NovelToon NovelToon
Vendrell'S Canvas

Vendrell'S Canvas

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Obsesi / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Reenie

Aku sering mendengar orang berkata bahwa tato hanya diatas kulit.

“Jangan bergerak.”

Suara Drevian Vendrell terdengar pelan, tapi tegas di atas kepalaku.

Jarumnya menyentuh kulitku, dingin dan tajam.
Ini pertama kalinya aku ditato, tapi aku lebih sibuk memikirkan jarak tubuhnya yang terlalu dekat.

Aku bisa mencium aroma tinta, alkohol, dan... entah kenapa, dia.
Hangat. Menyebalkan. Tapi bikin aku mau tetap di sini.

“Aku suka caramu diam.” katanya tiba-tiba.
Aku hampir tertawa, tapi kutahan.

Dia memang begitu. Dingin, sok datar, seolah dunia hanya tentang seni dan tatonya.
Tapi aku tahu, pelan-pelan, dia juga sedang mengukir aku lebih dari sekadar di kulit.

Dan bodohnya, aku membiarkan dia melakukannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reenie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Amplop dan Ruang Pribadi

Livia masuk ke kamar Liora dan melihat sahabatnya memegang amplop berwarna putih itu.

"Itu yang dari Zeke tadi?"

"Iya." jawabnya singkat.

Liora membuka amplop itu dan berisi kertas kecil bertuliskan "Datang besok pagi, sendirian. Ada hal yang perlu dibicarakan."

Tidak ada tanda tangan, hanya tulisan tangan yang rapi dan tegas. Liora tahu, ini bukan candaan.

"Apa isinya?" tanya Livia penasaran.

"Drevian memintaku untuk datang besok pagi," ucap Liora. Livia langsung memasang wajah serius.

"Hati-hari, Lio. Laki-laki kayak gitu pasti punya seribu rahasia."

"Kamu itu bisa gak sih sekali aja dukung aku? Aku kan udah pernah kesana dan dia juga udah mentato lengan aku." ujar Liora kesal

"Iya. Maaf." ujar Livia dengan nada mengejek.

Perasaan aneh itu membuat jantungnya berdetak lebih kencang, Ia merasa antara penasaran dan sedikit takut. Ia menyadari bahwa Ia kini berada di ambang sebuah dunia yang sama sekali terlihat baru baginya, sebuah dunia yang dipimpin oleh Drevian, seorang pria yang begitu misterius.

Keesokan harinya, Liora datang ke studio lebih pagi dari jam buka. Ia membiarkan Livia yang masih tertidur dan menyerahkan toko buku kepadanya. Ia pergi menaiki taksi Pak Roni lagi, taksi langganannya.

"Mau kemana, Non pagi-pagi begini?" tanya Pak Roni

"Mau ke Vendrell tato, Pak."

Pak Roni mengangguk dan mengemudikan mobil ke sana. Belakangan ini Liora sudah sering ke studionya Drevian dan membuat Pak Roni curiga tapi Pak Roni tidak ingin menanyakan itu karena Ia tahu itu privasi Liora.

Sesampainya di depan, Liora turun dan membayar ongkos.

"Nanti kalau mau dijemput, kabari Ya Non." ucap Pak Roni.

"Iya, Pak. Aman."

Pak Roni lalu pergi dan Liora masuk perlahan ke dalam. Ia membuka pintu hitam itu lalu menutup pintu belakangnya. Suasana studio yang kosong dan hening membuat aura yang berbeda. Biasanya kalau Liora datang, pasti semua karyawannya Drevian sibuk mentato para pelanggan. Tapi pagi ini tak ada siapa-siapa, hanya peralatan tato yang disusun rapi.

Tidak lama, Drevian muncul dibalik tirai. Tatapannya yang datar tapi instens membuat Liora langsung terdiam. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Drevian mengisyaratkan Liora untuk mengikutinya ke ruang pribadinya.

Mereka berdua lalu naik ke atas tepat di lantai ruang pribadi milik Drevian. Sekilas Zeke melihat Liora dari bawah tangga.

"Jadi gadis itu memang datang." gumamnya.

Saat masuk ke ruangan, Drevian menyuruh Liora untuk duduk didepannya yang dihapit oleh meja. Disitu, Drevian mengerjakan sesuatu dilaptopnya yaitu desain terbaru tatonya yang akan Ia pamerkan.

"Instagram" ucapnya, hanya satu kata yang keluar dari mulutnya, singkat dan dingin.

Liora membalas dengan mengernyit "Untuk apa?" balas Liora, tak mau menuruti begitu saja.

Drevian tidak menjawab, hanya terus menatapnya. Hari ini Liora memakai kemeja biru muda dengan celana panjang hitam. Ia tetap menutupi tato dilengannya. Ia selalu sopan seperti yang diharapkan Drevian.

"Kenapa aku harus kasih tahu?" tanya Liora lagi..

Drevian mengangkat bahunya lalu menggeser ponselnya ke arah Liora. Ia membuka laman Instagramnya sendiri, menunjukkan deretan tato dan karya seninya, seolah berkata bahwa dunia digital adalah bagian penting dari dirinya.

Liora mengerti, Ia membuka Instagramnya di ponselnya, lalu menyerahkan pada Drevian. Tanpa banyak bicara, Drevian mencari akun Liora lalu mulai mengamati. Matanya melihat setiap foto dan postingan. Drevian memperhatikan apa hobinya, lingkaran pertemanan, dan bahkan selera buku Liora.

"Kamu suka puisi romantis dan sastra." ujarnya tiba-tiba.

