Gadis yang tidak pernah bahagia di hidup nya satu kali saja pun tidak pernah
Di rumah?di sekolah? sama saja! tidak ada yang mau membahagiakan dirinya
bahkan seolah olah dunia ikut mendukung ketidakberdayaan diri nya,semua...SEMUA SAMA SAJA!! tidak ada yang peduli ! Tidak ada yang mengasihani diri nya, punya keluarga namun seperti hidup sebatangkara
MAURA ZAFINA AMORA, gadis yang mencoba untuk mencari secercah kebahagiaan walupun mustahil bagi diri nya
"Gue ada di sini karna gue masih hidup" Fina mengulas senyum kecil pada sudut bibir nya.
"Tapi gue bisa bikin lo sembuh"
Fina menggeleng pelan dengan senyuman manis nya. "Gua sendiri aja gak pernah bisa, apa yang bikin lo yakin banget bisa nyembuhin gua??"
"Hidup gua udah terlalu rumit dan sial, jangan terlalu deket sama gua atau lo juga bakalan rusak, ini juga demi diri lo sendiri"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alwayscoklat_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
seputar obrolan malam hari
Fina menyuap rice bowl ke dalam mulutnya, meskipun tak ada nafsu makan, dia tetap memakan makanan yang sudah di belikan oleh Rey tadi.
Masih banyak orang di luaran sana yang bahkan tidak makan sama sekali. Jadi fina tidak ingin membuang buang makanan begitu saja.
"Habis lo sembuh ini, kita cari kontrakan atau kosan aja buat lo tinggal kali yah." celetuk Rey, membuang beberapa sampah ke dalam tong sampah yang ada di sana.
Sontak ucapan itu membuat Arkan dan Fina yang masih menikmati makanan mereka masing masing langsung menatap nya.
"Tapi gua gak punya cukup uang untuk itu." ucap Fina, memikirkan tabungan nya yang bahkan tak seberapa itu. Dia rasa menyewa kos untuk 1 bulan saja dia sudah keteteran dengan pengeluaran seperti itu.
"Tenang aja, ada sodara gue yang punya kontrakan. Gak telalu besar sih, tapi cukup nyaman lah untuk lo Fina. Deket juga dari sekolah" ucap Rey lagi.
Fina tercengang menatap nya. "kalo gue sewa kontrakan kek gitu, gue gak ada duit buat makan nanti." ucap Fina lagi.
Dia rasa bukan hal buruk untuk mengatakan keadaan nya dengan jujur sekarang. lagi pula sekarang diri nya sudah seperti sebatang kara yang tak punya siapa siapa.
"Gue harus nyari part time biar bisa menuhin kebutuhan gue sekarang. Kalo gak gitu gue mau hidup kayak gimana." ucap Fina lagi. dia sedikit menghela nafas nya.
"Nanti kita bantu, gue cariin ke temen temen gue yang bisa nerima part time untuk lo. Kalo kita kasih, gue juga yakin lo gak bakalan terima bantuan kita." ucap Arkan lagi.
Yang dia pikirkan hanya bagaimana caranya mencari solusi untuk Fina yang tengah pusing dengan semua permasalahan di hidup nya.
Fina tersenyum, "Udah cukup ngerepotin kalian juga, masa harus bergantung sama kalian. Kita baru ketemu hari ini kalo kalian lupa." ucap nya lagi.
"Iya lagi!" sambar Rey, setuju dengan ucapan fina bahwa ia dan Fina baru bertemu hari ini.
"Gue enggak yah." Jawab arkan tak terima. Karna dia duluan yang bertemu dengan Fina ketimbang Rey.
"Sama aja tapi" jawab Fina lagi.
"Tapi tenang aja Fina, kita kan sekarang Best Friend hehe" Rey menampilkan wajah nya yang cengengesan.
Membuat Fina langsung tergelak. "Jadi gue punya temen sekarang??"
"Iya dongg! Kita teman" ucap Rey dan juga arkan dengan serempak.
"lo gak boleh lagi ngerasa sendirian, ada kita. Kalo ada apa apa jangan sungkan ngomong, selagi masih bisa kita bantu pasti kita bantu." ucap Rey lagi. Nada nya tiba tiba berubah menjadi serius.
"Yang di omongin Rey bener. Nanti kita cari solusi untuk semua permasalahan yang lo punya. Tenang aja, meskipun bukan anak pejabat, kita punya sedikit koneksi dan relasi kok."
Arkan tersenyum sambil meletakkan makanan nya di atas meja makan lalu beralih mengambil botol air minum dan meneguk nya hingga habis setengah.
