NovelToon NovelToon
Prahara Rumah Tangga Pelakor

Prahara Rumah Tangga Pelakor

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Single Mom / Selingkuh / Mengubah Takdir / Pelakor jahat
Popularitas:29.8k
Nilai: 5
Nama Author: misshel

Sania pernah dihancurkan sampai titik terendah hidupnya oleh Irfan dan kekasihnya, Nadine. Bahkan ia harus merangkak dari kelamnya perceraian menuju titik cahaya selama 10 tahun lamanya. Sania tidak pernah berniat mengusik kehidupan mantan suaminya tersebut sampai suatu saat dia mendapat surat dari pengadilan yang menyatakan bahwa hak asuh putri semata wayangnya akan dialihkan ke pihak ayah.

Sania yang sudah tenang dengan kehidupannya kini, merasa geram dan berniat mengacaukan kehidupan keluarga mantan suaminya. Selama ini dia sudah cukup sabar dengan beberapa tindakan merugikan yang tidak bisa Sania tuntut karena Sania tidak punya uang. Kini, Sania sudah berbeda, dia sudah memiliki segalanya bahkan membeli hidup mantan suaminya sekalipun ia mampu.
Dibantu oleh kenalan, Sania menyusun rencana untuk mengacaukan balik rumah tangga suaminya, setidaknya Nadine bisa merasakan bagaimana rasanya hidup penuh teror.
Ketika pelaku berlagak jadi korban, cerita kehidupan ini semakin menarik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon misshel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

Nadine melempar tas sembarangan ketika tiba di rumah. Rambutnya yang ia tata sedemikian cantiknya tadi demi tampak paripurna, diacak-acak kasar hingga berantakan. Geraman terdengar mendekam di tenggorokan sebelum akhirnya ia lepaskan sampai membuat seisi rumah kaget.

Beberapa pelayan mendekat, dalam jarak aman. Mengintip kemudian menunggu dengan patuh tanpa menginterupsi. Ini sudah terjadi berbulan-bulan lamanya, jadi mereka sudah terbiasa.

"Ambilkan aku minuman yang paling memabukkan!"

Seorang pelayan segera berlari menuju ruang penyimpanan minuman beralkohol dan kembali dengan nampan berisi gelas dan dua botol kaca berisi cairan berwarna keemasan.

"Aku tidak butuh gelas!" Nadine melemparkan gelas begitu saja ke tembok, lalu menenggak botol secara langsung. Kepalanya agak pusing beberapa saat kemudian, pandangan matanya buram. Tapi dia tidak berhenti.

Pelayan hanya bisa diam dan mengawasi. Mereka tidak berani melarang meski setelah ini mereka akan dibuat repot oleh ulah nyonya mereka.

Mata Nadine memejam sesaat. Ia menyandarkan kepala pada sandaran sofa. Dalam pikirannya terlintas apa yang ia harapkan sebelum makan malam terjadi. Benar, Nadine berdandan cantik semata-mata demi menarik perhatian Irfan lagi, bahkan sikap patuh Irfan di telepon berbanding terbalik dengan sikap nyata pria itu tadi.

Irfan bahkan tidak meliriknya sama sekali. Nadine tidak melihat cinta pria itu untuknya lagi.

Air mata perlahan jatuh di pelupuk matanya. Hatinya benar-benar terasa nyeri.

Nadine seolah baru menyadari bahwa dia benar-benar mencintai Irfan sepenuh hati. Kini, ketika Irfan berpaling, dunianya terasa runtuh dan dia seolah kehilangan pegangan.

Suara pintu terbuka masuk ke telinga Nadine, membuat Nadine bergerak sedikit, tetapi karena seluruh badannya seolah terpisah sendiri-sendiri, ia urung bergerak. Ia hanya membuka mata sedikit, lalu menutupnya lagi setelah tahu Irfan kini berdiri di ujung ruangan dan menatapnya dingin.

