Gegei gadis ceria yang sedikit bar-bar terkejut saat mengetahui pria yang akan dijodohkan dengannya adalah teman sekolah kakaknya. Arkanza, pria berprofesi pilot yang paling dia hindari selama 10 tahun terakhir, hingga melakukan berbagai tingkah konyol agar dirinya ditolak.
***
Assalamualaikum!" Ucap Arkan menyodorkan setangkai mawar merah.
"Waalaikumsalam!" Balas Gegei tanpa melepaskan pandangannya.
**
"Kita tidak cocok!"
"Kenapa?"
"Kakak lebih tua sementara aku masih muda. Yah.. ku akui kakak cukup tampan tapi kita enggak cocok. Aku enggak pintar, tiap hari keluyuran sama teman, suka pulang malam, suka menghabiskan uang."
"Dan,,,"
"Dan apa?"
Dan kalau kalian tertarik, langsung aja baca ceritanya ya!! 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lady Ev, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
End
Sontak Haidar bersorak sendiri dalam hati, sepertinya ada kesempatan. "Punya gebetan atau lagi suka sama seseorang?"
Mampus-lah Yona saat pertanyaan kedua dari Haidar begitu menjurus. Matanya membulat bersama dengan jantung yang berdebar. Yona terdiam beberapa saat, entah jawaban sperti apa yang harus diberikan.
Jika bilang tidak! Bagaimana kalau Haidar mengira dia tidak tertarik dengannya? Lalu, kalau dijawab ia. Bagaimana jika Haidar semakin menjauh karena merasa tidak enak? Yona meremas jemarinya kebingungan sendiri memilih jawaban.
Haidar tersenyum kecil merasa lucu melihat tingkah Yona. Selain wajah cantik yang tenang, ia juga sosok yang polos. Haidar yang cerewet itu selalu mengidamkan sosok pendamping yang baik, kalem dan mengerti agama.
Tak satupun dari kriteria itu ia dapat dari kenalan dikota. Pertama kali datang ke kampung itu ia mengagumi sosok Nada, eh Nada sudah milik Hanan. Bertemu dengan Yona, cukup menarik perhatiannya namun karena kesalahpahaman dan juga jarak yang tidak mengizinkan mereka berinteraksi hingga baru hari itulah ia memberanikan diri mendekat.
"Maaf yah aku terlalu blak-blakan."
"Enggak papa kok." Yona kembali mengangkat kepala menatap Haidar yang dari tadi tidak melepaskan pandangan.
"Jadi enggak ada yang marah kan kalau kakak dekat Yona?" Tanyanya memastikan.
"Ada."
"Oh yah? Siapa?" Haidar kembali bertanya dengan nada terkejut, masa ia dua gadis dari kampung Arkan tak satupun yang bisa dia dapatkan.
"Bapak. Kan bukan muhrim." Haidar tersenyum menggaruk kecil kepalanya, rupanya Yona pintar menggoda.
"Jadi boleh kan kalau kita berteman biar enggak canggung kalo ketemu lagi?." Yona mengangguk membuat Haidar mengepalkan tangan merasa menang dan kegirangan dalam hati.
"Cara ngobrolnya gimana? Kakak dikota kalau ngirim surat kasian pak posnya entar kecapean!" Gombalan buaya yang membuat Yona terbang.
"Lewat WA atau sosmed aja kak." Jawaban Yona memberikan lampu hijau.
"Tapi Yona blok kakak di WA." Haidar tersenyum kering.
"Hah?" Terkejut dengan nada tinggi, mana mungkin Yona memblokir sementara Haidar aja enggak pernah berkomunikasi dengannya.
"Emang iya?" Dengan raut polos.
"Iya 3 bulan lalu. Cek aja kalau enggak percaya!" Yona kembali membuka obrolan, dan benar ada nomer Haidar yang terblok.
"Jadi ini nomer kakak?" Haidar mengangguk tanpa ragu, "Maaf yah, kirain nomer sales atau penipuan soalnya akun bisnis enggak ada profil." Kini giliran Yona tersenyum kering merasa tidak enak hati.
