NovelToon NovelToon
Sepupuku Suamiku.

Sepupuku Suamiku.

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:201.2k
Nilai: 4.9
Nama Author: selvi serman

Kepergok berduaan di dalam mobil di daerah yang jauh dari pemukiman warga membuat Zaliva Andira dan Mahardika yang merupakan saudara sepupu terpaksa harus menikah akibat desakan warga kampung yang merasa keduanya telah melakukan tindakan tak senonoh dikampung mereka.

Akankah pernikahan Za dan Dika bertahan atau justru berakhir, mengingat selama ini Za selalu berpikir Mahardika buaya darat yang memiliki banyak kekasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33.

Sore harinya.

Za yang tadinya terlihat bersemangat, tiba-tiba lemas melihat seseorang yang menjemputnya ternyata mang Dodo bukannya suaminya.

"Kok mang Dodo yang ke sini, mas Dika nya mana, mang?." tanya Za setibanya di hadapan mang Dodo.

"Itu non, tadi den Dika meminta mamang menjemput non Zaliva, soalnya den Dika lagi ada meeting penting sore ini." Mang Dodo menjawab sesuai dengan penyampaian Mahardika saat menghubunginya lewat telepon rumah satu jam yang lalu, sebelum mang Dodo menjemput Zaliva tentunya.

Seketika senyum kembali merekah di bibir Zaliva saat sebuah ide terlintas di benaknya.

"Mang, anterin aku ke kantornya mas Dika ya!." Pinta Zaliva.

"Baik, Non." jawab Mang Dodo. Apapun keinginan dari menantu kesayangan majikannya itu pasti akan dituruti oleh mang Dodo.

"Kita mampir dulu ke toko kue ya mang!." imbuh Za ketika mobil yang dikendarai mang Dodo sudah mulai melaju.

"Siap, Non."

Sesuai permintaan Za, mereka pun mampir sebentar ke toko kue. Setelah mendapatkan cake yang diinginkan mereka pun kembali melanjutkan perjalanan menuju gedung Mahardika Group.

Setibanya di depan gedung Mahardika Group, Zaliva meminta mang Dodo langsung pulang saja, tak perlu menunggu dirinya.

Zaliva yang berjalan menuju meja resepsionis menjadi pusat perhatian dari beberapa pegawai Mahardika yang melintas di lobby. Apalagi yang menjadi daya tarik kalau bukan paras cantik yang dimiliki oleh seorang Zaliva Andira.

"Selamat sore ..." sapa Za dengan senyum ramahnya.

"Selamat sore Nona, ada yang bisa kami bantu?." tanya salah seorang pegawai wanita yang bertugas di meja resepsionis.

"Saya ingin bertemu dengan tuan Mahardika." jawab Zaliva. Ya, Zaliva menyebut suaminya dengan sebutan tuan, mengingat berita tentang pernikahan mereka belum diketahui oleh para pegawai Mahardika.

"Apa sebelumnya anda sudah membuat janji, Nona?." bukan hanya Zaliva, tetapi siapapun yang ingin bertemu dengan Mahardika pasti akan diberi pertanyaan demikian, karena itu sudah menjadi tugas mereka.

Menyaksikan Za masih diam saja, petugas resepsionis tersebut lantas menarik kesimpulan bahwa Za memang belum membuat janji temu dengan bos mereka.

"Maaf Nona, saat ini tuan Mahardika sedang meeting di luar bersama klien." kata petugas resepsionis tersebut.

"Apa saya boleh menunggu di ruangan beliau?." Permintaan Zaliva yang terdengar lucu tersebut mampu membuat kedua petugas resepsionis tersebut mengulum senyum mendengarnya.