"Kau tidak bisa lagi memakai Sania maupun Mutiara untuk mengancamku, Nadine!"

Sudut bibir Nadine sontak tersenyum sinis. Bahkan saat Irfan melihat dirinya kalah telak pun, yang dipikirkan hanyalah Sania dan Nadine.

Nadine benar-benar sudah tidak ada lagi di jiwa pria itu. Seperti debu yang tertiup angin, bahkan bekas bahwa mereka saling mencintai pun tidak tampak lagi.

"Padahal kau tau kalau Sania bahkan tidak pernah memikirkanmu lagi." Nadine menggerakkan kepala sedikit untuk menatap Irfan. "Dan apa kau lupa bagaimana kita yang dulu penuh cinta melukai Sania?"

Mungkin keadaan antara Sania dan Irfan ketika Nadine datang adalah seperti ini. Dingin dan kacau.

"Kau bisa kusebut tidak punya rasa malu jika masih datang pada Sania setelah semua yang kau lakukan dulu padanya!" Nadine akhirnya mengangkat tubuhnya meski terasa sangat sakit. Menatap Irfan penuh luka.

Namun, karena keangkuhan hatinya, yang keluar dari bibirnya hanyalah senyum mengejek. Harga diri Nadine benar-benar terluka hingga yang dia pikirkan hanyalah hal-hal yang terkesan jahat.

"Irfan, aku memang meneror Sania dan Mutiara, tapi apa kau lupa siapa yang membuang mereka seperti sampah lebih dulu? Itu benar, itu adalah kau! Kau juga yang membawaku ke rumahmu dan dengan sengaja menunjukkan hubungan kita disaat anakmu sedang sakit!"

Nadine perlahan berdiri. "Jadi kenapa akhirnya aku yang seolah-olah paling bersalah? Dan kau sekarang mengejar Sania seperti lalat, padahal Sania benar-benar menganggapmu menjijikkan."

Irfan bergerak sedikit tidak nyaman. Dia sadar hal itu, tapi Sania tetap mengizinkan Mutiara bertemu dengannya. Bukankah artinya Sania sudah memaafkan? Irfan akan menebusnya dengan menerima apapun perlakuan Sania padanya.

"Aku mengakui semua itu salahku, Nadine ... tapi bukankah lebih baik, semua yang aku lakukan sekarang meski sangat terlambat?" Irfan memikirkan sisi ini, sisi dimana dia telah bertaubat dan akan kembali ke jalan yang benar.

"Tapi kau lupa kalau Sania mungkin juga sedang merencanakan pernikahan dengan pria yang dia cintai?" Nadine merujuk pada Robert Denver. "Dan apa kamu pikir, dengan memegang kelemahan Ayah, kau bisa membalik keadaan?"

Irfan terpaku. Seharusnya iya. Namun dari gelagat Nadine, Irfan sepertinya tahu, banyak yang masih bisa tua bangka itu lakukan untuk menyerangnya kembali.

"Aku tahu Sania bersama Robert Denver, tapi aku tetap ayah dari Mutiara, dan itu tidak ada hubungannya sama sekali denganmu, Nadine!" Irfan berkata dengan tegas seolah dia sudah tahu segala kemungkinan yang ada, dan tidak membiarkan Nadine menindasnya melalui Sania atau Mutiara. "Tujuanku sekarang bukan hanya Sania, tapi hidup lebih baik daripada 10 tahun terakhir! Aku tidak ingin ayahmu meremehkan aku lagi, karena kesalahan terbesar yang kau dan ayahmu buat adalah menganggap aku tidak berharga!"

"Kalau begitu, jauhi Sania!" Nadine menegaskan kalimatnya. "Karena dimata ayahku, mencampakkan putrinya adalah perbuatan pria tidak berharga!"

"Kau hanya akan menderita jika terus mengekang diriku dengan kekuasaan ayahmu, Nadine!" Irfan pun tidak mau ditindas terus menerus. "Karena kau tahu pasti, cinta untukmu telah habis."

