Perjodohan adalah sesuatu yang banyak dihindari oleh banyak orang, termasuk oleh Aneska dan Deandra.
Ckiiiittttt.... Suara decitan rem mobil yang terhenti di depan sebuah bangunan yang menjulang tinggi, beberapa bodyguard berdiri dengan rapi disamping mobil itu.
Seseorang keluar dari mobil dan berjalan mengitari lalu membukakan pintu mobil untuk tuan nya, lelaki gagah dan tampan menurunkan satu persatu kaki nya hingga nampaklah tubuh tinggi tegap dan wajah tampan nya.
"Selamat pagi tuan." Ucap mereka semua.
"Hmmm, pagi." Balas orang itu.
"Mari tuan." Ucap Joe, yang menjadi tangan kanan sekaligus sahabat baik dari lelaki itu.
Beberapa karyawan menatap kagum dengan ketampanan bos mereka, dan ada pula beberapa dari mereka yang merapikan riasan wajah nya agar menarik perhatian sang bos.
Lelaki itu pun berjalan menuju ruang kerja diikuti oleh Joe, Joe menjelaskan jadwal bos nya hari ini.
"Apa jadwalku hari ini?" Tanya nya.
"Kita ada meeting jam 10 pagi ini tuan, dan ada pertemuan dengan klien saat jam makan siang. Setelah itu pergi memenuhi undangan tuan X." Ujar nya, lelaki yang duduk di kursi kebesaran nya itu mengangguk mengerti.
"Deandra kapan kau kembali?" Tanya seorang wanita, membuat Deandra dan Joe menatap nya dengan datar.
"Kemarin malam." Jawab Deandra, ya lelaki itu adalah Deandra Gavriel, putra tunggal dari tuan dan nyonya Gavriel.
"Kenapa kau kembali?" Tanya Liza, yang tak lain kakak sepupu Deandra.
"Memangnya kenapa jika aku kembali, apa ada masalah?" Tanya nya datar, Liza terdiam menatap wajah tampan Deandra.
"Tidak ada, itu hak kamu mau kembali atau tidak." Ucap Liza, Deandra mengangguk dan mempersilahkan Liza untuk pergi.
"Tuan muda nyonya dan tuan besar meminta anda untuk pergi ke kota X." Ujar Joe.
"Hmmm, kau siapkan saja semuanya." Ucap Deandra.
Lelaki itu disibukkan dengan pekerjaan nya, setelah selesai meeting Deandra dan Joe pergi menuju sebuah restoran.
Setibanya di restoran tepat di dekat sebuah hotel mewah, seseorang menabrak tubuh tegap Deandra hingga orang itu terpental dan jatuh.
"Kamu tidak apa-apa?" Tanya seorang wanita, yang Dean yakini mungkin saja teman dari wanita yang menabrak nya.
"Asssshhh, tidak apa-apa udelmu. Kamu tidak lihat tubuh mungil ku terpental." Ujar wanita yang sedang terduduk di tanah.
Deandra menatap kedua wanita itu, yang satu mencoba untuk membantu teman nya bangun. Sementara wanita yang terduduk itu menatap tajam kepada Deandra.
"Lain kali gunakan matamu saat berjalan." Ucap Deandra dingin, membuat wanita itu tercengang bisa-bisanya Deandra mengatakan berjalan menggunakan mata.
Dimana-mana juga dari jaman nene moyang jalan itu menggunakan kaki, tidak ada mata digunakan untuk berjalan dan menopang berat tubuh.
"Tuan sepertinya anda salah, dimana-mana jalan itu menggunakan kaki." Ucap nya dengan sinis.
"Cih, pakai kaki saja tidak cukup. Lain kali gunakan matamu untuk melihat kedepan, bukan hanya menunduk menatap ponsel." Sengit Deandra, membuat wanita itu menggeram kesal.
Joe mencoba untuk melerai perdebatan tuan nya dengan wanita asing itu, Joe memegang tangan Deandra dan meminta Dean untuk masuk kedalam restoran.
Ternyata pertemuan itu menjadi pertemuan pertama mereka, sebelum menjadi pasangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon r_nnadilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Epson 29
Siang hari Anes berjalan menuruni anak tangga ia melihat Liza yang sedang duduk makan siang di meja makan, Anes merasa sedikit heran karena Liza berada di rumah.
