NovelToon NovelToon
Anak Kandung Yang Bangkit

Anak Kandung Yang Bangkit

Status: sedang berlangsung
Genre:Murid Genius / Mengubah Takdir / Keluarga / Idola sekolah
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: ariyanteekk09

"Setelah bertahun-tahun diabaikan dan diperlakukan tidak adil oleh keluarganya sendiri, senja Aurelie Wijaya anak kandung yang terlupakan memutuskan untuk bangkit dan mengambil alih kendali atas hidupnya. Dengan tekad dan semangat yang membara, dia mulai membangun dirinya sendiri dan membuktikan nilai dirinya.

Namun, perjalanan menuju kebangkitan tidaklah mudah. Dia harus menghadapi tantangan dan rintangan yang berat, termasuk perlawanan dari keluarganya sendiri. Apakah dia mampu mengatasi semua itu dan mencapai tujuannya?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ariyanteekk09, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 16

     Lampu merah menyala. Senja, dengan motor gede-nya, berhenti di samping mobil mewah Caca. Udara terasa tegang, sebuah keheningan canggung tercipta di antara mereka. Caca, dengan ekspresi datar, menatap Senja sekilas. Tidak ada sapaan ramah, tidak ada senyum. Hanya tatapan dingin yang penuh permusuhan.

Senja, tanpa basa-basi, mencoba mengabaikan Caca dan fokus pada jalanan. Ia tahu, di antara mereka tak ada persahabatan. Rivalitas yang terselubung selalu hadir di antara mereka, sejak lama.

Lampu hijau menyala. Senja hendak melajukan motornya, namun Caca tiba-tiba menurunkan kaca mobilnya. Suaranya terdengar sinis.

"Wah, si tukang balap liar. Mungkin menang balapan, tapi tetap saja nggak akan bisa menang melawan aku," ujar Caca, nada suaranya penuh ejekan.

Senja mengerutkan kening, ia tak terbiasa dengan sikap Caca yang selalu menantang. Ia tak ingin terlibat pertengkaran, namun ia juga tak ingin terlihat lemah.

"Kita lihat saja nanti, Caca," jawab Senja, suaranya terdengar dingin, menunjukkan bahwa ia tak gentar.

   " gimana kalau gue kasih tau papi kalau lo itu suka balapan liar, pasti papi akan marah dan menghukum lo" kata caca.

   " adukan saja sana, gue gak takut. " ucap senja dengan dingin.

Caca menyeringai, "Aku tunggu," katanya, lalu menutup kaca mobilnya. Mobil mewah itu melaju meninggalkan Senja, meninggalkan ketegangan yang masih terasa di udara. Senja menghela napas, mencoba mengabaikan perkataan Caca. Ia melajukan motornya, perjalanan pulang malam itu terasa lebih berat karena perjumpaan yang tak menyenangkan. Rivalitas antara Senja dan Caca, tampaknya akan terus berlanjut.

   " wah si jalang gunakan mobil baru toh.. pasti itu pemberian sugar daddy nya setelah puas di layani. " batin senja yang melihat mobil caca melaju dengan kencang.

Senja membuka pintu rumah, lelah masih terasa di sekujur tubuhnya. Namun, ia langsung disambut oleh tatapan Helena dan beberapa orang lainnya yang sudah menunggu di ruang tamu. Suasana tegang langsung terasa. Helena, neneknya senja Senja, menatapnya dengan tajam.

"Senja! Jam sebelas malam baru pulang? Kau bilang izin keluar sebentar!" suara Helena terdengar tegas, nada bicaranya menunjukkan kekesalan.

Senja menghela napas, ia tahu akan menghadapi interogasi. Ia mencoba menjelaskan dengan tenang, "Aku… aku balapan, eyang mommy.

"Balapan?!" Helena mengerutkan kening, suaranya meninggi. "Balapan liar lagi? Aku sudah memperingatkanmu berkali-kali!"

Senja terdiam, ia tahu Helena sangat khawatir padanya. Ia mencoba menjelaskan lebih detail, "Aku rindu pengen balapan eyang tapi aku malam ini menang kok eyang. "

Sekar, sang ibu, menghampiri Senja, menatapnya dengan penuh kekhawatiran. "Tapi sayang, kamu anak perempuan. Balapan liar itu bahaya untukmu," ucap Sekar, suaranya lembut namun tegas. Sentuhan lembutnya di pipi Senja menunjukkan kasih sayang seorang ibu.

Senja tersenyum, mencoba meredakan kekhawatiran ibunya. "Aku tidak apa-apa kok, jadi kalian gak usah khawatir," jawabnya dengan santai, namun ada sedikit keraguan dalam suaranya. Ia tahu, kata-katanya mungkin tak cukup untuk meyakinkan ibunya.

raka , yang masih berada di dekatnya, menambahkan, "Ibu benar, Senja. Kita khawatir bukan karena kamu kalah atau menang, tapi karena keselamatanmu. Balapan liar itu penuh risiko."

Senja menghela napas, ia mengerti kekhawatiran keluarganya. Ia tak ingin membuat mereka khawatir, namun hasratnya untuk balapan begitu kuat. "Aku janji akan lebih berhati-hati," ucapnya, suaranya terdengar lebih serius kali ini. Ia menatap mata ibunya dan kakaknya, mencoba menyampaikan ketulusan janjinya.

