NovelToon NovelToon
TERJEBAK PERMAINAN KAKAK TIRI

TERJEBAK PERMAINAN KAKAK TIRI

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dikelilingi wanita cantik / Cinta Terlarang
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: julies

Area ehem ehem! Yang bocil harap Skip!!!

Bagi Candra, sang Casanova, tidak ada perempuan yang bisa dia ajak serius untuk menjalin suatu hubungan setelah merasa hidupnya hancur karena perceraian sang ayah dan ibunya.

Perempuan bagi Candra adalah miniatur, pajangan sekalian mainan yang hanya untuk dinikmati sampai tetes terakhir.

Namun, kehadiran Lila, seorang gadis yang kini menjadi adik tirinya, membuat dia harus memikirkan ulang tentang cinta. Cinta dan benci hadir bersamaan dalam indahnya jalinan kasih terlarang.

Lalu bagaimana jika larangan itu tetap dilanggar dan sudah melampaui batas?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ha*rat Terlarang

Meeting sudah selesai. Candra menyambut baik kedatangan Libra yang diketahui adalah anak dari pemilik perusahaan Darma Wijaya. Lelaki itu juga sama seperti Candra, melanjutkan bisnis keluarga, menjadi pemimpin.

Namun, Libra masih di dalam ruangan Candra. Ia masih mengobrol dengan Candra. Sesekali matanya melirik Kalila yang sedang asyik dengan komputer. Candra gondok setengah mati. Ia tidak suka ada laki-laki lain yang memperhatikan Kalila selama itu.

"Oke, Can. Gue harap, kerjasama ini bisa berjalan lancar. Bokap lo dan bokap gue temanan lama. Gue aja yang baru ke sini." Libra menjabat tangan Candra yang segera membalasnya.

"Gue juga berharap gitu. Oh iya, Bell, lo udah catat hari kita bakal ke perusahaan Libra kan?"

Bella segera mengangguk. Ia memandang Libra dengan tatapan nakal tapi yang dipandang acuh tak acuh, ia lebih suka memandang Kalila. Hal itu membuat Bella sebal sebab kini tak hanya Libra yang melihat Kalila tapi juga Candra.

"Gue pamit ya Can. Kita ketemu lagi nanti."

Sekali lagi keduanya saling berjabat tangan. Namun, Libra tak langsung keluar ia berhenti di depan meja Kalila. Hal itu disaksikan Candra dengan hati mendidih.

"Minta nomor kamu dong."

Kalila mendongak lagi, ia tak mau melihat Candra yang sekarang begitu tajam melihat ke arahnya.

"Boleh, kok."

Semakin terbelalak Candra karena Kalila memberikan nomornya kepada Libra. Setelah Libra keluar, Bella juga harus ke ruangan lain untuk menyimpan dokumen.

Tinggallah Kalila dan Candra di dalam ruangan itu. Kalila merasa tak nyaman. Maka ia memutuskan untuk keluar karena sebentar lagi dia juga akan pulang. Namun, belum sempat ia meraih gagang pintu, Candra menarik tangannya, mengunci pintu dan mengurung Kalila dengan kedua tangannya yang bertahan menyandar dinding.

"Kasih aja terus nomor lo ke sembarang orang!"

Kenapa sih umbi-umbian ini? Kalila mendengus kesal. Apa yang salah? Sekali lagi Kalila bertanya apa yang salah dengan dia memberikan nomor handphonenya kepada Libra?

"Apa yang salah sih, Mas Candra? Mas Libra cuma minta nomor ponsel aku bukan mau ngapa-ngapain aku!" sahut Kalila sama tajamnya.

"Terserah apa kata Lo. Gue nggak suka lo kasih nomor sembarangan sama orang. Gue nggak suka lo deket sama laki-laki sembarangan juga!"

"Apa hak kamu mau ngelarang larang aku, Mas Candra? Kita nggak ada hubungan apapun, selain kakak dan adik itu pun Karena mama aku menikah sama papa kamu. Kamu nggak berhak melarang aku ini itu!" sentak Kalila kuat lalu ia membuka kunci dan bergegas secepat mungkin keluar dari ruangan itu. Di depan, ia melihat Bella sedang bersidekap di depan dada, bersandar menunggu pintu itu terbuka. Sepertinya ia tahu bahwa Candra mengunci pintu.

Tak lupa ia menatap Kalila dengan pandangan jengah. Kalila pun melihatnya sekilas karena tidak ingin memperpanjang masalah dan memilih pulang segera.

Di perjalanan pulang, Kalila memandang keluar jendela dengan rasa hampa. Ia benar-benar tidak suka dengan situasi seperti ini. Seandainya saja ia bisa menolak apa yang Candra lakukan malam kemarin hingga tidak membuatnya terbawa perasaan seperti ini.

Kalila datang di rumah dan ia terkejut melihat mamanya sudah pulang. Kalila segera berlari, memeluk mamanya lalu memeluk papa Mahesa juga.

"Papa, Mama, pulang kok nggak ngabarin sih?"

"Sengaja dong mau beri kejutan buat kamu. Oh iya,Candra mana? Belum pulang ya?"

"Mas Candra masih ada kerjaan, Ma. Mungkin ntar lagi balik," jawab Kalila tak enak hati. Saat mama memberi pertanyaan tentang Candra, saat itu pula Kalila merasa bersalah kepada mamanya itu.

"Ya udah, Kalila, kamu istirahat dulu ya. Papa sama Mama juga mau istirahat. Nanti malam kita ketemu di meja makan. Papa udah minta bibi buat masakin masakan enak untuk kita."