"Nona mau apa?" Tanya Ike.
"Saya mau membuat bubur ke." Jawab Anes.
"Nona duduk saja biar Ike yang membuat nya." Ucap Ike.
"Enggak gak usah biar saya saja yang membuat nya." Ucap Anes, Liza menatap Anes yang sedang sibuk di dapur.
"Ike tolong siapkan makanan untuk Deandra." Ucap Liza, Ike menoleh menatap Liza.
"Maaf nona tapi tuan muda tidak boleh makan nasi dulu, kan tadi pagi perutnya sakit." Ucap Ike, Liza menatap kesal Ike dan Ike menatap heran Liza.
Prasaan dulu Liza dan Deandra sering sekali bertengkar meskipun hanya karena hal kecil, Ike sangat tahu jika sejak dulu Deandra tidak pernah suka dengan kehadiran Liza.
"Dean harus makan Ike." Ucap Liza.
"Ike tahu nona tapi nona Anes sedang membuat bubur untuk tuan muda." Ucap Ike, Liza semakin kesal karena hampir semua orang di rumah ini menyukai Anes.
Liza menyiapkan makanan untuk Deandra sendiri, dan Ike melihat itu semua Ike berpikir silahkan saja jika Dean mau orang Ike tahu kok Dean tidak pernah mau makanan yang dibuat atau dibawa oleh Liza.
Liza pergi ke kamar Deandra dan menatap Dean yang sedang memainkan ponselnya, Dean menoleh menatap Liza yang sangat berani masuk ke dalam kamar nya.
"Mau apa kamu kesini?" Tanya Deandra.
"Ini makanan untuk kamu." Jawab Liza.
"Aku tidak butuh itu." Ucap Deandra.
"Kamu harus makan apa kamu lupa jika kamu sedang sakit." Ucap Liza.
"Liza tidak perlu pura-pura peduli kepadaku, aku memiliki istri yang bisa merawat aku dengan baik. Jadi sebaiknya kamu pergi dari sini." Ucap Deandra.
"Istri, cih kau saja bahkan tidak mencintainya." Ucap Liza.
"Meskipun aku belum mencintai nya tapi dia memiliki batasan atas sikapnya kepadaku, tidak seperti kamu yang selalu memaksa laki-laki untuk berdekatan dengan kamu." Ucap Deandra, kan kebawa emosi kan Dean keceplosan mengatakan hal itu kepada Liza.
"Apa katamu?" Tanya Liza.
"Tidak ada sebaiknya kau pergi." Ucap Deandra, Kenzie menatap Liza yang meletakkan makanan di atas meja samping tempat tidur.
"Makanlah." Ucap Liza, Dean tidak menggubris nya dan Liza keluar dari kamar Deandra.
Setelah kepergian Liza Anes masuk dengan membawa semangkuk bubur dan satu gelas jus, Anes menatap makanan yang dibawa oleh Liza tadi.
"Ini makanlah bubur nya." Ucap Anes menyerahkan nampan itu kepada Dean.
Dean menatap makanan yang diberikan oleh Anes, ternyata Anes benar-benar berusaha menjaga kesehatan Deandra.
"Kau yang memasak nya?" Tanya Dean.
"Iya, makan setelah itu istirahat." Ucap Anes, wanita itu duduk di sofa untuk menonton drama kesukaan nya.
(Come on Dean jangan lupa kalau kamu tidak mencintai Anes, jangan lupa jika Anes yang membuat kamu terjerumus kedalam pernikahan yang tidak pernah kamu inginkan. Tapi kenapa liat dia seperti ini malah kasihan ya.) Batin Deandra, ia memakan bubur nya sedikit demi sedikit.
Dean tidak bisa menghabiskan buburnya dan Dean meminum jus buatan Anes, setelah itu Dean masih memangku nampan berisi mangkuk dan gelas.
"Sudah selesai?" Tanya Anes, ia bengun dari duduk nya saat Deandra mengangguk.
Anes mengambil nampan itu dan menatap makanan yang tidak di sentuh sama sekali oleh Deandra, Anes menatap Dean dan menghela nafasnya.
"Ini tidak akan kamu makan?" Tanya Anes.
"Tidak." Jawab Deandra.
"Baiklah aku akan membawanya ke dapur." Ucap Anes, Deandra mengangguk dan menatap kepergian Anes.
