Di Ujung Borneo

Dari daerah kecil itu regi diantar masuk kedalam perusahaan, sebab disana hanya perusahaan yang memiliki landasan terbang. Dengan helikopter perusahaan regi diterbangkan ke ibu kota. Dari sana dia baru akan menggunakan maskapai penerbangan resmi untuk bisa menemui qilah dan Gladys .

Dari sana juga dia baru tahu, jika zarah benar-benar bukan orang sembarangan. Kok bisa-bisanya dia dengan semudah itu menggunakan hak nya untuk akses keperluan pribadi di perusahaan. Tanpa dia sadari, bahwa sebenarnya pihak perusahan sudah bekerja sama dengan institut tempat zarah dan bima di rekrut .

Dunia yang rumit dan penuh kejutan ini, juga di penuhi oleh beberapa orang yang memiliki profesi tidak terduga.

Sepeninggal regi, zarah kembali kerumahnya. Namun bukan untuk istirahat, kamar tidur yang seharusnya menjadi tempat istirahat yang nyaman dan biasanya estetik . Ini malah disulap menjadi leb komputer canggih. Bukan hanya satu layar komputer, tapi ada 4.

Jika itu orang lain pastinya akan juling kalau harus menghadapi empat layar sekaligus dalam sekali waktu. Namun sepertinya zarah sangat menyukai hal itu, dia benar-benar menikmati semua rutinitas nya didepan komputer itu.

Dia terus melacak handphone milik cakra yang kemarin sempat di gunakan untuk menghubungi regi. Dia tak bisa berbuat banyak, sebab ingin mencoba mengkloning perangkat nya tetap tak bisa. Link yang sempat di kirim ke handphone itu tak pernah di akses cakra. Jadi usahanya untuk membobol masuk ke handphone nya jadi tidak bisa.

dia juga khawatir jika terus mengirimkan link ke handphone cakra bisa-bisa si pemilik handphone akan curiga dan malah balik melacak nya. Sebab dia tahu, cakra juga sudah memiliki backingan yang tidak bisa di anggap remeh. Jadi zarah benar-benar harus waspada.

Tring.!!!

Sebuah pesan singkat masuk di handphone nya, dia segera meraihnya dan membuka.

Dari bima....

"bagaimana?"

Hanya sesingkat itu isi pesan nya.

"regi aman. Sekarang lagi mantau pergerakan target."

Sepertinya bima dan zarah memang sama aja. Yang satu gak bisa basa basi, yang satu gak bisa jelasin panjang lebar. Emang cocok udah.

Sejam, dua jam berlalu. Perangkat yang di tracking zarah seperti nya tidak pernah bergerak. Mungkin juga dia sudah tidur. Dilihat jam sudah menunjukkan pukul dua dini hari.

Zarah mensetting lagi agar perangkat nya itu berbunyi bak alarm، jika trackingan nya ada pergerakan. Lalu dia merebahkan punggung nya di kasur ternyaman yang di miliki nya Di sana .

***

di tempat lain....

Setelah mendapatkan info dari jihan tentang wanita yang bernama qilah itu. Cakra cukup frustasi setelah mencoba banyak hal untuk melacak wanita itu. Namun nihil, benar kata regi. Dia hilang bak ditelan bumi. Cctv jalanan yang dapat dia akses hanya menampilkan qilah berjalan masuk ke arah perusahaan bersama regi.

"kamu yakin perusahaan itu gak aneh-aneh?" tanya cakra pada jihan di telepon.

"aneh-aneh gimana ?"

"yah apa kek ? Barangkali di balik nya juga ada oknum lain yang bisa jual beli pegawai. "

"yah mana aku tahu. Bukan nya kamu yang bertugas buat nyari tahu ?"

"bukan nya kamu juga pernah jadi korban salah satu oknum disana ?"

"iyah. Lalu ?"

"yah bantu cari tahu dong. Apa kek gitu ?"

"mana ada lagi orang yang percaya sama aku. Mereka semua mikir nya aku ini drama. Dan om-om itu di penjara karena aku bohong. Mereka semua gak percaya kalau aku di culik dan akan di jual. Sudah lah. kenapa jadi dibahas lagi sih? Aku juga gak mau ikut dalam misi aneh ini kalau bukan karena bujukan mu. Kalau kamu terus nyalahin aku, kita selesai. Aku bisa kok mikirin sendiri cara buat rebut bima itu tanpa bantuan kamu."