"Kalian temen gue yang pertama, jujur." ucap nya dengan lembut. Fina tak memandang kedua laki laki itu.
Dia hanya tertunduk sambil mengaduk aduk nasi di dalam kotak yang ada di tangan nya. Merasa cukup bersyukur bahwa kali ini dia tidak sendirian di atas cobaan yang datang mendera nya.
meskipun dari dalam hati Fina tetap saja masih tidak ingin merepotkan siapa siapa di dalam hidupnya. Tapi setidaknya sekarang dia sudah mempunya teman yang bisa dia ajak berbicara dan dia tidak sendirian lagi.
"Selama ini gue gak pernah punya teman satupun. Kalian orang yang pertama mau jadi teman gue." ucap fina lagi.
Rey dan arkan dengan jelas melihat fina tersenyum meski gadis itu menundukkan kepala nya.
"Kadang gue iri sama orang orang di luaran sana yang bisa punya temen, tapi sekarang gue juga bisa ngerasain hal itu. Makasih yah guys, setidaknya gue punya sedikit harapan kecil." ucap nya lagi. Fina menatap Arkan dan Rey bergantian sambil tersenyum tulus.
Cantik, Fina begitu cantik di mata Arkan sekarang. Bagaimana senyum itu terukir indah di raut wajah Fina yang biasanya cenderung datar tak berekspresi.
"everything for you." jawab Arkan tanpa sadar dengan pelan. Namun kalimat itu terdengar jelas oleh Fina.
Cukup terkejut, tapi fina tidak ingin ambil pusing dan menanyakan nya.
"Mulai sekang cari kita kalo ada apa apa yah." ucap Rey lagi. Dia membalas fina dengan senyuman singkat nya.
Fina mengangguk kecil. "thanks yah rey."
"Urwell"
Arkan melihat jam di tangan kiri nya. Dia rasa obrolan malam ini sudah cukup melihat waktu sudah menunjukan pukul 9 malam.
"udah jam 09.00 malam, kayaknya lo Lebih Baik istirahat Fina. besok pagi kayaknya lo udah boleh balik dari rumah sakit, Nanti gua urus dan bilang ke dokter nya." ucap Arkan mengingatkan Fina.
Fina pun mengangguk kecil. "Iya ini gue mau istirahat. Tapi kalian gak balik ke rumah?" tanya Fina heran.
Fia baru sadar bahwa kedua laki laki ini masih menggunakan seragam sekolah sama seperti diri nya. Hanya saja Rey melampisi baju sekolah nya itu dengan jaket kulit bewarna coklat sehingga tidak kentara sekali.
"Kita di sini jagain lo. Masa sendirian lagi sakit kek gini. Tadi gue udah telpon sopir gue buat bawain baju ke sini. Aman ajaa" Jawab Rey membuat Fina menatap nya cengo.
Sopir? fina yakin sekali kalo Rey tampak nya bukan anak sepertinya yang punya keluarga sederhana.
"Kek nya lo bukan..."
"Dia kaya fin, gak usah heran." Sela Arkan langsung membuat Fina paham dan tak lagi bertanya tanya dalam hati nya.
"Cuma minus nya suka nebeng aja sama gue, padahal mobil nya banyak." ucap Arkan sambil menatap sinis ke arah rey yang hanya cengengesan.
"Loh? Memang iya?" Tanya fina.
Arkan mengangguk semangat, "contoh nya aja tadi, dia minta di jemput trus di anter juga balik nya pake mobil gue. Padahal dia punya sopir pribadi kalo di pikir pikir." jelas Arkan.
"kok mau?" tanya Fina sambil terkekeh.
"Nahh itulah, gue juga heran kenapa gue mau!" ucap Arkan lagi mengundang gelak tawa fina dan juga Rey.
"Lo sendiri yang mau, jadi gak usah ngeluh hahahah" sambar Rey.
Arkan hanya mendengus pelan.
Benar juga yang di bilang rey, kenapa dia mau? Rey kan juga tidak memaksa diri nya. Sekarang Arkan malah mempertanyakan diri nya sendiri kenapa bisa seperti itu.
Atau jangan jangan dia kena hipnotis oleh Rey lewat telpon??
"Ah udah lah, Sana lo! Seenaknya aja." ucap Arkan membuat Rey terkikik kecil. dia mendudukan diri nya di atas Sofa tadi lagi.
"Next kita main di rumah gue aja." ucap nya terdengar seperti ajakan dan juga tawaran.
"Emang boleh?" tanya Fina.
"Boleh lah!" jawab Rey dengan semangat.
"Okey!"