Liora merasa seperti sedang diinterogasi, tapi dengan cara yang sangat tenang dan tanpa kata-kata. Setelah beberapa saat, Ia mengembalikan ponsel Liora dan mengambil ponselnya sendiri. Ia membuka kontak baru dan meletakkannya didepan Liora.

"Nomor WhatsApp." katanya, kali ini dengan nada yang sedikit lebih lembut tapi tetap dingin.

Liora menatapnya heran.

"Jadi aku ke sini cuman buat ini? Cari Instagram dan minta nomor WhatsApp?" gerutunya.

Drevian tersenyum tipis

"Aku butuh tahu lebih banyak tentang kamu, Liora. Sebagai seniman. Aku harus mengetahui subjek" jawabnya dengan suara yang tenang.

Kalimatnya terdengar dingin, tapi tatapannya membuat Liora merasakan sesuatu yang berbeda. Pria itu ingin mengenalnya lebih dalam, bukan sekedar sebagai pelanggan.

"Dan sebagai seniman tato, aku tidak mau hanya mentato tubuhmu. Aku mau mentato cerita mu." tambahnya, membuat Liora terdiam.

Liora merasakan jantungnya berdebar kencang. Ia tidak menyangka Drevian bisa berkata sesuatu yang begitu dalam dan personal.

"Masalahnya, aku gak suka berbagi cerita ke orang lain." jawabnya sambil sedikit marah.

 Drevian mengangguk dan mengerti maksud Liora.

"Kalau begitu, aku akan cari tahu." jawabnya, masih dengan nada yang sama.

Drevia kemudian membuka beberapa buku sketsa di mejanya, menunjukkan beberapa desain yang belum pernah Ia tunjukkan kepada siapapun. Liora terbelalak. Ia melihat bahwa di balik sosok Drevian yang misterius, ada seorang seniman yang memiliki imajinasi yang luar biasa.

"Aku akan mentato mu dengan ceritamu sendiri. Ceritanya hanya kau dan aku yang tahu, Liora." bisiknya ke telinga Liora dan membuatnya merinding.

Liora ini sadar, Drevian tidak hanya ingin membuat tato biasa. Ia ingin menciptakan sebuah karya seni yang akan menjadi bagian dari Liora selamanya, sebuah karya yang hanya akan dimengerti oleh Drevian.

Drevian berdiri lalu menatap jendela di ruang pribadinya itu

"Kamu boleh pulang, sampai nanti." ucapnya

"Woi, ada ya orang gila kayak kamu. Tadi nyuruh aku datang hanya untuk nanya Instagram dan WhatsApp, sekarang malah ngusir aku. Gak jelas banget." gerutu Liora sambil berdiri.

"Suatu saat kau akan mengerti maksudku, Liora." ucapnya tanpa melihat Liora.

Liora kesal lalu mengambil ponselnya dan keluar dari ruangan Drevian. Ia menuruni tangga dengan wajah merengut. Zeke yang melihat itu lalu menghampirinya.

"Ada apa, Miss? Ada yang perlu saya bantu?" tanyanya.

"Kamu lagi! Kemarin kamu menguntit aku, sekarang malah jadi baik. Aneh banget orang disini." gerutunya lagi.

Drevian lalu menuruni tangga dan berbicara

"Zeke, antar dia pulang." ucap Drevian dengan dingin.

"Gak perlu! Aku ada taksi langganan." ujar Liora dengan kesal.

"ZEKE!" suara Drevian meninggi.

"Baik, boss." ucap Zeke lalu menarik tangan Liora dan menyuruhnya masuk ke mobilnya.

Zeke mengantarkan Liora pulang ke rumah toko bukunya. Di perjalanan, wajah Liora selalu murung.

"Maaf, Miss. Apa boss saya membuat anda kesal?" tanya Zeke hati-hati.

"Bos kamu itu sarafnya udah lari atau gimana? Nyuruh aku datang pagi-pagi hanya untuk minta media sosial terus dia nyuruh aku pulang kayak ngusir anak kucing." ujarnya sambil memutar bola mata.

"Miss, bos memang seperti itu. Dia memang pria yang dingin dan juga tegas. Tapi itu belum seberapa. Kami para karyawannya sudah pernah melihat boss mengamuk." ujarnya.

Liora menghela nafas

"Baiklah aku percaya."

"Eh, kalau boleh tahu kenapa karyawan Drevian semua laki-laki?" tanyanya penasaran.

"Karena boss tidak ingin ada drama diantara kami. Dan boss juga ingin menjaga citranya sebagai seniman tato. Boss kan seniman tato terkenal dikota ini. Kamilah satu-satunya seniman tato yang tidak menggunakan tindik, dan tato berlebih. Kami hanya mengukir seni dengan imajinasi yang lembut." jawab Zeke.

"Oh. Sok cool banget boss kalian." gerutunya lagi.

Zeke tersenyum tipis karena ocehan Liora. Baginya Liora tetap sama. Mau saat Ia marah dan tenang, Ia seperti tak kelihatan marah. Apalagi saat kesal, wajahnya malah semakin cantik.

"Pantas saja boss kami menyukaimu. Liora, ku harap suatu saat nanti kau bisa mengubah boss kami menjadi pria yang terbuka. Kami sebenarnya juga lelah karena dia dingin dan kejam." ujarnya dalam hati.

"Kenapa kamu tersenyum? Emangnya ada yang lucu?" gerutunya.

Zeke menggelengkan kepalanya. Ia berhenti tersenyum dan fokus mengemudi. Ia bahkan sangat mengagumi Liora sebagai gadis yang sangat berbeda dari semua gadis yang pernah ditemuinya sebelumnya.

1
Reiko
Menarik juga ceritanya. Beda dari yang lain
Leira
Livia suka cari gara-gara yahaha
Leira
Tatoo...🤯
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!