Namaku adalah Nayla putri dan Aku hanyalah gadis desa dengan penghidupan di bawah rata rata. Selama ini aku hidup dengan hanya mengenal sosok seorang Ibu saja tanpa mengenal sosok yang bernama Ayah. Bagiku Ibu adalah satu satunya orang yang paling berharga dalam hidupku, tanpa nya mungkin aku tidak akan bisa hidup selama ini. Semua ucapannya adalah titah untukku, dan demi membahagiakan nya aku mematuhi semua ucapan nya bahkan dengan mengindahkan perasaan ku sendiri, dan readers tercinta dari sinilah ceritaku bermula.
Selamat membaca, semoga berkenan. Berikan dukungan seikhlasnya, semoga yang maha Kuasa memberikan balasan yang setimpal. Aamiin ya robbal alamiin
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💘 Nayla Ais 💘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DILEMA
Lepaskan Aku " 31 "
::::::::: Nayla Aisyah ::::::::::::::
Disebuah ruangan dengan nuansa gelap nampak seorang pria yang sedang uring uringan. Hidupnya berubah drastis setalah semua yang terjadi belakangan ini, setiap hari selalu saja ada masalah yang membuatnya hampir saja frustasi.
" Kamu kenapa lagi Rul, wajahmu sudah seperti ban kempes. Mau sampai kapan kamu akan seperti ini, lama lama perusahan ini akan bangkrut hanya karena kamu tidak ingin berbuat apa pun ".
" Aku capek harus tiap hari melihatmu seperti ini, apa aku di gajih hanya untuk melihat muka bantalmu itu, menjadi penasihatmu begitu " Omel Romi pada sahabatnya, namun yang bersangkutan tidak juga memberikan reaksi apa pun.
" Baiklah Rul, kalau kamu masih saja seperti ini, jangan salahkan kalau aku akan benar benar pergi dari sini. Renungkanlah semua masalahmu sendiri, setelah kamu sadar nanti aku tidak tau akan menjadi siapa nama perusahaan ini nanti " Ucap Romi sambil melangkah pergi.
Ia tidak tau bagaimana lagi caranya menyadarkan sahabatnya. Setiap hari kerjaannya hanya datang dan mengurung diri di kantor. Semua pekerjaan terpaksa harus di tangani oleh Romi sendiri.
" Tunggu Rom.....! "
" Maafkan aku karena sudah membuatmu bingung. Jangan tinggalkan aku, beri aku waktu untuk menyendiri sejenak ".
Romi menghentikan langkahnya saat mendengar suara sahabat baiknya itu. Sebenarnya Romi tidak benar benar pergi, Ia hanya ingin membuat Asrul bangkit kalau di ancam akan di tinggalkan. Dan akhirnya terbukti, Asrul akhirnya mau berbicara dengannya.
" Baiklah Asrul, untuk saat ini aku tidak akan pergi dari sini. Selesaikan masalahmu secepatnya, dan kembalilah seperti Asrul yang dulu sebelum kesabaranku benar benar pada puncaknya ".
" Baiklah Rom, terima kasih karena kamu masih mau bersamaku. Oh ya, aku ingin pulang keeumah. Kamu tangani semuanya di sini ya, tenang saja Rom, akan ada bonus untukmu ". Asrul menepuk pundak sahabatnya dan berlalu pergi dari ruangan miliknya.
" Semoga kamu bisa menyelesaikan masalahmu sahabatku, aku merindukan hari hari kita seperti yang dulu. Melihatmu yang optimis dan tidak gampang menyerah dengan keadaan " Gumam Romi selepas kepergian sahabatnya.
.
.
.
Tap~ tap~ tap !
Bunyi derap kaki menggema di ruang keluarga sebuah rumah mewah. Nampak seorang wanita dengan setelan modis beserta segala macam yang ada di tangannya.
" Berhenti......! "
" Kamu dari mana saja, kerjaanmu setiap hari hanya keluyuran. Shoping, arisan, ke club malam, kelayapan bersama teman temanmu yang tidak jelas itu ".
" Tidak bisa kah kamu melakukan sesuatu yang lebih bermamfaat, seharusnya kamu istrahat di rumah. Kurangi aktifitas kamu yang tidak penting itu. Lebih baik kamu ke Dokter, program hamil agar kamu bisa segera memberi keturunan pada kami ".
" Cukup Ibu........! "
" Aku sudah bosan setiap hari mendengar Ibu selalu mengatakan itu dan itu lagi. Kenapa Ibu selalu mencampuri urusan aku, aku tau Ibu tidak menyukai aku, tapi tidak dengan cara ini ".
