NovelToon NovelToon
CUP OF TEA

CUP OF TEA

Status: tamat
Genre:One Night Stand / Selingkuh / Cinta Terlarang / Tamat
Popularitas:272
Nilai: 5
Nama Author: Tilia

Di balik hutan Alaska, Rowan menikahi cinta pertamanya, Anna. Mereka tinggal di rumah yang ia bangun dengan harapan suatu hari akan di penuhi tawa anak-anak. Tapi Anna belum siap menjadi ibu dan Rowan menghargainya.

-
Kabar tak terduga tiba “Rowan, Anna mengalami pendarahan di Prancis”.

-
Pria muncul di tengah penantian Rowan, Anna tengah mengandung.
“Aku ingin melakukan Tes DNA pada bayi kembar itu!!”

-
Kesetian, Kepercayaan, Penghianatan serta Penantian.
Segelas teh hangat di tengah hutan gelap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tilia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Suatu kenangan

“Rowann..?”

Tuk tuk tuk tuk

“Rowann..”

Rowan terbangun segera membuka pintu kamarnya, Velma berdiri di sana.

“Agensi pemindahan barang menelpon untuk memastikan waktu pemindahan barang”

“Apa ini tidak terburu-buru?” tanya Velma.

“Tidak, aku akan segera turun untuk menandai barang-barang yang akan ku bawa” Rowan menggelengkan kepalanya.

“Baiklah, ibu telah membuat sarapan. Makanlah bersama kami” ia menepuk pundaknya dan turun. Rowan menutup pintu menatap menatap kamarnya bayangan ia dan Anna tertawa dan bersenang-senang bersama muncul di matanya, melihat foto-foto kebersamaan mereka Rowan mengambilnya melemparkannya ke dalam tempat sampah menuju kamar mandi untuk menyegarkan diri.

“Pagiii, pamann..” Andrew menyapanya dengan ceria seperti melupan apa yang telah terjadi tadi malam, Rowan tersenyum tipis menghela napas mengacak-acak rambutnya.

Setelah sarapan bersama Velma segera mengantar Andrew untuk sekolah, Rowan menandai barang-barang yang akan di bawanya dengan bantuan Benjamin. Daisy menarik koper besar untuk pakaian Rowan dan akan membawanya ke lantai atas.

“Biar ku lakukan ibuu” Rowan membawa koper itu ke kamarnya. Daisy mengikutinya memasuki kamar.

"Hanya pakian mu kan? Ini mudah aku akan melakukanya” Daisy melihat isi tempat pakian Rowan. Rowan pun kembali menuju lantai bawah, saat Daisy merapihkan pakian Rowan ia tak sengala melihat beberapa bingkai foto di tempat sampah senyuman tipis muncul di wajahnya.

“Dari mana asal pakaian ini?” ia memegang pakaian yang di gunakan Rowan saat kabar Andrew tak sadarkan diri, ia tepat merapihkannya ke dalam koper.

Di bawah Benjamin meletakan keranjang buku Rowan dekat lemari.

“Pemakanan akan di lakukan esok, bagaimana pendapat mu?” tanyanya pada Rowan.

“Yaaa, aku hanya ingin memiliki beberapa fotonya saja” ucap Rowan memindah beberapa barang ke dalam keranjang.

“Baiklah, aku akan mengurusnya” Benjamin mengeluarkan handponenya untuk menghubungi seseorang.

“Ayah..”

“Terimakasih masih tetap di sisiku” ucap Rowan dengan tulus, Benjamin menatap putranya kemudian segera memeluk dan menepuk pundaknya.

......................

“Velma?” Carol menyapanya Velma yang berjalan menuju kamar Anna.

“Carol” Velma tersenyum sopan padanya.

“Ingin bertemu Anna?” tanyanya, Velma mengangguk keduanya pun masuk ke dalam kamar Anna di sana ia sedang berbicara dengan seseorang.

“Mrs.Velma” pria itu melihat kedatangan Velma dan menyapanya.

“Aku datang di waktu yang salah?” tanya Velma dengan canggung karena ia merupakan pengacara Rowan.

“Tidak, kami baru mulai membicarakannya”

“Silahkan, aku akan menunggu di luar” ia memahami apa yang terjadi segera memberikan waktu untuk Velma berbicara dengan Anna.

“Terimakasih” Anna mengangguk sopan padanya.

“Anna, bagaimana kabar mu?”

“Kami akan melakukan acara pemakaman esok hari, ini merupakan alamatnya”

“Ku harapkan kau mau datang untuk melihat pemakannya” Velma memberikan kertas padanya, Anna mengambil kertas itu dan tersenyum tipis.

“Dan kami tengah memindahkan barang-barang Rowan, jadi kau langsung bisa tinggal di sana” tambahnya.