"Maaf Nona....Jangan katakan jika anda ingin mengaku sebagai kekasihnya tuan Mahardika, karena faktanya anda bukan wanita pertama yang mendatangi gedung ini dan mengaku sebagai kekasihnya tuan Mahardika, dan semua berakhir di usir oleh tuan Mahardika. Saya sarankan pada anda untuk segera meninggalkan gedung ini sebelum tuan Mahardika kembali, jika tidak ingin bernasib sama dengan wanita sebelum anda, yang berani-berani mengaku sebagai kekasihnya tuan Mahardika."

Kedua petugas resepsionis tersebut sontak saja melempar pandangan satu sama lain. Pasalnya, setelah mendengar panjang kali lebar penjelasan dari mereka, Zaliva justru mengembangkan senyum di wajah cantiknya.

"Benarkah begitu?." Tanya Za.

Keduanya kompak mengiyakan. Za merogoh tasnya, mengeluarkan sepuluh lembar uang kertas berwarna merah dari dalam dompetnya.

"Ini tips buat kalian, bagi dua ya!." Kata Za dengan wajah secerah mentari pagi. "Anggap saja tips buat kalian karena sudah bekerja dengan sepenuh hati." imbuh Za.

"Tapi, Nona?." kedua petugas resepsionis tersebut nampak bingung. Ada juga rupanya orang yang diusir malah memberikan tips, aneh bin ajaib, begitulah kira-kira arti tatapan kedua petugas resepsionis tersebut ketika menatap Zaliva. Tanpa mereka sadari ternyata informasi secara tidak langsung dari mereka tersebut lah yang membuat keduanya mendapat tips dari Za.

"Saya boleh menunggu di sana kan?." Tanya Za sesaat kemudian, menuding ke arah sofa yang posisinya tidak jauh dari meja resepsionis.

"Silahkan Nona....! Tapi jangan salahkan kami jika pada akhirnya anda bernasib sama dengan wanita-wanita yang pernah datang ke sini sebelumnya."

Za mengulas senyum sambil mengangkat jempolnya ke udara.

"Aku sampai lupa, Nona ini akan jadi wanita ke berapa, yang berakhir diusir oleh asisten Bimo." gumam salah satu petugas resepsionis tadi, menatap iba pada Zaliva. Ya, Mahardika pasti mengusir para wanita yang datang mengganggunya melalui asisten Bimo. Biar bagaimanapun, sebagai sesama wanita, petugas resepsionis itu merasa prihatin jika gadis sebaik Za yang telah memberikan mereka tips lumayan besar, bernasib sama dengan wanita sebelumnya.

"Entahlah....aku juga lupa. Setidaknya kita sudah mencoba mengingatkan sebelumnya, salah sendiri tetap ngeyel." balas yang satunya lagi, sama-sama dengan nada Lirih, tak enak sampai kedengaran oleh Zaliva, mengingat sofa yang ditempati Za hanya berjarak beberapa meter dari meja resepsionis.

Sembari menunggu kepulangan suaminya, Za memilih mengisi waktunya dengan berselancar di akun sosial media miliknya. Za senyum-senyum sendiri ketika melihat postingan di akun sosial millik kakak iparnya, Inara. Di mana pipi Inara terlihat makin berisi karena sedang mengandung dan itu terlihat lucu di mata Zaliva.

Hampir setengah jam Za menatap layar ponselnya sambil senyum-senyum sendiri, saking seriusnya ia sampai tidak menyadari kedatangan Mahardika, berbeda dengan kedua petugas resepsionis tadi yang langsung bangkit dari duduknya saat menyadari kedatangan bos mereka tersebut, dan menunduk hormat.

"Sayang.... Kamu di sini?." suara bariton yang sangat dikenalnya mampu mengalihkan perhatian Za dari layar ponselnya.

"Iya mas, tadi minta dianterin sama mang Dodo." balas Za.

"Sayang.....?????." cicit kedua petugas resepsionis tersebut dalam hati, kedua bola mata keduanya pun ikut melebar dengan sempurna, saking kagetnya dengan panggilan Mahardika terhadap Zaliva. Keduanya langsung melempar pandangan satu sama lain.