Hati Yona mendadak lebih tenang setelah menyelesaikan kesalahpahaman itu, hampir aja nunggu sampe lumutan enggak ada titik terang. Padahal, jelas-jelas Gegei meminta izin kepadanya sebelum memberikan kontak Yona ke Haidar.
Haidar pun baru tersadar kalau profilnya private jadi hanya kontak terdekat yang bisa melihat. Dan lagi pas awal chat Yona, dia tidak menyebutkan nama hanya mengirimkan pesan salam beberapa kali. Yona yang polos, selalu waspada langsung memblokir tanpa bertanya siapa pemilik nomer dan apa tujuannya.
Padahal awalnya Haidar berniat mengajak kenalan lebih lanjut eh Yona pulang duluan ke kampung, jadi terpaksa membujuk Arkan meminta kontaknya itupun butuh proses yang lama karena Gegei berpikir Haidar sudah ber-isteri dan berniat mengganggu Yona. Hal itulah menyebabkan komunikasi mereka terputus beberapa bulan terakhir.
**
_Kamar_
"Gey,,?" Panggil Arkan dengan pelan, yang dipanggil masih sibuk dengan laptop.
"Gey, Gegeiii." Kembali memanggil dan barulah Gegei menoleh.
"Masih lama enggak?"
"Bentar lagi kok, ini lagi revisi." Kebetulan Gegei sudah mulai penyusunan skripsi.
"Perasaan dari tadi bentar - bentar mulu." Protesnya butuh perhatian saat Gegei kembali fokus ke layar.
"Ada apasih kak? Main sama Haidar gih!" Balasnya, mengingat Haidar berada dirumah mereka sore itu.
"Haidar ngapelin Yona disebelah." Berbaring berbantalkan kedua tangan sontak mencuri perhatian Gegei.
"Yang bener?" Penasaran.
"Kapan sih suamimu ini berbohong?" Gegei mengabaikan laptop, mendekat memijat kecil betis Arkan mencoba menggali informasi.
Arkan mengerutkan alis, dari perlakuan dan wajahnya sudah nampak ada maksud yang terselubung. "Layanan pusat informasi ditutup!"
"Ih kakak pelit." Memanyunkan bibir berbalik ke layar langsung ditarik oleh Arkan.
"Akh!" Gegei terkejut saat tubuhnya sudah mendarat sempurna didada Arkan. Tatapan itu selalu saja membuatnya gugup dan berdebar saat berada lebih dekat.
Arkan mengubah posisi membalikkan badan, Gegei-pun hanya pasrah. "Kak Hanan dan Nada udah punya anak loh." Bisiknya membuat pipi Gegei memerah.
Arkan begitu mendominasi hingga Gegei merasa panas dingin, tatapan lekat dan kelembutan yang diberikan menghanyutkan Gegei sampai lupa dengan revisi skripsi. Tak butuh lama Arkan meminta hak memanjakan isterinya.
**
_Rumah Yona_
"Jadi boleh dong bloknya dibuka?" ijin nya dibalas anggukan.
Saat itu juga hati keduanya mendadak menjadi taman bunga yang mekar. Angin terasa lebih sejuk meski hari semakin sore.
"Kakak pamit ya." Berdiri tanpa melepaskan pandangan bahkan memperlihatkan barisan gigi depannya.
"Hati-hati!" Ucap Yona membuat Haidar tersengat merasa diperhatikan.
"Assalamu'alaikum." Kembali menoleh saat sudah berada didepan gerbang.
"Waalaikumsalam." Masih tersipu namun enggan mengalihkan pandangan dari wajah Haidar.
"Jangan lupa bloknya dibuka!" Masih anteng didepan gerbang, kakinya seperti berat untuk melangkah.
"Iya." Mengangguk dengan lembut semakin membuat Haidar kesem-sem. Sampai kesulitan membuka pagar.
"Didorong!" Yona mengingatkan karena Haidar yang grogi malah menarik pagar.
"Heee.." Tersenyum malu-malu begitu juga dengan Yona.
