Kisah Kita

Waktu terus berjalan, hingga tak sadar waktu sudah berjalan satu minggu setelah kepergian ibu Dipta.

Dipta berusaha menyibukan diri seminggu ini.

Ia kerjakan semua pekerjaan di Caffe sampai tidak memiliki waktu untuk Binar.

Seperti Rutinitas biasanya, Pagi Dipta akan mengantar Binar ke salon lalu ia pergi bekerja di Caffe, Lalu saat sore Dipta akan menjemput Binar.

Tapi jika biasanya setelah Binar bekerja, ia akan singgah di Caffe untuk menemani Dipta bekerja, tapi sudah seminggu ini, Dipta akan langsung mengantar Binar pulang.

Binar sedih melihat keadaan Dipta, Dipta terlihat kurus karena tidak memperhatikan waktu makan dan istirahat. Binar juga tidak menyangka ternyata kepergian Ibu Dipta juga sangat berdampak pada hubungan mereka .

Kenapa Binar diam saja? Karena dia ingin membiarkan Dipta menenangkan diri dahulu.

Binar diam dikamarnya, ia melihat ponselnya, ternyata bukan hanya jarang bersama, ternyata mereka juga jarang berkomunikasi walau hanya lewat chat.

Binar pun bingung harus memulai dari mana untuk memperbaiki semuanya, karena Dipta seperti menutup diri dan tenggelam pada kesedihannya.

Binar terbangun ketika mendengar suara bell pintu, sedikit ragu dan bertanya - tanya siapa yang datang tengah malam kerumahnya.

Dengan segala keberaniannya, Binar datang membuka pintu.

Ternyata Dipta datang kerumahnya dalam keadaan mabuk.

"Sayanggggg" Ucap Dipta sambil memeluk Binar.

"Kamu mabuk mas " Ucap Binar sambil membimbing Dipta untuk masuk dan duduk ke sofa.

"Aku gak mabuk" Ucap Dipta sedikit sempoyongan.

"Aku kangen kamu" Tambah Dipta sambil terus memeluk Binar.

"Kamu mabuk mas " Ucap Binar sedih melihat Dipta rebah di sofa nya dengan keadaan yang menyedihkan,

Wajah yang sayu, dengan jenggot dan kumis yang tidak ia cukur, dan tubuh yang sedikit terlihat kurus.

"Kenapa kamu jadi gini mas " Ucap Binar tak terasa sambil meneteskan air mata.

"Kamu nangis? Jangan nangis. " Ucap Dipta dengan nada orang mabuk.

Binar mengusap air mata nya lalu memapah Dipta untuk naik kekamar Binar untuk beristirahat.

Dipta terbangun dengan sedikit pusing, ketika melihat sekeliling ia sadar ternyata ia ada dirumah Binar kekasihnya.

Dipta melihat Binar yang masih tertidur lelap disampingnya.

Seketika ia merasa bersalah sudah mengabaikan Binar beberapa hari ini.

Dipta membelai wajah Binar lalu mencium keningnya.

Dipta lalu beranjak membersihkan diri.

Dipta meminum kopi dan merokok dibalkon kamar Binar.

Lalu Binar datang lalu memeluk Dipta dari belakang.

Seketika Dipta tersenyum lalu menggapai tangan Binar.

Dipta memutar tubuhnya lalu memeluk Binar.

Sesekali mencium puncak kepala Binar.

"Maaf ya sayang udah abai sama kamu beberapa hari ini, dan terima kasih tetap ada disampingku disaat aku mengabaikan kamu" Ucap Dipta.

"Gapapa kok, aku ngerti kamu butuh buat sendiri, dan memproses kejadian yang terjadi belakangan ini " Jawab Binar.

"Maaf yaa, aku tau pasti kamu sedih dan kesepian beberapa hari ini " Ucap Dipta lagi.

"Aku kesepian dan sedih. Aku harap kamu gak kayak gini lagi. Karena apapun yang terjadi aku akak berusaha ada buat kamu. Jadi jangan abai lagi ya Mas " Jawab Binar sambil berjinjit mengalungkan tangan nya keleher Dipta.

Dipta pun menggapai pinggang Binar untuk mendekatkan tubuh mereka.

Lalu Dipta pun mencium Bibir Binar dengan mesra.

"I Love you Binar " Ucap Dipta saat Bibir mereka terlepas.

"I Love you too Mas Dipta" Jawab Binar.

Dipta mendekatkan Bibir mereka lalu berkata " I miss you sayang" Lalu mencium Bibir Binar dalam, dan menuntut.