"Kenapa menunggu di sini, bukannya di ruangan mas, sayang?." tanya Mahardika, sebelum melayangkan tatapan kepada kedua pegawainya yang bertugas di meja resepsionis. Detik selanjutnya, Mahardika beralih lagi pada Za saat menyadari sesuatu.

"Memangnya kamu nggak bilang ke mereka kalau kamu itu istrinya mas?."

"APA..... istri????." lagi, batin keduanya. Dengan sekuat tenaga mempertahankan bobot tubuh di atas kedua kaki yang sudah gemetar mengetahui fakta jika ternyata gadis cantik yang kini sudah berdiri di samping bos mereka tersebut adalah istri dari bos mereka.

Tamat riwayat kita, sudah membiarkan istrinya tuan Mahardika menunggu di sofa lobby, begitu kira-kira ketakutan yang ada di hati masing-masing. Namun ketakutan keduanya hilang begitu saja mendengar jawaban Zaliva.

"Sudah kok mas, mereka bahkan meminta aku untuk menunggu di ruangan mas, tapi akunya saja yang ingin menunggu kamu di sini, mas."

Sepertinya Mahardika percaya begitu saja dengan pengakuan istrinya, terbukti dari mimik wajahnya. Setelahnya, Mahardika pun mengajak istri tercintanya itu menuju ke ruangannya.

Kedua petugas resepsionis tersebut tersenyum canggung ketika Za menolehkan pandangan ke arah mereka sambil mengulas senyum ramahnya.

"Ternyata di dunia ini masih ada juga orang yang peduli dengan nasib orang lain."

"Kau benar, coba saja kalau beliau menceritakan yang sebenarnya, jika Faktanya kita melarang beliau menunggu di ruangan tuan Mahardika, maka tamatlah riwayat kita. hari ini pasti akan menjadi hari terakhir kita menginjakan kaki di gedung ini, kita pasti akan dipecat."

Setelah Mahardika dan Za yang diikuti oleh asisten Bimo memasuki lift, terdengar obrolan di antara kedua petugas resepsionis tadi.

1
aleena
Baru bisa hadir kesjni lgi
/Chuckle/
udah lama
Jumi🍉
Kata malaikat yang lewat aku catat kata-katamu Bimo...😅
Desmeri epy Epy
lanjut Thor
Ayila Ella
cieee dari calon mantu jadi beneran mantu nih
sulastri arriza_03
ikut meng aamiin kan ya hil..wkwkwj
Penapianoh📝
astaga za. tdk bisa apa lihat ketulusannya mahardika sdkit sj
Elicha
sungguh seru seseruserunya...lnjutttt thor
sryharty
dikit amat ka,,
apalagi part dokter Yuli sama Abid SE uprit banget
Lia siti marlia
nah kan nah kan akhirnya ada jalan buat mamanya hilda punya mantu pa bimo
sryharty
bom bom bombastis banget pak bimo
Ariany Sudjana
wah alamat jadi suaminya Hilda nih pa Bimo
mis.be
😂 peka bgt asisten bimo
Kaisya Kaisya
tapi benar adanya omongan itu do'a, niat awal sandiwara dalam situasi terjepit nanti pada akhirnya bakalan jadi kenyataan, aku aamiin kan ya Hilda, semoga berjodoh dgn asisten Bimo 🥰🥰
Reni Anjarwani
keren bgt thor
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
pasrah aja
Supryatin 123
wah wah sudah mengakui klo Hilda calon istri nich pak Bimo
moga jadi istri sungguhan aminn.lnjut Thor 💪💪💪
Syiffa Fadhilah
nah kan
irma hidayat
huhaha....jangan sandiwara bimo beneran aja
Tika Rostika
nah kan udah jodoh tu Bimo ,,terima aja Hilda gadis baik kok
zheny pudji
niatnya cuma mau nurutin ngidam, ehhh jadi acara lamaran 🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!