Klik.!!!

Panggilan di putus sepihak. Cakra di buat ternganga dengan ocehan itu. Gak nyangka banget wanita licik itu malah ngancam dia, jihan fikir cakra akan goyah dengan ancaman remeh itu. Cakra sampai senyum aneh di buatnya. Sebenarnya tanpa jihan pun dia bisa memburu bima. Tapi sepertinya jihan cocok jadi umpan yang baik, jadi harus di tahan-tahan dulu sampai waktunya cocok.

Cakra benar-benar penasaran tentang perusahaan yang bagi nya itu sangat mencurigakan. Dia tidak bisa membobol keamanan nya, untuk mengakses cctv di dalamnya. Benar-benar perusahaan yang ketat. Padahal menurutnya itu hanya perusahaan tambang biasa, seharusnya tidak perlu keamanan yang seketat itu.

Dia benar-benar penasaran namun tak bisa berbuat banyak. Waktu menunjukkan pukul tiga dini hari, dia merasa hanya menghabiskan waktu jika terus diam dan menunggu. Bima harus bisa segera dia temukan. Jika bima keluar dari daerah itu, dia pasti akan kesulitan untuk mengeksekusi rencananya.

Dia keluar menuju tempat penginapan jihan yang jarak nya juga tak terlalu jauh dari tempat tinggalnya. Sebenarnya apartemen dan tempat karaoke itu adalah properti pribadi nya, namun atas nama orang lain. alasannya karena banyak hal, termasuk untuk memanipulasi perpajakan. Yah sejenis itu lah. Orang bermasalah memang sulit terlepas dari banyak masalah yang justru nanti malah akan balik merugikan nya tanpa dis sadari.

Tok tok.....

Pintu di ketuk namun tak ada jawaban.

Tok. Tok....

Pintu di ketuk lagi....

"cari siapa?" tanya seorang wanita dari arah belakang. Cakra berbalik badan dan tersenyum aneh kearah wanita itu.

Dia jihan. Dengan wajah tidak ramah, dia membukakan pintu lalu mempersilahkan cakra masuk. Dia juga baru datang entah dari mana dengan menenteng tas belanjaan.

Cakra duduk di sebuah sofa panjang sambil memperhatikan jihan yang sedang melepas jaket nya.

"mau ngomong apa ?" tanya jihan jutek setelah dia duduk di sofa yang sama. Karena disana memang hanya ada satu sofa yang di letakkan tepat didepan ranjang.

"maaf sudah buat mu kesal."

Jihan yang meneguk minumannya itu hampir tersedak sebab tak percaya dengan apa yang sedang dia ucapkan pria di hadapannya itu

"nih, minum dulu biar kamu gak ngelantur aneh gitu. geli tau gak dengerin nya." ucap jihan yang sedikitpun tak menyangka dengan permintaan maaf tiba-tiba itu.

Namun aneh nya cakra bukan menerima minuman itu, tapi cakra justru meraih tangan nya dan menggenggam nya. Bahkan sekali-kali mengusap pelan punggung tangan nya.

"kamu kenapa sih ? Mabok kamu?" ucap jihan sambil menempelkan telapak tangan nya ke kening cakra. yang otomatis badan nya akan condong kedepan, namun tak tertuga Cakra malah melingkarkan tangannya ke pinggang ramping jihan membuat tubuh wanita itu hilang keseimbangan dan jatuh menimpa dada kekar milik cakra.

"kamu jangan an.....

Cup....

Cakra dengan cepat menyambar bibir mungil jihan, mengecup nya dalam dan lama. Membuat jihan bak di setrum. Tak dapat lagi melanjutkan kata-katanya ataupun berontak. Tubuh dan otak nya tidak bisa diajak bekerja sama kali ini. Entah kenapa otak nya merasa ini benar-benar ganjil, namun tubuh nya benar-benar tak bisa menolak. Apalagi ketika jemari cakra bergerak pelan masuk ke dalam baju yang sedang di kenakan nya.

Perlahan Jihan juga ikut hanyut dalam kecupan panas itu, dia yang sejak awal berusaha menggoda cakra namun tak berhasil. Kini tak percaya dengan aksi tiba-tiba yang di tunjukkan oleh lelaki cuek itu.