Sekar dan raka saling berpandangan, kemudian Sekar menghampiri Senja dan memeluknya erat. "mami hanya ingin kamu selalu aman, Sayang," bisik Sekar, suaranya penuh kasih sayang.

raka juga ikut memeluk Senja, "Kita selalu mendukungmu, tapi keselamatanmu tetap yang utama."

Senja membalas pelukan ibunya dan kakaknya, merasakan kehangatan dan kasih sayang keluarga. Ia tahu, keluarganya selalu ada untuknya, memberinya dukungan dan perlindungan. Namun, ia juga harus membuktikan bahwa ia bisa menjaga dirinya sendiri, bahkan di tengah bahaya balapan liar. Ia berjanji akan selalu berhati-hati, untuk dirinya sendiri dan untuk keluarganya.

kini dia mulai merasakan kehangatan keluarga nya kembali untuk nya setelah bertahun-tahun.. senja bersyukur dengan hal itu.

Rudy, ayah Senja, baru saja keluar dari ruang kerjanya ketika mendengar percakapan keluarga itu. Ia langsung terkejut dan marah besar saat mengetahui bahwa Senja terlibat dalam balapan liar. Wajahnya memerah, tangannya mengepal erat. Ia tak percaya istrinya dan ke 3 anak laki-laki yang lain, justru mendukung hobi berbahaya Senja.

"Balapan liar?!" suara Rudy menggelegar, menciptakan keheningan sesaat. Semua orang terdiam, menatap Rudy dengan tatapan khawatir.

"Bagaimana bisa kalian membiarkannya? Balapan liar itu berbahaya! Bisa celaka!" Rudy menggebrak meja, suaranya penuh amarah. Ia tak habis pikir bagaimana istrinya dan anak perempuannya bisa begitu tenang mendukung hobi berbahaya Senja.

Sekar mencoba menjelaskan, "Sayang, kami… kami khawatir juga. Tapi Senja sudah berjanji akan lebih berhati-hati."

"Berhati-hati? Itu hanya omong kosong!" Rudy memotong ucapan Sekar, suaranya masih tinggi. "Ini bukan soal hati-hati atau tidak, ini soal nyawa! Senja bisa celaka kapan saja!"

Galih mencoba menenangkan ayahnya, "papi , tenang dulu. Kita sudah bicara dengan Senja. Dia mengerti risikonya."

Rudy menatap Senja dengan tatapan tajam, "Kau mengerti risikonya? Kau pikir balapan liar itu permainan? Kau bisa mati, Senja!"

" sampai sekarang alhamdulillah aku masih hidup . " ucap senja dengan datar. mungkin senja bisa menerima kembali ibu dan ke 3 kakaknya tapi tidak dengan sang papi. luka yang di buat papinya masih membekas.

Suasana di ruang tamu semakin tegang. Perdebatan antara Rudy dan keluarganya mengenai balapan liar Senja masih berlanjut, menciptakan konflik yang semakin rumit. Konflik yang tidak hanya tentang hobi, tetapi juga tentang perbedaan nilai dan cara pandang dalam keluarga.

Caca masuk ke ruang tamu dengan senyum mengejek yang terukir di wajahnya. Ia memperhatikan suasana tegang yang tengah terjadi antara keluarga Senja. Ia tahu, ini adalah kesempatan yang tepat untuk melancarkan rencananya. Caca mendekati Rudy, berbisik pelan namun cukup keras agar semua orang mendengarnya.

"Ini bukan pertama kalinya Senja balapan liar, tapi sudah sering kok," bisik Caca, suaranya terdengar licik. Ia menambahkan dengan nada yang lebih keras, "Saya punya banyak bukti, Pi. Foto dan video. Bahkan, saya juga tahu siapa saja yang selalu mendukungnya."

Pernyataan Caca membuat suasana semakin tegang. Rudy menatap Senja dengan tatapan tak percaya, kemudian ia melirik Sekar dan Helena dengan pandangan penuh amarah. Sekar dan Helena terdiam, tak mampu membantah pernyataan Caca.

caca melanjutkan ucapan nya.

" akun sering lihat dia pergi secara diam-diam saat tengah malam.. dan pulang jam 3 subuh papi. " ucap caca dengan sinis.

Rudy menatap Senja dengan penuh kekecewaan. Ia merasa dikhianati oleh keluarganya sendiri. Ia tak menyangka bahwa istrinya dan anak perempuannya telah membohonginya selama ini. Caca berhasil menciptakan perpecahan dalam keluarga Senja, menciptakan konflik yang semakin rumit dan sulit untuk diselesaikan. Senja sama sekali tidak merasa terpojok dengan ucapan caca, memang benar dia sering keluar malam diam-diam.

1
Rita Rita
bagus senja,bikin kehidupan si Caca rubah betina itu gelap,kalo pun bukan untuk melakukan buat keluarga mu yg bego itu buat untuk diri mu sendiri.
Rita Rita
ku kira tadi si ChaCha rubah betina itu anak hasil selingkuhan si Rudi 🤔🤔🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!