatakan hal yang sama mereka tidak sanggup melawan kekuatan jahat itu.

"Santet ini sangat kuat sebab medianya adalah nyawa si pengirim itu sendiri yang menjadi tumbal, tidak ada yang bisa membatalkan nya sebelum keluarga kalian semuanya binasa Bimo!" ucap Ki Joyo.

Tangis mereka pun pecah setelah mendengar penjelasan dari Ki Joyo, mereka tidak menduga bahwa santet yang di kirim untuk memusnahkan seluruh anggota keluarga mereka benar-benar sekuat itu dan bahkan si pengirim begitu niat hingga mengorbankan nyawa nya sendiri.

"Apa benar begitu Ki? Kami baru mengetahui tentang santet ini dari Ki Joyo, sebelum-sebelumnya orang yang kami panggil hanya mengatakan bahwa santet ini begitu kuat dan mereka juga tidak bisa menanganinya. Bisa dihilangkan jika kami menemukan si pengirim santet dan meminta maaf!" ucap pak Bimo.

"Sepertinya orang yang kalian mintai tolong hanya memiliki khodam ecek-ecek saja sedangkan yang aku miliki ini peninggalan dari leluhurku sendri meski begitu khodam leluhur tidak bisa mengalahkannya karena pemilik santet memiliki ilmu yang sangat tinggi jadi aku tidak bisa membantu kalian!" ucap Ki Joyo

"Apa tidak ada cara lain lagi pak untuk menyelamatkan kakak kami pak dan nyawa kami semua?" tanya Dinda.

"Ada satu cara yang bisa di lakukan untuk menyelamatkan keluarga kalian tapi ada konsekuensi yang harus kalian tanggung!" ucap Ki Joyo serius.

Semua yang mendengar itu tentunya merasa senang karena sudah mendapatkan cara untuk menyelamatkan nyawa mereka semua. Tanpa berpikir panjang mereka pun menyetujui semua persyaratan yang akan di ajukan oleh ki Joyo.

"Aku hanya bisa berbicara kepada pak Bimo dan Bu Wati saja jadi apa boleh kita berbicara di dalam kamar karena ini merupakan hal yang rahasia," ucap Ki Joyo.

"Tentu bisa Ki, kita bicarakan di dalam kamar kami saja," ucap pak Bimo.

Pintu kamar pun di kunci rapat agar tidak ada yang masuk dan mendengar apa yang mereka bicarakan, namun samar-samar masih terdengar suara mereka bertiga.

"Mba, mas, apa kah cara ini akan berhasil nantinya?" tanya Intan kepada Dinda dan Rizal.

"Kita tidak bisa berbuat banyak dek, hanya bisa berharap semoga saja cara yang ki Joyo katakan bisa membatalkan santet tersebut dan nyawa kita semua terselamatkan, jujur saja mba ndak sanggup melihat kondisi mas Setia seperti itu," ucap Dinda.

"Iya mba semoga saja kita lekas terbebaskan," ucap Intan.

"Tidak Ki, saya tidak menyetujui cara itu!" terdengar suara teriakan Bu Wati yang cukup keras entah apa yang sedang

mereka bicarakan hingga Bu Wati begitu marah.

"Ibu dengarkan dulu apa yang kita Joyo katakan jangan asal di potong kaya gitu dong!" tegur pak Bimo.

"Tapi pak cara itu salah! Sama buruknya dengan santet ini!" ucap Bu Wati.

"Kita sudah tidak ada cara lain lagi Bu! Setidaknya dengan cara itu kita bisa memberikan mereka kehidupan yang lebih lama, apa ibu tega melihat anak-anak kita harus menderita Bu?" tanya pak Bimo.

"Tidak yah tidak pak! Kita cari orang lain saja, ibu sangat yakin masih banyak cara yang lebih masuk akal untuk menyelamat kan keluarga kita dibanding cara ini!" ucap Bu Wati tetap menolaknya.

"Apa jalan keluarnya sangat beresiko yah dek sampai ibu dengan tegas menolaknya?" tanya Rizal kepada kedua adiknya.

"Mungkin saja mas tapi mau bagaimana lagi semua dukun dan pemuka yang kita panggil tidak ada satu pun yang bisa melawan santet ini yah pastinya ada harga dan resiko yang harus kita tanggung," jawab Dinda.