“Baiklah, itu saja yang ingin ku sampaikan. Sampai jumpa Anna” Velma melirik bayi yang tertidur.

“Terimakasih, Velma” ucap Anna, Velma tersenyum tipis akan pergi.

“Aku akan mengantar mu” ujar Carol.

“Tidak perlu, aku bersama ayah untuk membawa bayi itu” Velma menolaknya dengan sopan.

“Jaga dirimu” Carol menghentikan langkahnya menatap Velma yang berjauh di lorong rumah sakit.

“Kau akan pergi?” tanya Carol pada Anna.

“Yaaa” jawan Anna dengan singkat meletakan kertas itu, melihat bayinya yang tertidur dengan tenang.

“Ayahh..” Velma menghampiri Benjamin yang tengah duduk menunggunya.

“Kita langsung pergi melakukan pemotretan?” tanyanya.

“Yaaa, mereka telah menyiapkan segalanya” jawab Benjamin.

......................

Beberapa mobil pick-up terparkir di halaman rumah Rowan, beberapa orang memindahkan barang-barang ke dalam mobil.

“Rowan..” Max menghampirinya.

“Aku turut berduka atas kehilangan bayi mu” ia menjabat tangan Rowan dan memeluknya dengan ringan.

“Terimakasih” Rowan tersenyum tipis.

“Kau akan segera pindah? Bagaimana dengan Anna?”tanyanya.

“Kami akan segera berpisah dan rumah ini akan menjadi milikinya” jawab Rowan memasukan tanganya ke dalam kantung jeansnya, mendengar itu Max terkejut namun ia tidak bertanya lebih lanjut.

“Kau membutuhkan bantuan apapun itu saat ini?” tanyanya melihat para pekerja memindah barang-barang Rowan.

“Tidak aku baik-baik saja” Rowan menggelengkan kepala menatap rumahnya.

“Aku akan bersama mu saat mereka akan menurunkan barang-barang itu, tambahan tangan mempercepat proses” ujarnya.

Setelah memeriksa kembali barang-barang di dalam mobil Rowan kembali masuk ke dalam rumah, membuka pintu kamar bayinya menyentuh untuk terakhir kalinya tempat tidur bayi dan menghela napas berat menahan air matanya akan terjatuh kembali.

Mengeluarkan surat yang telah ia siapkan untuk Anna, meletakannya di meja makan dengan setangkai bunga mawar putih, ia menatap isi rumah yang telah ia bangun sendiri dan memiliki banyak kenangan manis bersama Anna.

Sinar orange menyinari ruangan itu, Rowan berdiri di sana terdiam menatap tempat ia kembali lelah setelah berkerja, berbagi tawa bersama wanita yang ia cintai, menghabiskan waktu bersama keluarganya serta kamar kecil harapanya untuk mendengar tawa riang anaknya yang tidak terjadi semuanya hanyalah bayangan Rowan tentang kehidupan pernikahannya dengan Anna.

“Sampai jumpa, Anna” Rowan menatap salah foto Anna di etalase, menutup pintu rumahnya dan pergi bersama Max.

......................

“Ini dia” Benjamin memberikan tas pada Rowan yang tengah duduk di sofa.

“Bagaimana barang-barang mu sudah di pindahkan?” tanyanya duduk di sebelah Rowan.

“Yaaa” jawab singkat Rowan.

“Tidurlah, jangan paksakan dirimu” Benjamin menepuk pundak Rowan dan pergi untuk istirahat untuk hari yang cukup lelah hari ini.

Rowan membuka tas itu, terdapat beberapa bingkai foto kecil serta album foto. Mengambil salah satu bingkai foto air mata Rowan kembali mengalir di wajah lelahnya.

Tanganya gemetar memegang foto itu, ia segera memeluk foto itu di dadanya yang terasa sakit. Mengatur napasnya Rowan kembali melihat foto itu, dengan mata yang tertutup nampak seorang bayi yang tertidur di tengah kumpulan awan-awan putih yang mengelilinginya ia seperti malaikat kecil.

“Maafkan ayah..” Rowan dengan pelan mengelus foto di tanganya, bersandar pada sofa menatap pada langit-langit rumah orang tuanya Rowan segera menghapus air matanya mengelurkan semua bingkai foto dan album foto itu mulai melihatnya satu persatu.

Senyuman tipis muncul di wajahnya beberapa foto dengan pose dan gaya yang berbeda, mungkin jika seseorang tidak mengetahui kebenaran dari foto-foto ini mereka akan beranggapan bayi dalam foto ini hanyalah bayi pada umunya.

Rowan pun tertidur dengan memegang salah satu foto bayi di dadanya.

...----------------...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!