" Seharusnya Ibu perintahkan anak Ibu yang tidak sehat itu. Untuk periksa ke Dokter, agar bisa membuat aku hamil. Jangan suka mengalihkan kesalahan pada orang lain " Bentak Siska pada Bu Dian, Ibu mertuanya.
Ibu Dian terkejut dengan semua perkataan Siska menantu pilihan anaknya sendiri. Hatinya benar benar tercabik, seorang Ibu di perlakukan seperti seorang anak kecil oleh anaknya sendiri.
" Ada apa ini.....! " Sebuah suara menggema seisi ruangan rumah mewah itu.
" Mas Asrul " Batin Siska.
" Tidak bisa kah setiap aku pulang kerja, sekali saja tidak mendengar keributan di rumah ini. Aku bisa gila kalau harus setiap hari menonton keributan ini " Ucap Asrul memohon.
Asrul bingung, Ia merasakan dilema. Di satu sisi ada sang Istri, istri yang menjadi tanggung jawabnya. Istri pilihan hatinya sendiri. Di sisis lain di sana ada sang Ibu, wanita yang sangat Ia hormati. Wanita yang merelakan nyawanya, kebahagiaannya hanya demi ingin melihat anaknya hidup bahagia dan tidak kekurangan satu apa pun.
" Tanya sendiri pada Ibumu ini, kenapa dia suka sekali mencampuri urusan orang lain " Ucap Siska sambil berlalu pergi.
" Siska, cukup.....! " Dia juga Ibumu, jaga sopan santunmu....! Bentak Asrul untuk pertama kalinya.
" Ibu......! "
"Ada apa ini sebenarnya, maafkan Asrul ya Bu. Asrul belum bisa membuat Siska menjadi seperti yang Ibu inginkan ".
Asrul ingin berlutut di kaki sang Ibu, namun debgan cepat Ibunya menghentikannya.
" Sudahlah sayang, tidak apa apa. Kita hanya berdoa semoga hatinya bisa di bukakan dan bisa menjadi orang yang lebih baik lagi "
Asrul sedikit lega karena sang Ibu mau mengerti, meskipun dia tau ke inginan sanga Ibu seperti apa.
" Ya sudah Bu....! aku naik ke atas dulu. Mau mandi sama ganti baju. Oh ya Bu, aku lapar. Apa Ibu masak rendang kesukaanku tidak, aku ingin makan rendang saja " Asrul bergelayut manja seperti anak kecil, itu membuat sang Ibu tertawa.
" Kamu ini, sudahlah cepat kamu naik dan bersihkan diri. Setelah itu turun dan kita makan, jangan lupa ajak Siska sekalian. Ibu masak banyak hari ini " Ucap Bu Dian sambil tersenyum
Asrul segera menaiki tangga menuju kamar miliknya.
" Sayang.......! "
" Kamu kenapa sich, selalu saja bertengkar dengan Ibu " Tanya Asrul lembut pada Siska.
" Tanya sendiri pada Ibumu itu, Kalau kamu kesini ingin ceramah juga, lebih baik kamu keluar. Pergilah ke masjid, di sana pada nunggu karena penceramahnya malah kabur kemari " Ucap Siska dongkol
" Bukan begitu sayang, maaf tadi aku membentakmu. Aku mohon belajarlah menerima Ibu, semua yang di katakan Ibu ada benarnya. Coba kurangi kerjaanmu di luar sana dan fokus dengan hubungan kita " Bujuk Asrul
" Susahlah Mas, cepat keluar dari sini. Aku capek mau mandi dan istrahat. Oh iya, malam ini kamu tidur di kamar bawah saja. Aku tidak ingin tidur dengan orang yang suka menyakiti perasaanku ".
Siska mendorong tubuh Asrul keluar pintu, menutupnya dan menguncinya dengan segera.
" Sayang....... ! buka pintunya, jangan seperti ini lah. Biarkan aku istrahat di dalam "
Asrul mengetuk berulang kali namun tetap saja pintu tidak juga terbuka. Dengan terpaksa Ia harus menuruti permintaan Siska yaitu istrahat di kamar bawah, kamar yang biasa Nayla tempati saat masih berada di rumah ini.
🎡🎡🎡
Seperti biasa Nayla meminta dukungannya seikhlasnya. Like rate and komen, untuk hadiah juga kalau berkenan ya kakak kakak semua. Makasih atas waktunya, semoga suka ya sama ceritanya 🙏🙏🙏
terus kerja apa ini?