" Daddy aku masih muda dan masih ingin menikmati hidup , kenapa harus menikah ?" ucap Aqila dengan tidak terima ketika Daddy meminta dia menikah .
" Aqila umur kamu udah 25 tahun jadi memang sudah seharusnya menikah , sudah cukup kamu foya-foya dan membuang waktu selama ini dan Daddy ingin kamu memberikan seorang cucu sebagai pewaris " tegas Daddy .
" Pewaris apa lagi Daddy, aku sudah memenuhi keinginan Daddy untuk menjadi presiden direktur di perusahaan keluarga lalu apa lagi masalah nya?" pertanyaan Aqila yang benar-benar tidak ingin menikah dan kalaupun menikah dia belum punya laki-laki yang tepat untuk dijadikan suami ideal baginya .
" Pokoknya Daddy nggak mau tau , kalau memang kamu tidak mau Daddy jodohkan cari calon suami sendiri dalam rentang waktu 1 Minggu ini jika tidak kamu akan Daddy nikahkan dengan Brian " pernyataan Daddy .
" What, Daddy aku nggak menyukai pria itu " tegas Aqila menolak tegas .
" Maka dari itu cari cepat calon suami " ucap Daddy pada Aqila
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 Aqila Demam
Sore harinya Aqila pulang dengan lesu ke mansion setelah mengantar orang tuanya ke bandara yang akan pergi ke Australia.
" Kakek sama nenek ngapain ikut juga sih , aku kan jadi kesepian" rengek Aqila yang tiba-tiba merasa sepi padahal harusnya dia senang ketika semua anggota keluarga pergi maka tidak ada lagi yang bisa mengatur-atur nya .
" Om Vincent kemana lagi , perasaan seminggu ini dia selalu pulang malam " kata Aqila kembali masuk ke mobil nya dan menuju perusahaan.
............
" Maaf Bu Aqila, pak Vincent sudah meninggalkan kantor sebelum makan siang " kata sekretaris Vincent.
" Kemana dia?" tanya Aqila yang menelpon tapi nomor Vincent tidak aktif .
" Aku disini " kata Vincent yang memang baru sampai mengajak Aqila masuk .
" Om dari mana?" tanya Aqila menatap Vincent yang memakai kemeja hitam digulung sampai ke lengan dengan beberapa kancing atas dilepas .
" Survei proyek" kata Vincent melepas satu lagi kancing kemeja bagian atasnya karena masih merasa gerah .
" Ada apa ? Kenapa kesini?" tanya Vincent yang duduk disofa meminta Aqila ikut duduk .
" Apa aku tidak boleh kesini ?" tanya Aqila lagi dengan sensi .
" Maksud aku girls sekarang udah sore sebentar lagi aku juga pulang" kata Vincent mengelus pelipisnya.
" Biasanya Om pulang malam " Aqila menatap Vincent dengan tatapan tidak biasa .
"Aku sibuk beberapa hari ini " kata Vincent menatap Aqila yang duduk disebelahnya.
" Girls kamu sakit ?" tanya Vincent melihat wajah Aqila yang pucat .
" Enggak, aku cuma sedih aja ditinggal sendiri " sendu Aqila .
" Loh bukannya kamu senang karena tidak ada yang akan mengatur-atur setelah mereka pergi " ucap Vincent.
" Tapi aku sedih Om mana mereka pergi 10 hari " mewek Aqila yang entah kenapa tiba-tiba sedih.
Vincent membawa Aqila kedalam pelukan lalu mengelus punggung nya " Girls kamu beneran demam " cemas Vincent yang bisa merasakan suhu panas tubuh Aqila .
" Enggak, aku nggak papa " kata Aqila yang tidak merasakan sakit .
............
Malam harinya.
" Hiks Mommy dingin , kepala aku sakit , Mommy " tangis Aqila yang berbaring diatas sofa terus memanggil Mommynya.
Karena Aqila tidak mau minum obat akhirnya pelayan mengetuk pintu ruang kerja Vincent.
