NovelToon NovelToon
OBSESI SANG “CALON CEO”

OBSESI SANG “CALON CEO”

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang / Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Kehidupan di Kantor
Popularitas:26.6k
Nilai: 5
Nama Author: Five Vee

Gyantara Abhiseva Wijaya, kini berusia 25 tahun. Yang artinya, 21 tahun telah berlalu sejak pertama kali ia berkumpul dengan keluarga sang papa. Saat ia berusia 5 tahun, sang ibu melahirkan dua adik kembar laki - laki, yang di beri nama Ganendra Abhinaya Wijaya, dan Gisendra Abhimanyu Wijaya. Selain dua adik kembarnya, Gyan juga mendapatkan sepupu laki-laki dari keluarga Richard. Yang di beri nama Raymond Orlando Wijaya. Gracia Aurora Wijaya menjadi satu-satunya gadis dalam keluarga mereka. Semua orang sangat menyayanginya, tak terkecuali Gyan. Kebersamaan yang mereka jalin sejak usia empat tahun, perlahan menumbuhkan rasa yang tak biasa di hati Gyan, yang ia sadari saat berusia 15 tahun. Gyan mencoba menepis rasa itu. Bagaimana pun juga, mereka masih berstatus sepupu ( keturunan ketiga ) keluarga Wijaya. Ia pun menyibukkan diri, mengalihkan pikiran dengan belajar. Mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin Wijaya Group. Namun, seiring berjalannya waktu. Gyan tidak bisa menghapus

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Five Vee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35. Kita Bertemu Lagi, Nona Gracia.

"Papi ada undangan acara amal di salah satu panti asuhan, siang ini. Kamu bisa 'kan pergi untuk mewakili papi?" Tanya papi Rich pada sang putri saat mereka sedang menikmati sarapan.

Cia yang sedang menikmati roti isi buatan mami Renatta, kemudian menatap ke arah sang papi.

"Kenapa papi tidak meminta Om Dion yang pergi?" Tanya gadis itu.

"Papi mendapatkan undangan secara pribadi, bukan perusahaan. Siang ini, papi sudah ada janji dengan klien penting. Tidak enak rasanya jika mengabaikan undangan dari panti asuhan." Jelas pria paruh baya itu.

"Apa perlu aku yang pergi, Hubby?" Tanya mami Renatta.

"Bukannya kamu harus mengantar mama Dona pergi cek kesehatan?" Papi Rich menyebut nama mama mertuanya yang masih tinggal di depan rumah mereka.

Kedua orang tua mami Renatta masih tinggal di rumah depan. Sementara, Randy sang putra sulung, sudah pindah ke rumah yang lebih besar bersama keluarga kecilnya.

"Biar aku minta sopir yang menemani mama. Atau Ray, kamu bisa 'kan temani Oma?"

"Aku pulang malam hari ini, mi. Masih sibuk persiapan ospek mahasiswa baru." Raymond merupakan salah satu anggota BEM di kampusnya bersama Ganendra dan Gisendra.

Cia menghela nafas pelan. Ia kemudian menggeser piring kosong ke sudut meja sebelah kanannya.

"Baiklah. Aku akan pergi. Papi bisa kirim alamatnya padaku." Putus Cia kemudian.

"Minta ijin pada Kepala Devisi Keuangan jika kamu merasa sungkan dengan rekan - rekanmu. Kamu pergi setelah istirahat makan siang." Jelas papi Rich sembari mengirim alamat panti asuhan kepada Cia melalui aplikasi berbalas pesan.

"Iya, Pi."

Setelah selesai sarapan, Cia pun pamit pergi ke kantor. Begitu pula dengan Raymond yang menyusul pergi ke kampus.

"Aktingku sudah bagus 'kan?" Tanya mami Renatta pada sang suami saat wanita itu mengantarnya menuju pintu utama.

"Kamu selalu bisa di andalkan, sayang." Papi Rich mencubit hidung sang istri dengan gemas.

"Hubby yakin putra keluarga Dinata itu akan datang di panti asuhan?" Tanya mami Renatta lagi.

"Pasti datang."

Ya, sebenarnya papi Rich tidak begitu sibuk siang ini. Ia sengaja meminta Cia untuk pergi, agar bisa bertemu dengan Arrea Dinata.

Kebetulan hari ini adalah jadwal cek kesehatan Oma Mona. Papi Rich meminta agar mami Renatta meyakinkan Cia, jika ia tidak bisa pergi.

"Aku jadi penasaran, seperti apa putra keluarga Dinata itu? Sampai - sampai Hubby begitu ingin Cia dekat dengannya." Ucap mami Renatta.

"Nanti juga kamu akan tau. Dan aku yakin, kamu akan cocok dengan pemuda itu." Ucap papi Rich dengan penuh senyum.

"Ah, aku akan mencari tau sendiri kalau begitu." Canda mami Renatta.

"Jangan macam - macam kamu."

Setelah selesai makan siang, Cia pergi ke panti asuhan sesuai perintah sang papi. Gadis itu sudah meminta ijin pada pak Bima. Dan tentu saja sang Kepala Devisi mengijinkan.

Cia adalah anak Direktur Utama. Tidak memberi ijin, sama saja seperti mencari masalah dengan pimpinan perusahaan.

Setelah menempuh perjalanan selama tiga puluh menit, gadis itu pun tiba di panti asuhan yang di maksud papi Rich.

"Selamat siang, Bu." Cia menyapa seorang wanita paruh baya yang sedang menunggu tamu di pintu masuk.