Sedangkan di dalam kamar terus terjadi perdebatan antara Bu Wati dan pak Bimo.

"Terserah kalian saja mau mengikuti cara ini atau tidak, aku hanya memberikan saran. Baiklah kalau begitu aku permisi dulu!" ucap Ki Joyo keluar dari kamar dan pergi meninggalkan rumah itu.

Melihat ki Joyo yang pergi mereka bertiga memilih untuk masuk ke dalam kamar dan menanyai orang tuanya tentang cara yang di berikan oleh ki Joyo.

'Ibu, bapak, apa yang terjadi? Kenapa ibu berteriak seperti itu?" tanya Rizal.

"Iya Bu, apa solusi yang di tawarkan itu sangat berbahaya yah? Sehingga ibu menolaknya dengan tegas?" tanya Dinda.

"Kalian bertiga Ndak perlu tau, lagian ibu juga ndak menyetujuinya! bapak cari orang lain saja ibu ndak mau mengikuti cara Ki Joyo itu!" ucap Bu Wati.

'Terserah ibu saja lah, bapak sudah mencari orang kesana kemari Bu sampai ke pelosok kampung pun sudah bapak cari tapi hasil nya tetap saja tidak ada yang bisa mengalahkan santet ini, hanya cara ini..!" belum sempat pak Bimo menyelesaikan ucapannya Bu Wati langsung memotongnya dengan tegas.

"Tidak pak, sekali lagi ibu katakan Tidak!" ucap Bu Wati dengan tegas dan pergi meninggalkan mereka.

"Malah jadi kaya gini yah mas, bukannya mendapat solusi malah ibu dan bapak bertengkar," ucap Intan.

"Iya dek, mas juga ndak tau padahal kasihan mas Setia nyawanya sudah di ujung tanduk, mas takut jika tidak segera di tangani mas Setia akan pergi meninggalkan kita semua," ucap Rizal.

"Hiks...jangan ngomong kaya gitu mas! Mas Setia pasti selamat, Dinda yakin itu," ucap Dinda yang mulai menangis.

"Iya mas, Intan juga ndak mau kalau itu sampai terjadi," ucap Intan ikut menangis di pelukan Rizal.

"Ya, mas harap juga kaya gitu dek, udah sekarang kalian jangan menangis lagi yah kita berdoa saja semoga ibu dan bapak bisa menemukan solusinya," ucap Rizal menenangkan kedua adiknya.

"Aku jadi kepikiran tentang om Burhan mas, apa dia yang menyantet keluarga kita yah gara-gara ibu menolak membantunya kemarin itu!" ucap Intan.

"Mas juga awalnya curiga kalau om Burhan yang menyantet kita tapi kata Ki Joyo bahwa si pelaku mengorbankan nyawanya sendiri untuk menjadi tumbal agar santetnya berhasil. Kalau om Burhan atau istrinya itu ndak mungkin kan? orangnya aja masih sehat walafiat gitu," ucap Rizal.

"Loh apa hubungannya sama om Burhan dan istrinya, kalian berdua mencurigai om Burhan yang menyantet kita?" tanya Dinda yang tidak mengetahui kejadian sebelumnya.

"Iya mba, kita sampai mencurigainya karena beberapa hari yang lalu om Burhan sempet ribut sama ibu perkara ibu tidak meminjamkan uang kepada om Burhan untuk modal usaha," jawab Intan mulai menceritakan kejadian beberapa hari yang lalu saat om Burhan datang meminjam uang.

"Jadi kaya gitu yah! Aku pikir om Burhan selama ini baik sama kita itu karena benar-benar tulus ternyata di belakang kita dia menyembunyikan kemunafikan!" ucap Dinda.

"Sudah lah kita jangan dulu sembarangan menuduh orang nanti menambah dosa saja, sekarang kita hanya bisa berdoa semoga ibu dan bapak menemukan orang yang bisa menyelamatkan nyawa kita semua," ucap Rizal.

"Iya mas," jawab Intan dan Dinda.

1
Mericy Setyaningrum
santet emang serem Kak
janda#hot: dah lama terjadi kakak,,waktu masih SMA,om ku sendiri yang nyante aku dan keluarga. aku di buatnya jadi kaya orang gila
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!