Saat hampir tiba di dapur Anes berpapasan dengan Liza, Liza menatap makanan yang ia berikan kepada Dean masih utuh.
"Ike tolong ini di bereskan ya." Ucap Anes.
"Siap nona." Balas Ike, Anes tersenyum dan berniat untuk kembali ke kamar nya.
"Tunggu." Ucap Liza menahan tangan Anes.
"Ada apa?" Tanya Anes, Liza menarik tangan Anes menuju kolam renang.
"Kak lepasin ada apa si." Ucap Anes, saat itu Deandra yang sedang berdiri di balkon kamar melihat Liza yang menyeret Anes.
"Puas kamu merebut semuanya dari aku hah, kamu merebut perhatian mama dan papa kamu juga merebut Kenzie dan sekarang kamu membuat Deandra membenci aku." Ucap Liza.
"Apaan si aku tidak merebut siapapun, jika soal mama, papa dan Kenzie mungkin mereka tahu siapa yang benar-benar tulus menyayangi mereka. Kalau soal Deandra sepertinya aku tidak perlu menjelaskan lagi, karena aku yakin Dean sudah banyak bercerita tentang aku kepada kakak." Ucap Anes.
"Ya memang Deandra mengatakan jika dia tidak mencintai kamu, karena kamu adalah wanita yang membuat Deandra terjerumus kedalam pernikahan yang tidak pernah dia inginkan." Ucap Liza.
Anes tersenyum tipis menatap Liza dan Liza menatap Anes dengan datar, Anes tidak percaya Liza bisa berbicara seperti itu dengan lantang.
Sementara Deandra ia kesal karena Liza mengatakan itu kepada Anes, tunggu kenapa Dean merasa kesal bukankah seharusnya ia senang jika Anes marah dan pergi.
"Bukankah dia hanya tidak mencintaiku untuk saat ini, apakah kamu tahu apa yang akan terjadi kedepannya? Lagipula jika dia merasa tidak menginginkan pernikahan ini, kenapa dia tidak memintaku untuk pergi dan pulang kerumah orang tuaku." Ucap Anes, Liza terdiam ia merasa kesal kepada Anes.
Liza menarim tangan Anes dan berniat mendorong Anes ke kolam renang, tapi Anes menahan tubuhnya agar tidak terseret oleh Liza.
"Lepasin." Ucap Anes.
"Aku tidak akan membiarkan kamu." Ucap Liza.
"Lepas." ucap Anes lagi.
"Nona Liza lepaskan nona Anes." Teriak Ike, Ike cukup terkejut saat Dean menelpon nya dan mengatakan jika Liza berusaha untuk menyakiti Anes.
"Jangan ikut campur kamu Ike." Teriak Liza.
"Nona jika nona tidak melepaskan nona Anes, maka saya akan melaporkan sikap nona kepada tuan muda, tuan besar dan nyonya." Ucap Ike.
"Laporkan saja saya tidak takut." Ucap Liza, Ike berlari memeluk pinggang Anes dari belakang.
"Ike apa yang kamu lakukan?" Tanya Anes.
"Menolong nona, jika Ike memeluk nona kan beban nona Liza semakin berat." Ujar nya, Anes tersenyum manis mendengar perkataan Ike.
"Ike tanpa kamu pun Liza tidak akan bisa menarik saya." Ucap Anes.
"Benarkah?" Tanya Ike, masih dengan memeluk Anes.
"Hmmm." Ucap Anes, wanita itu menepis tangan Liza dengan keras hingga membuat cengkraman nya terlepas dan.
Byuuuuurrrrr... Liza terjatuh ke kolam dan itu membuat Ike tercengang, sementara Deandra tersenyum tipis melihat Anes yang bisa melawan Liza.
"Akkh." Pekik Liza, bukannya menolong Liza Ike justru bertepuk tangan kegirangan melihat Liza terjatuh.
"Waaah nona hebat." Ucap Ike dengan senang.
"Hebat kan." Ucap Anes tersenyum manis, Anes pergi ke dalam rumah membuat Ike ikut pergi mengikuti Anes.
"Ike." Teriak Liza, namun Ike tidak mendengar kan nya dan terus berjalan meninggalkan Liza yang masih berada di kolam renang.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy reading 🤗😉 jangan lupa like komen dan vote nya 🙏😊