"Selamat siang, mbak. Silahkan." Wanita itu menunjuk pada buku tamu, meminta Cia untuk menulis namanya di sana.

Cia pun menyebut dirinya sebagai perwakilan papi Rich. Ia kemudian di persilahkan untuk masuk ke dalam panti.

Di halaman panti yang cukup luas, telah terpasang tenda. Di bawah tenda itu, ada sebuah panggung kecil, juga tersedia meja panjang tempat memamerkan berbagai macam kerajinan tangan buatan anak - anak panti asuhan.

Selain itu juga ada kursi untuk para tamu undangan. Beberapa di antaranya telah terisi. Namun masih banyak yang kosong. Mungkin para undangan belum semuanya yang datang.

Sebelum duduk di tempatnya, Cia tertarik untuk melihat - lihat. Ia sangat menyukai pernak pernik lucu, apalagi buatan tangan seperti rajutan atau gelang.

"Cantik sekali. Apa semua ini buatan tangan anak - anak disini, Bu?" Tanya Cia pada seorang wanita dewasa yang sedang berjaga di meja pameran itu.

Cia mengambil sebuah gelang rajutan berwarna merah muda.

"Iya, non. Semua ini hasil buatan tangan anak - anak. Mereka membuatnya di akhir pekan, atau saat tidak ada tugas sekolah." Jelas wanita paruh baya itu.

Cia mengangguk paham. Ia kembali melihat - lihat. Dan ada satu benda yang menarik perhatian gadis itu.

Rajutan berbetuk kepala kelinci, mirip dengan gantungan kunci miliknya. Namun ukurannya sedikit lebih besar. Mungkin yang merajutnya ingin membuat boneka, tetapi sepertinya kekurangan bahan.

Tangan Cia pun terulur untuk meraih rajutan itu, namun sayangnya seseorang lebih dulu mengambilnya.

"Eh." Tangan Cia menggantung di udara. Kepala gadis itu sontak berputar untuk melihat siapa orang yang telah mengambil benda incarannya.

"Kamu lagi." Mata Cia membulat sempurna ketika melihat Arrea Dinata berdiri di belakang gadis itu.

"Kita bertemu lagi, Nona Gracia."

"Kembalikan." Ucap Cia menunjuk ke rajutan di tangan Arrea.

Pria itu tersenyum tanpa dosa. "Aku yang mengambilnya lebih dulu."

"Tetapi aku yang melihatnya lebih dulu." Cia hendak merebut rajutan berbetuk kepala kelinci itu.

"Benda ini milik orang yang lebih dulu mengambilnya." Arrea kemudian pergi meninggalkan Cia begitu saja, sembari membawa rajutan itu.

Cia menghentakkan kakinya penuh kesal. Gadis itu pun menyusul Arrea Dinata. Kemudian merebut kursi yang hendak pria itu tempati.

"Kursi ini milik orang yang lebih dulu menempatinya." Cia mengatakan kalimat yang sama, dengan yang Arrea katakan tadi.

Pria itu berdecak pelan. Tak ingin menjadi pusat perhatian para tamu lainnya, ia pun memilih duduk di samping Cia.

"Masih banyak tempat kosong untuk apa kamu duduk di sini?" Geram Cia.

"Kursi ini bukan milik kamu 'kan? Jadi, siapa pun berhak untuk menempatinya." Ucap Arre dengan santai.

Cia pun hanya mampu menahan rasa kesalnya.

'*Kenapa harus bertemu dia di tempat seperti ini*?'

...\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*...

1
Ariany Sudjana
puji Tuhan, arrea datang tepat waktu
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
salahmu sendiri Gyan. makanya jangan gila
Rafly Rafly
Bagus..beri upper cut atau jab yg keras pada CEO gila' itu..
cepet Lapor sama papi mu gadis bodoh...
Rafly Rafly
CIA...kamu pendidikan tinggi.mtapi bodohnya sampe ubun ubun... tinggal bilang papi mu tentang kelakuan laki laki psikopat itu kan beres...mami dan Tante mu juga udah ada firasat.kamu saja yg juga bebal.. sekarang terima nasib saja...mo di perkosa juga apa daya
Ariany Sudjana
aduh Gyan ini psikopat, kok ga ada yang nolong cia ?
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
sikap gyan menakutkan. posesif banget. kapan sadarnya dia?
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
sulitnya gyan berpaling hati. padahal sudah jelas gak mungkin dengan cia.
Rafly Rafly
ue..yee...dang CEO pecundang.. hatinya meradang
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
jangan ulangi lagi ya gyan
Amidah Anhar
Boleh kah minta Doble Up 🤭🤭🤭🤭🤭
Rafly Rafly
sang CEO. malah pergi sbg seorang pecundang...
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
berawal dari menyebalkan bisa menjadi mengesankan, Cia.
gyan memang kelewatan. gak ada tanggung jawab nya.
Patrish
waduuh... bahayaaaa...
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
arrea hadir disaat yang tepat.
Ariany Sudjana
ayo arrea semangat, dekati terus Cia
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
sepertinya acara ini bakal ramai
Ariany Sudjana
apa nanti cia akan ketemu arrea lagi di bazaar amal? wah Gyan mulai ajak senja nih hehehe
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
gyan masih belum move , jangan maksa ya
Amidah Anhar
Gregetan sama Gyian pen tabooook aja palanya biar kembali ke posisi semestinya 😛😛😛😛🤭🤭🤭
Ariany Sudjana
arrea itu calon suamimu CIA hehehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!