Tamara adalah seorang wanita muda yang independen dan mandiri. Ia bisa hidup bahagia dan kaya tanpa dukungan seorang laki-laki. Ia juga membenci anak-anak karena menurutnya mereka merepotkan dan rewel.
akan tetapi takdir membuatnya harus mencicipi kehidupan yang paling ia benci yaitu bertransmigrasi menjadi seorang ibu muda dari anak yang bernasib malang...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Q Lembayun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebanggaan Ayah
Pagi harinya, Vin bangun pagi-pagi sekali. Ia begitu bersemangat dan memasak serta mempersiapkan peralatan yang akan digunakan untuk putranya pergi ke sekolah. Ini adalah pengalaman pertamanya menemani seorang anak pergi ke sekolah.
Saking semangatnya, Tamara yang tidur nyenyak pun terbangun karenanya. Tamara bahkan ingin tertawa saat melihat Vin yang menggunakan celemek hello Kitty yang berwarna merah muda. Sangat kontras dengan tubuhnya yang berotot dan wibawanya sebagai seorang tentara.
"Begitu bersemangat, kamu bahkan menyiapkan banyak hal sebelum matahari terbit."
Mendengar suara istrinya, Vin pun berbalik. Ia kaget istrinya sudah ada di belakangnya. "Apakah aku membangunkan mu? Maafkan aku, aku terlalu bersemangat lagi ini."
"Yahh, kamu memang terlalu bersemangat. Dave hanya akan pergi ke sekolah, tidak ada yang terlalu istimewa. Jadi kamu santai saja dan siapkan barang-barang seadanya."
Selesai dengan sarapan yang dibuatnya, Vin pun menaruh bekal itu di sebuah tas kecil. Ia juga menyiapkan susu dan beberapa buah-buahan. Setelah itu ia mendekat ke arah Tamara dan tersenyum.
"Hari ini sangat istimewa Tamara. Hari ini adalah hari pertama putra kita pergi ke sekolah. Kamu ingat, dulu kita dibesarkan di panti asuhan. Kita bersekolah tanpa ada orang tua yang mengantar kita dan tidak ada bekal yang akan kita bawa. Tapi lihat sekarang, anak kita akan pergi ke taman kanak-kanak. Tempat yang tidak bisa kita nikmati sebelumnya, dia akan pergi ke sekolah sambil membawa bekal dan kita akan mengantarkannya."
Semuanya terasa begitu indah, tapi Vin tau bahwa ada luka dibaliknya. Keduanya dibesarkan di panti asuhan. Mereka pergi ke sekolah dasar dan tak pernah menikmati apa yang disebut taman kanak-kanak.
Tidak ada bekal berupa nasi ataupun roti. Mereka hanya akan diberi uang receh untuk membeli gorengan sebagai bekal mengganjal perut. Vin selalu ingat bahwa ia harus mengerjakan tugas temannya untuk mendapatkan uang tambahan. Terkadang ia akan pulang sore hari karena harus bekerja serabutan untuk menambah penghasilan panti.
Jangan katakan bahwa Vin adalah orang baik. Dia pernah menjadi copet, pencuri bahkan bandar. Dia telah mencoba banyak hal untuk membuatnya hidup untuk waktu yang lama.
Akan tetapi Tamara ada dalam hidupnya. Wanita itu cantik dan memiliki kepribadian yang pendiam. Karena kecantikannya membuat banyak lelaki menginginkan nya, namun terkadang dilakukan dengan membully atau melecehkan. Hal tersebut membuat Vin selalu melindunginya dengan banyak cara. Hingga ia menjadi lebih dewasa dan menyadari bahwa ia mencintainya.
Tamara membuat Vin memiliki angan-angan untuk membuat keluarga. Ia bertekad mencari pekerjaan yang normal dan memulai hidup yang lebih stabil. Dan satu-satunya cara yang ia ketahui adalah menjadi seorang prajurit.
Setelah ia berhasil, ia pun menikahi wanita itu dan membawanya pergi jauh. Walaupun pada saat itu Tamara masih di bawah umur. Sekarang wanita itu terlihat begitu dewasa dan kini menjadi ibu dari anak-anaknya.
Vin tak pernah berani bermimpi untuk memulai sebuah keluarga, tapi wanita ini berhasil membuatnya mengambil keputusan untuk menikah dan memiliki anak. Tamara adalah orang yang paling berharga dalam hidupnya. Dan anak-anaknya mereka adalah hadiah terindah yang Tamara berikan untuk menghiasi hidupnya yang suram.