" Tuan , Non Aqila sepertinya demam tapi dia tidak mau minum obat " kata pelayan .
" Dimana dia ?" Vincent yang sejak pulang dari kantor memang sibuk diruang kerja jadi lupa kalau tadi badan Aqila panas tapi karena Aqila tidak mengatakan sakit jadi Vincent tidak terlalu menghiraukan.
Vincent langsung mengangkat Aqila yang ternyata berbaring diatas sofa ruang tengah dan membawanya masuk kedalam kamar .
" Dingin ?" Vincent mengambil satu lagi selimut untuk Aqila yang sudah berbaring diatas ranjang.
" Tuan ini obatnya" kata pelayan datang mengantarkan obat dan kompres .
" Ommmm, dingin " keluh Aqila ketika Vincent menaruh handuk kecil di kening Aqila .
" Minum jamu ini ya biar kamu tidak meriang lagi " ucap Vincent.
" Aku nggak suka , wueekkk " Aqila langsung muntah ketika Vincent memberikan beberapa sendok kedalam mulutnya.
" Dingin " keluh Aqila .
Setelah membersihkan mulut Aqila dengan tisu Vincent naik keatas ranjang" Sini aku peluk " kata Vincent mendudukkan Aqila diatas pangkuan nya dan memeluk Aqila .
" Kepala aku sakit Om " rintih Aqila yang merasa sekujur tubuhnya kedinginan dan sakit .
" Iya ini dipijit " Vincent memijit pelipis Aqila dengan prihatin bahkan membawa Aqila semakin dekat agar bisa menyerap kehangatan dari tubuhnya.
Vincent sedikit mengayun Aqila agar nyaman dan tertidur
" Tidurlah" Vincent mengecup kening Aqila beberapa kali dan menarik selimut lebih keatas agar Aqila tidak lagi merasa kedinginan.
Vincent terus mengompres sampai perlahan suhu tubuh Aqila menurun .
" Aku akan merawat kamu " Tiba-tiba saja hati Vincent melembut hingga dia merasa sangat khawatir melihat kondisi Aqila yang sedang demam .
" Manja " senyum simpul Vincent memeluk Aqila semakin erat dan mengelus-elus kepala nya .
... ..........
Satu jam berlalu Aqila kembali membuka matanya " Kamu haus " tanya Vincent begitu Aqila membuka mata .
" Aku, aku,"
" Minumlah" ucap Vincent membantu Aqila minum .
" Udah?" Aqila mengangguk saat Vincent bertanya.
" Tidurlah lagi " Vincent mengayun-ayunkan Aqila seperti bayi diatas pangkuan nya agar kembali tidur .
Aqila yang bersandar ke dada Vincent tiba-tiba melingkarkan kedua tangannya dipinggang Vincent merasa nyaman berada dalam pelukan pria dewasa itu .
" Om" panggil Aqila mendongak menatap Vincent yang duduk memeluknya sejak tadi .
" Kenapa? Kamu merasakan sakit lagi ?" tanya Vincent langsung memijit pelipis Aqila dengan perhatian .
" Atau dingin " Vincent dengan cepat menarik satu lagi selimut di dekat nya .
" Terimakasih" ucap Aqila yang sedari tadi hanya menatap wajah Vincent.
" Untuk apa?" tanya Vincent juga menatap Aqila dalam pelukan nya .
" Udah perhatian sama aku " kata Aqila menyandarkan kepalanya ke dada Vincent lalu kembali memejamkan mata.
.............
Lama memeluk akhirnya Vincent menaruh Aqila diatas ranjang dan menyelimuti nya agar tidur lebih nyaman .
" Jangan pergi " Aqila membuka matanya menatap Vincent dengan sayu dan memohon agar tidak meninggalkan nya .
" Kamu ingin tidur bersama?" Vincent kembali naik keatas ranjang dan berbaring disamping Aqila .
" Dingin Om "
segalak galaknya suami dari leluhurnya Ampe mommy tuh suami mereka ga ada yg lost control Ampe segitunya Vin kamu mah rada rada no good