Pengasuh Buat Candu

"Lina" ucapnya lirih, mendorong pintu sedikit kasar dan menerobos masuk menemui Lian.

"Tuan. " ucap Lina gugup. Kenapa majikannya bisa sampai di sini?

"Nak Bagas."

"Ibu apa kabar?" Bagas mencium punggung tangan ibunya Lina sekaligus mertuanya.

"Alhamdulillah, nak Bagas kok bisa sampai di sini?" tanya ibu heran.

"Tadi saya sempat datang kerumah dan tetangga bilang jika ibu dan Lina ke puskesmas. Makanya saya menyusul kesini." Jawab Bagas.

"Kamu sakit apa?" tanya Bagas pada Lina.

"Kecapekan, tuan." jawab Lina asal. Rasa mual yang sedari tadi ia rasakan setelah kehadiran Bagas seketika hilang. Aroma tubuh Bagas mampu menangkan dirinya.

"Kamu ga bohongkan sama saya." selidik Bagas sambil menatap lekat wajah istri mudanya.

"Ya galah tuan." jawab Lina gugup.

"Saya minta maaf sebelumnya tuan, bolehkan saya bertanya sedikit?" tanya Ibu meminta ijin..

"Mau tanya apa, bu?" Bagas beralih menatap mertuanya, menu hgu apa yang akan wanita itu tanyakan.

"Apakah nak Bagas tau siapa pacar atau lelaki yang dekat dengan Lina selama bekerja di rumah nak Bagas?" tanya wanita itu takut - takut.

"Kenapa ibu tanya sepeti itu? Apa terjadi sesuatu?: Bagas balik bertanya dan mengabaikan pertanyaan dari mertuanya.

"Jadi gini nak, Bagas."

"Ibu...." panggil Lina menghentikan ucapan ibunya.

"Kenapa, nduk?" tanya ibu.

Lina mengeleng berharap ibunya tak melanjutkan pertanyaan pada Bagas. Ia tak ingin Bagas tau keadaanya sebenarnya.

"Lina hamil." ucap ibu lancar.

"Apa hamil." ulang Bagas terkejut.

"Iya, tapi ibu ga tau siapa ayah dari anak yang da di perutnya. Makanya ibu bertamu siapa lelaki yang dekat dengan Lina selama bekerja di rumah tuan.? tanya ibu kembali.

Bagas memandang wajah istri mudanya, ada senyum terbit di sudut bibirnya.

"Beneran kamu hamil, Lina?" tanya Bagas yang ingin mendengar langsung jawaban dari istri mudanya itu.

Lina hanya menunduk dan tak berani menatap wajah majikan lelakinya itu. Ada rasa takut saat ingat jika Bagas tak ingin punya anak dari dirinya. Haruskah ia jujur atau berbohong.

"Lina jawab." ujar Bagas membaut lamunan Lina buyar.

"Anu tuan." rasanya lidah Lina keluh untuk jujur rasa takut menyelimuti hatinya.

"Itu beneran nak, Bagas. Makanya ibu butuh bantuan nak Bagas mencari tau siapa lelaki itu dan meminta pertanggung jawabnya." ujar Ibu.

Bagas lansung memeluk Lina membuat Lina kaget dan berusah melepaskan pelukan daei Bagas. Berbeda dengan sang ibu dengan mulut menganga menyaksikan apa yang terpampang di depan wajahnya.

"Nak Bagas." panggil ibu masih shock.

"Ibu tau lelaki yang dekat dengan Lina itulah saya, saya satu - satunya lelaki yang selaku ada di sekitar Lina." ungkap Bagas jujur.

Tubuh ibu merosot, pikiran buruk mulai mengusai kepalanya. Bagas segera membantu mertuanya tuk.duduk di kursi dan memberikan segelas air putih yang ada di meja. Ibu langsung menegak air segelas tanpa sisa.

Matanya menatap Lina dan Bagas bergantian. Ada rasa sakit yang dirasakan karna mengira bahwa putrinya adalah korban dari majikannya. Tak terasa bulir itu jatuh membasahi pipinya yang keriput.

"Ibu." panggil Bagas lembut.

"Kenapa tuan tega? bukanya tuan sudah punya istri dan anak? Lina itu masih gadis kecil yang polos, kenapa tuan mesti menghancurkan masa depanya?" tuduh ibu tanpa tau kebenaranya.

Bagas bersimpuh di hadapan wanita itu dan menggenggam tangan yang terasa bergetar. Di pandangi wajah itu sambil tersenyum. Apa yang akan Bagas katakan? apakah ia akan jujur atau berbohong?"

...****************...

Assalamualaikum kk terimakasih supportnya dan jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen serta vote yang banyak biar thor semakin semangat untuk melanjutkannya bab selanjutnya 👍💪😘🙏