**
Yona bersandar di daun pintu, menarik napas panjang mengelus dada yang hampir meledak, lalu merebahkan tubuh diatas kasur. Mulai tersenyum sendiri saat melihat profil Haidar berseragam pilot didalam pesawat.
**
_Kampus_
"Serius?"
Yona mengangguk tersipu usai menceritakan kepada mereka tentang kemajuan hubungannya bersama Haidar.
"Idih pantes dari awal masuk gerbang kampus pipinya merah seperti kepiting rebus." Ucap Gegei menggoda.
"Untung aja kesalahpahaman ini bisa diluruskan, kalau enggak bisa pata hati setahun!" Tambah Airin.
"Andai aja 3 bulan lalu enggak salah paham, pasti udah dari 3 bulan lalu kek orang stress senyum-senyum sendiri." Lanjutnya Gegei, yang diledek anteng masih terbayang dengan Haidar ditambah mereka selalu ngobrol diWA.
Sejak saat itu semua berjalan dengan baik, hubungan Arkan dan Gegei semakin lengket. Haidar mengajak Yona kejenjang serius. Airin sedang berencana mengambil tawaran beasiswa S2 di China.
**
_Rumah pak Ilham_
1 bulan telah berlalu, kebagian terus menghampiri keluarga mereka.
"Gimana?" Tanya Nada saat Gegei menghampiri mereka diruangan tengah.
"Garis dua.." Pasrah.
"Alhamdulillah!" Kompak seisi rumah, lagi-lagi Hanan melempar Handphone miliknya begitu saja saat mendengar kabar bahagia itu.
"Akhirnya kita akan punya cucu lagi pa."
"Iya ma."
"Hehehe." Kompak tertawan bahagia.
**
_Halaman Kampus_
Setelah melewati proses penyusunan skripsi, revisi berulang kali dan ujian yang menegangkan, akhirnya Gegei dan kedua sahabatnya berhasil meraih gelar S1 dibidang desainer. Dan, hari itu merupakan hari wisuda mereka.
Kedua orang tua ketiganya ikut hadir, mertua Gegei, Nada dan Hanan yang menggendong baby Zunaira. Airin, berdiri disamping Yona begitu juga dengan Arkan dan Gegei. Mereka semua menatap serius Haidar yang berjalan menghampiri dihalaman.
"Yona will you marry me?" Haidar menyodorkan buket mawar merah ditengahnya ada kotak cincin.
Yona pun langsung mengangguk tersenyum menerima lamaran yang sudah dinantikan selama beberapa bulan.
"Alhamdulillah." Haidar sangat bahagia merentangkan tangan spontan ingin memeluk Yona.
"Eh!" Semua yang ada memperingati beruntung Haidar tersadar.
"Belum muhrim loh!" Goda Hanan sontak semua tertawa bahagia.
**
"Cekrek!"
"Ini semua gara-gara kakak, fotoku jadi jelek!" Protes Gegei saat sesi foto bersama dengan perut membuncit dengan kehamilan memasuki 5 bulan.
"Hee,, nanti S2 fotonya enggak kek gini!" Bujuk Arkan membingkai wajah mungil itu.
"Jangan percaya Gei!" Tambah Haidar membuat Gegei mengerutkan wajah bermanja. Arkan memeluk tubuh yang berbadan dua itu dengan lembut.
"Hahahah!" Lagi-lagi kompak tertawan bahagia.
..._End_...
...Terima kasih buat yang sempat mampir dan yang sudah mengikuti sampai End. Mohon maaf kalau ceritanya kurang pas dan terlalu singkat. Jangan lupa yah tinggalkan jejak like, komen bijak, vote dan subscrib! Biar Author semangat berkarya untuk cerita berikutnya. 🙏😇❤️...
,, gadis sekolah kamsudny,, ciwi2 sekolah emang selalu riang dan gembira 🤭🤭
,, marah2 gemas ato giman tuuuhhh /Sneer//Chuckle/
,, salam dari Zara dan Haru ya kak,, jgn lupa mampir di 'lingkaran cinta kita' 🤗