Nadine merasakan hatinya benar-benar hancur karena itu. Dia hanya menguatkan diri untuk tidak jatuh di depan mata Irfan, padahal kini ia hanya ingin segera mati saja.

Ini benar-benar menyakitkan bagi Nadine.

Bahkan tidak harus Sania yang datang dan menghujamkan pedang ke hatinya untuk membuatnya hancur, cukup Irfan yang kini tidak lagi mencintainya, mampu meluluhlantakkan seorang Nadine.

Sania, kau benar-benar definisi membunuh tanpa menyentuh.

Namun, Nadine tidak pernah sadar bahwa dialah yang memulai perang hanya demi ambisi pribadi semata.

1
Ratu Tety Haryati
Nadine sibuk cara menjatuhkan, Sania, sampai dia gak sadar klo musuh terdekatnya justru, asisten ayahnya sendiri.
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
mutiara dewasa sekali pemikirannya. anak baik yaa
🅡🅞🅢🅔
Alex, jan bilang kamu orangnya sania ya😄 kamu yg bikin musuh2 sania jatuh semua loh🤣
🅡🅞🅢🅔
Yg licik kalah sama yg cerdik🤣
☠ᵏᵋᶜᶟ⏳⃟⃝㉉❤️⃟Wᵃfᴹᵉᶦᵈᵃ🌍ɢ⃟꙰Ⓜ️
Miss kamu tuman,bikin aku penasaran ajaa😀🤣mana yg bagian dona kesakitan atau menjelang meninggal,dan di asisten yg cerdik licik jahat bisa menipu bos besar
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
jalan mana yang akan kamu pulih. Nadine?
Ratu Tety Haryati
Kumpulan orang2 licik saling berkhianat
Tiktok: misshel_author: Hehehe

makasih udah mampir ya bun🥰
total 1 replies
Ratu Tety Haryati
Andai SDM dunia peradilan di negeri ini seperti, Takumi dan Hakim yang ada dipersidangan certa ini, kasus2 di negeri kita dapat diselesaikan dengan cepat dan seadil2nya
Ratu Tety Haryati
Sidang semakin panas
Ratu Tety Haryati
Hayo lo, Betty..
Ratu Tety Haryati
Si Donna terlalu besar kepala. Dikira kedekatannya dgn Brooch secara pribadi dia bisa diatas angin. Ternyata kedatangannya di ruang sidang nuat cuci tangan.
Ratu Tety Haryati
Mulai kepepet ya kalian??? sampai manggil, Brooch buat bersaksi. Sayangnya Hakim tak gentar dengan nama besar, Brooch selama bisa menghasilkan kebenaran
Ratu Tety Haryati
Maksud hati ingin menggertak, ternyata angin merubah haluan.
Kita lihat apa Brooch CS akan menang di pengadilan???
Ratu Tety Haryati
Maksudnya apa ini???
Apa Si Tua Brooch dan Donna ... ... ...????
Ratu Tety Haryati
Merasa dapat tameng dari, Si Tua Brooch, songong banget nih, Si Betty La Fea.
Dan tanpa sadar dia juga membuka aib sendiri.
Ratu Tety Haryati
Si Judes kena sindir sedikit langsung masuk jebakan.
Gak sadar klo reaksi yang berlebihan bisa menunjukan kebenaran.
Ratu Tety Haryati
Lahhh??? tertunda ternyata😂
YPermana
mereka hancur oleh orang terdekat
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
orang licik, pasti dikelilingi orang-orang licik juga.
tapi kasihan dengan anak donna kalau dia mati.
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸: iyas sih. tapi nanti dimanfaatin orang jahat pula? 😢
Tiktok: misshel_author: tenang kak, ada harta banyak😁
total 2 replies
Ratu Tety Haryati
Ya sudah ajak, Sania man*di ba*reng aja😂✌️🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!