"Tamara, aku masih tidak menyangka kita menjadi orang tua sekarang. Dulu kita masih sangat muda saat kita menikah. Kita harus pergi dari panti asuhan tanpa tau harus pergi kemana. Sekarang kita punya rumah yang lebih baik dari panti asuhan itu, dan makanan kita sangat enak dan bergizi. Kita juga bisa menyekolahkan anak kita ke taman kanak-kanak."
Wajah Vin tersenyum, akan tetapi ada air mata yang mengalir disana. Hal tersebut membuat Tamara merasa sedih dan memeluk laki-laki itu dengan erat. Akan tetapi Vin sepertinya sedang emosional sekarang, ia tak henti-hentinya mengatakan isi hatinya yang paling terpendam.
"Kamu tau Tamara, aku merasa sangat bangga sekali hari ini. Anakku akan pergi ke sekolah dan aku akan mengantarnya. Itu membuatku merasa begitu berhasil sebagai seorang ayah. Aku membesarkan anak ku dengan banyak kasih sayang, materi yang cukup dan rumah yang hangat. Dia merasakan apa yang aku idam-idamkan saat aku masih kecil. Hal yang paling aku inginkan ketika aku masih berada di panti asuhan. Tempat itu, tempat itu sangat buruk dan membuatku merasa kesepian untuk waktu yang lama. Walaupun begitu aku bersyukur pernah tinggal di sana, karena disana aku bisa bertemu dengan mu."
Vin memberi kasih sayang yang berlimpah untuk anak dan istrinya. Semua itu sebagai bentuk balas dendam atas keinginan yang tak pernah ia bisa capai saat di panti asuhan. Dulu Vin kecil ingin pergi bermain di taman kanak-kanak, dan sekarang Dave akan merasakannya. Dulu Vin ingin diantar oleh orang tuanya pergi ke sekolah, sekarang Vin akan mengantar anaknya pergi ke sekolah. Dulu Vin ingin membawa bekal ke sekolah, kini ia memasakkan bekal untuk Dave agar bisa dimakan di sekolah.
Akan tetapi hanya Tamara yang tau bahwa jika ia tidak berada disini, maka kemungkinan besar Dave akan merasakan dinginnya panti asuhan, sama seperti apa yang dirasakan Tamara dan Vin waktu kecil.
Dave di kehidupan sebelumnya, harus rela ditinggalkan ayah dan ibunya di usia muda. Ia dikirim ke panti asuhan dan diintimidasi disana. Dia bahkan banyak melakukan kejahatan yang mengakibatkannya terlibat dalam hal kriminal.
Jika Vin tau akhir dari putranya. Apakah ia masih bisa menangis dengan bahagia?
Apakah Vin bisa menjadi begitu bangga dan menyebut dirinya sendiri sebagai seorang ayah yang berhasil?
Tamara tak bisa membayangkan bagaimana perasaan Vin jika mengetahui bahwa ketika dia kembali, dia akan mendengar istrinya hamil dan meninggal, serta anaknya berakhir di panti asuhan.
Tamara pun bertanya-tanya, berapa banyak rasa sakit yang dialami oleh Vin di kehidupan sebelumnya. Apa yang dia lakukan saat mengetahui anak dan istrinya sudah tidak ada. Apakah dia hidup untuk waktu yang lama, atau kah dia menangis seperti yang dia lakukan saat ini. Ataukah dia mungkin segera melupakannya dan memulai hidup dengan orang yang baru.
Tamara pun bertanya pada sistem lobak, seperti apa kematian Vin di kehidupan sebelumnya.
'sistem, dalam naskah aslinya. Seperti apa kehidupan Vin digambarkan setelah kematian ku?'
Sistem lobak. 'dalam naskah aslinya, tidak digambarkan bagaimana Vin menjalani hidupnya setelah mengetahui bahwa anda meninggal. Karena dalam naskah aslinya, Vin tidak pernah kembali dan dia mati dalam misi tersebut. Tapi karena tuan rumah sudah menyelesaikan dua misi, ada beberapa bocoran terkait naskah yang tidak tertulis tentang kematian Vin'.
'kalau begitu katakan padaku, kematian seperti apa yang Vin alami di kehidupan sebelumnya?'.
Sistem terdiam beberapa saat dan hanya mengetik beberapa kata dan membiarkan Tamara membacanya sendiri. Saat melihat tulisan itu, Tamara pun menangis dalam diamnya. Ia tidak menyangka laki-laki sehebat ini akan berakhir dengan cara yang begitu menyakitkan.
'bunuh diri'