"Iya Pa, Kalila juga mau istirahat kok. Ini badan Kalila pada pegel." Kalila terkekeh.

"Pegel kenapa sih, Nak? Kamu itu kayak orang lagi ada pekerjaan berat banget," Kelakar mamanya yang disambut tawa oleh Kalila dan papa Mahesa. Mama saja yang tidak tahu bahwa beberapa hari ini saat mereka berada di Singapura, ia sudah menjadi bulan-bulanan kakak tirinya dan parahnya ia menikmati semua hal yang dilakukan oleh Candra.

Memikirkan itu, membuat Kalila jadi kesal lagi kepada kakak tirinya itu. Ia teringat pagi tadi saat Candra mengacuhkannya bahkan tidak memberikan senyuman kepadanya sedikitpun setelah apa yang mereka lakukan semalaman. Lalu bagaimana ia memangku Bella dengan begitu mesra di depannya seolah sengaja.

Malam harinya, ketika mereka sudah berkumpul untuk makan malam, Candra juga turun. Ia seperti biasa diam dan tak banyak bicara, hanya menjawab seperlunya setiap pertanyaan yang diajukan oleh mama dan papa.

"Aku duluan ya, ada kerjaan di luar."

Papa menarik nafas panjang melihat kelakuan Candra yang pergi di saat mereka masih ada di meja makan.

"Udah Pa, nggak papa. Nanti Candra bakal berubah kok." Mama Belina terus saja berusaha meyakinkan papa bahwa putra tunggalnya itu pasti akan kembali menjadi anak yang baik.

"Papa sudah pusing, Ma. Nggak tahu lagi harus gimana sama Candra. Dikerasin percuma, dibaikin juga ya nggak ada perubahan. Sekarang terserah dia lah." Papa berkata dengan nada pasrah dan mama segera menggenggam jemari papa meyakinkan semua hal akan baik-baik saja.

Malam harinya, ketika semua orang sudah terlelap, Kalila pergi turun lagi ke dapur, hal yang biasa ia lakukan di setiap tengah malam.

Baru saja ia hendak kembali ke atas, seseorang menarik dirinya. Membawanya ke taman belakang yang sepi dan minim dengan cahaya.

Di gazebo yang cukup jauh dari rumah mereka itu, Kalila diseret oleh Candra. Lelaki itu langsung membaringkannya di atas gazebo lalu menciumi lehernya. Kalila awalnya melawan tapi setelah Candra memberikan kecupan di bibirnya ia mulai membuka malah membalasnya, napas keduanya terengah-engah.

Lama mereka berpagutan dengan saling menindih, Candra kemudian kembali menarik Kalila, membawanya menuju mobil. Candra membawanya lewat gerbang belakang rumah yang minim penjagaan.

"Kita mau ke mana, Mas?" tanya Kalila di dalam mobil. Ia juga hanya memakai dress yang tipis hingga tubuhnya menjadi dingin.

Pertanyaan Kalila terjawab setelah Candra masuk ke basement apartemen. Lalu ia mengajak Kalila keluar, menggandeng jemari adik tirinya itu membawanya menuju lift. Di lift, mereka kembali melakukannya, berpagutan mesra saling meremah.

"Mas... Mas Candra..." Terengah Kalila memanggil dan menyebut nama Candra berulang kali, membuat Candra semakin terbakar hasratnya.

Candra kembali menarik lengan Kalila membawanya menuju pintu apartemen. Tak dipedulikannya Meisya yang lewat dan menyapa mereka berdua. Meisya memandang keduanya dengan bingung. Candra sama sekali tidak menggubris Meisya yang berusaha memanggilnya dengan suaranya yang manja. Ketika pintu apartemen telah terbuka, setelah Candra menekan passwordnya, Candra langsung menggiring Kalila menuju sofa di ruang tengah.

Keduanya kembali melanjutkan kegiatan panas itu, mereka tidak tahu bahwa batasan itu semakin tipis dan segera putus begitu saja seiring dengan desahan Kalila dan Candra yang berada di dalam ruangan itu.

Ting tong!

Sialnya bel apartemen itu berbunyi! Candra mengerang kesal memandang pintu itu dengan hasrat masih menggunung.

1
🎀evalidya 🆁🅰🅹🅰 ❀∂Я
selalu semangat kakak, Tuhan memberkati dgn kebahagiaan dan kesabaran....
moominRJ
Lanjutt kaa😍
moominRJ
Hahaa bner tuh ka mamam tuh gengsi🤣
moominRJ
Awas la hati2 nanti demit gondrong ganteng ngegrayangin kmu lagi😁
moominRJ
Makasihh ka up nya🥰
moominRJ
Wahhh wahh bisa2nya si gondrong memanfaatkan moment🤭
Yayang Coedil
nahlhoooo.........!!!!!
Susi Lawati
bagus juga cerita nya
🎀evalidya 🆁🅰🅹🅰 ❀∂Я
pokoknya the best kalo kak Julies, si ceo gondrong 🤗🤗🤗🤗
july: hihihi
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor
moominRJ
Smngatt kaka mksih up nyaa🥰
moominRJ
Wah lila hati2 bucin sma keong racun🤣
moominRJ
Candra omesss🤣
moominRJ
Posesif sekalih anda bpa candra😁
moominRJ
Makanya bella ngaca sadar diri jg cuma sekertaris ko kya bos ngatur2
moominRJ
Makasih up nya kaka🥰
moominRJ
Posesif amat pak🤭
Reni Anjarwani
semanggat up terus kak karyanya bagus
lyani
nah kan siap2 kau bel
lyani
bukannya takut ketahuan kamu bel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!