- Lora sadar bahwa hidupnya telah hancur Karena jebakan kenikmatan sesaat yang di berikan oleh papa tirinya.
-
Dia mencoba untuk kembali ke jalan yang benar, tapi sudah terlambat
-
Lora Jatuh Lebih Dalam dan Lora semakin terjebak dalam kehidupan liar dan kehilangan semua yang dicintainya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuna Nellys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4. Lora yang polos
0o0__0o0
Lora mengucek kedua matanya khas orang bangun tidur dia menatap ke arah kedua orang tuanya yang masih duduk ber-pangkuan.
Lora tadi terbangun karena merasakan sofa yang dia tiduri terguncang hingga mengusik tidur lelapnya.
"Mama, kenapa duduk di pangkuan Papa ?" Tanya-nya dengan polos.
Wajah Maya dan Rico terlihat jelas memerah, Entah karena menahan gairah atau karena perasaan was-was akibat ke geb oleh putri-nya.
Ya walaupun Lora tidak akan paham dengan apa yang sedang mereka lakukan saat ini.
"Tidak apa-apa Sayang" Saut Maya Cepat.
Maya buru-buru turun dari atas pangkuan Rico lalu berdiri sambil membenarkan Pakaiannya yang sedikit berantakan.
Tindakan impulsif Maya itu membuat Pusaka Rico terpampang jelas, yang masih Setia berdiri menjulang tinggi dengan Kokoh dan Lora melihat'nya.
Mata Lora masih melototi Pusaka Papa-nya, Rasa penasaran mulai menghantui pikiran polos Lora. Sedang-kan Rico yang menyadari tatapan Lora malah dengan sengaja membiarkan-nya.
"Mama benda apa itu yang lagi berdiri di tengah selangkangan Papa ?" Tanya Lora kepada sang mama namun dengan tatapan yang tidak beralih dari Pusaka Rico.
Uuhk..! Uuhk..!
Maya Terbatuk, Langsung menengok ke arah mata Lora memandang "Jangan di Lihat Sayang" Ucap Maya panik dengan suara agak tinggi.
Kini tatapan Lora beralih menatap wajah Rico, Dengan santai-nya dia malah menjilat bibir-nya sensual. Seolah menggoda Anak Polosnya itu.
Lora mengernyitkan Alis-nya bingung, wajah bingung Lora terlihat jelas di mata ke-dua orang tua-nya.
"Kenapa Lora Tidak Boleh Melihat ?" Tanyanya penasaran.
Maya hanya berdiri kaku di tempat mendengar pertanyaan Putri semata wayang-nya yang begitu penasaran.
Rico bangkit, Lalu mem-bawah langkah-nya mendekat ke arah Lora. Tatapan Lora Tertuju ke arah selangkangan Rico yang masih nampak jelas mengembung di balik boxer nya.
Rico membungkuk lalu berbisik dengan suara rendah "Belum waktu'nya kamu tahu sayang. Nanti kamu pasti akan tahu di saat waktu yang tepat".
Nafas hangat Rico menerpa telinga-nya, membuat tubuh Lora seketika meremang. Lora terdiam duduk kaku di tempat-nya sampai akhirnya Riko mem-bawah tubuh-nya ke dalam gendongan-nya.
Tubuh Lora semakin menegang kaku dengan wajah memerah Padam. Rico sengaja menekan tubuh Lora Hingga bagian intim ke-dua nya saling bersentuhan.
"Ma, Kamu tunggu dulu di kamar, Aku antar Lora dulu ke kamar-nya" Ucap Rico santai. Lalu mem-bawah langkah-nya ke lantai atas tanpa mau mendengar jawaban dari sang istri.
Lora mencengkram kuat kedua Pundak Riko dengan tatapan ke-dua'nya saling bertemu. Jarak ke-dua'nya begitu dekat dengan hidung saling ber-sentuhan.
"Sial..! Wajahnya begitu sangat menggoda saat lagi blussing, Aku sangat ingin melahapnya saat ini juga" Guman'nya membatin.
Lora menatap bingung, was-was dan juga penasaran dengan apa yang tadi dia lihat.
"Aaahh..Papa.."
Tanpa sadar Lora mendesah lirih, Saat Rico menaiki tangga dengan tubuh'nya yang sengaja di pantul-pantul kan dengan sedikit kuat. Lora semakin jelas merasakan tusukan dari luar celana-nya.
"Apa itu..benda tadi yang aku lihat di bawah ? Kenapa rasanya kemaluanku berkedut-kedut "
"Papa Punya benda itu dari mana ?"
"Aku merasa merinding tapi juga merasa sedikit enak, Ah, entahlah aku jadi bingung dengan apa yang aku rasakan"
"apa aku tanya mama saja ya? Tapi aku takut "
"Besok di sekolah, Aku harus tanya sama teman-teman "
Itulah racauan-racauan di dalam hatinya Lora yang memenuhi otak Polos-nya. Masih banyak lagi pikiran-pikiran yang bersarang di otak-nya.
Lora menelan ludah'nya kasar, Dia merasa tenggorokan-nya mendadak kering. Wajah-nya merah seperti udang rebus dengan debaran jantung yang berdetak cepat.
Maya Masih Berdiri kaku dengan wajah Cengo di tempat memandang punggung lebar suami'nya yang menggendong Lora ala koala menuju lantai atas sampai tak terlihat.
Maya meng-gelengkan kepala'nya cepat "Ah, Tidak mungkin...Aku terlalu banyak berfikir" Guman'nya pelan.
Maya menyangkal pikiran-pikiran buruk yang bersarang di otaknya tentang sikap suaminya yang begitu aneh di matanya. Dia langsung mem-bawah langkahnya menuju kamarnya.
0o0__0o0
Di Kamar Lora..!
Rico duduk di atas ranjang dengan Lora yang ada di pangkuan'nya. "Kamu penasaran dengan apa yang terasa mengganjal di bawah sana ?" Bisik-nya sensual.
Lora yang polos dan penuh rasa ingin tau hanya mengangguk singkat. Walaupun dia takut, tapi rasa penasaran berhasil mengalahkan rasa takut-nya.
Rico menyeringai puas, karena berhasil mendoktrin otak polos Lora. "Kamu mau mencoba-nya ?" Tanya'nya dengan tatapan dalam.
Lora terhanyut oleh tatapan dalam Rico dan lagi dia hanya mengangguk singkat. ''Kasih Papa ciuman, Maka nanti akan Papa kasih yang kamu mau". Ujar'nya lembut.
Wajah Lora semakin bingung, karena selama ini dia tidak pernah ber-hubungan dengan lawan jenis.
Mama'nya selalu Posesif melarang tegas Lora ber-hubungan dengan laki-laki.
"Ciuman..?" Ulang-nya bingung. "Lora tidak mengerti, Papa" Jawab'nya polos.
Rico menyelipkan rambut Lora ke belakang telinga-nya. Gerakan-nya lembut dengan tatapan tak lepas menatap mata bulat Lora.
"Kamu belum pernah Ciuman ?" Tanya'nya dengan suara rendah, Lora hanya meng-gelengkan kepala'nya singkat sebagai jawaban.
Tubuh Lora rasanya Panas dingin, Saat dia merasakan seperti ada yang gerak-gerak di selangkangan-nya.
"Papa it____"
Ucapan Lora terhenti kalah tiba-tiba Rico mencium bibir-nya dengan sangat lembut.
"Pejamkan mata mu dan resapi setiap ciuman dari Papa". Perintah-nya dengan suara rendah.
Tubuh Lora gemetar dan itu bisa di rasakan oleh Rico. Lora menatap ragu-ragu, namun melihat tatapan lembut yang di berikan Papa'nya. Seakan meyakinkan bahwa semua'nya akan baik-baik saja.
Lora memejamkan mata'nya dan Rico langsung melahap bibir'nya dengan intens penuh kelembutan. Sangking lembut'nya ciuman itu membuat Lora seketika terhanyut ke dalam-nya.
Otak Lora seketika kosong, dia ingin menarik mundur kepala-nya namun respon tubuh'nya berkata lain.
Mmpt..!
Lora Semakin mengeratkan tangannya di leher Rico, Ciuman yang awalnya lembut kini berubah jadi menuntut.
Mmpt..!
Lora melenguh di sela-sela ciuman'nya, Dada'nya semakin berdebar kencang. Ini ciuman pertama Lora dan Rico tentu saja menyeringai puas dengan dalam hati karena berhasil mendapatkan first kiss Anak Tiri-nya.
Rico semakin menghisap bibir tipis Lora dari atas sampai bawah, Hingga oksigen Lora mulai menipis. Namun dia tidak ingin meng-akhiri nya.
Suara decapan Lidah menggema di dalam kamar Lora di iringi dengan suara detak jantung yang berdetak kencang.
Rico semakin menekan tengkuk Lora, Hingga ciuman itu semakin dalam dan menggebu. Rico juga menggerakkan pinggul Lora maju mundur dengan pelan.
"Engh..!"
"Aahh..!"
Ke-dua nya melenguh dan mendesah lirih, Ini hanya sekedar ciuman namun mampu membuat ke-dua begitu merasakan ke nikmatan.
Kini ke-dua nya sudah di mabuk oleh api gairah, Lora merasa terbang ke awan. "Ternyata seperti ini rasanya ciuman", Guman'nya membatin.
"Aku harus segerah meng-akhiri ini sebelum lepas kendali", Guman Rico dalam hati.
5 menit kemudian, Rico menarik mundur kepalanya dengan terpaksa. Nafas ke-dua nya memburu naik-turun.
"Hah...Hah.."
Lora menghirup rakus udara, Tatapan mata Lora nampak sayu menatap ke arah Papa'nya. Di balik bola mata'nya terlihat jelas api gairah.
"Kenapa aku merasa tidak rela jika ciuman ini ber-akhir", Guman'nya bertanya dalam hati.
Rico menyeringai tipis, Saking tipisnya Lora tidak menyadarinya. Rico paham dengan apa yang ada di otak Anak Tirinya itu. Dengan santai Rico mengusap salifanah yang tertinggal di sekitar bibir Lora.
Perlakuan Rico yang tiba-tiba selalu meninggalkan kesan yang mendalam untuk Lora. Wajah Lora merah padam dengan jantung yang berdetak cepat.
Wajah Lora nampak bingung, dia merasa ada yang aneh pada tubuh-nya. "Papa, Aku merasa ada yang basah di balik celana dalam ku" Ucap'nya polos.
Lora melotot Panik, Dia langsung loncat dari pangkuan Papa'nya. Dan Rico langsung terkejut dengan tindakan Lora yang tiba-tiba.
Lora berseru dengan panik, "Papa Lora ngompol" Pekik-Nya keras suara Lora menggema di ruang kamar-nya.
Rico nampak melotot terkejut akan tindakan Polos Lora. "Sial, semakin dia bertingkah. Semakin aku ingin menerkam'nya" Guman'nya membatin.
0o0__0o0
Note : "jangan biarkan kepolosanmu dimanfaatkan oleh orang yang seharusnya melindungi mu".