NovelToon NovelToon
ADARA Warna Hidupku

ADARA Warna Hidupku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:746
Nilai: 5
Nama Author: Red sage

Kevin Xander AdiJaya adalah cowok yang sangat susah mendapatkan kebahagiaan yang tulus dalam hidupnya. Kevin selalu di setir oleh papah angkatnya sehingga membuatnya menjadi sangat muak dan memutuskan untuk pergi dari rumah.
Namun Kevin masih bertahan sejauh ini karena ada satu wanita di hidupnya, yaitu Adara Syila Alterina. Namun Kevin selalu gengsi menunjukan perasaannya kepada Dara, jadi ia selalu mencari cara agar bisa ribut dengan Dara.
Sampai suatu hari ada sepasang suami istri yang mengaku sebagai orang tua kandung Kevin, siapakah mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Red sage, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

That's my girl!! That's my girl....

Dara menghela napas panjang, tapi ekspresi garangnya mulai mencair. “Bego…”

Kevin tersenyum puas. “Tapi sumpah ya, tadi kamu keren banget loh. Pas kamu tampar Tasya? aku kayak, wow, this girl could rule a kingdom.”

“Apaan sih,” Dara menahan tawa. “Kamu malah kagum?”

“Banget.” Kevin mencondongkan tubuh, menatapnya serius. “Dara yang kalem, diem-diem nyimpen karakter barbar. Aku makin cinta, deh.”

Dara mendengus pelan, tapi matanya melirik malu. “Cinta katanya…”

“Eh, tapi beneran lho. Kalau kamu bisa tampar dia demi aku… kayaknya kamu udah suka juga ya, sama aku?”

Dara langsung menoleh tajam. “KEVIN!”

Kevin tertawa kecil. “Yah, coba aja nggak aku godain, seharian ini flat banget hidup aku.”

“Kamu tuh—”

Tiba-tiba Kevin mengambil sedotan es teh Dara yang bengkok, lalu menyelipkannya ke belakang telinga Dara seperti bunga.

“Nah, sekarang kamu jadi cewek paling galak tapi paling manis yang pernah aku lihat.”

Dara langsung menampar pelan lengan Kevin. “Gila kamu ya?!”

Kevin tertawa geli, sementara Dara sudah menunduk, mencoba menyembunyikan wajahnya yang mendadak merah seperti tomat rebus.

Sementara dari kejauhan, teman-teman mereka mulai berdatangan ke arah taman. Ada yang bersiul, ada yang tertawa-tawa usil.

“Eaaah, Kevin-Daraaa!”

“Kiss lagi dong, bang—eh salah, maksudnya ngobrol manja lagi dong!”

Kevin langsung berdiri dan mengangkat kedua tangannya. “Eh, eh, santai. Ini bukan sinetron jam lima sore!”

Dara langsung berdiri dan menendang ringan betis Kevin. “Makanya jangan lebay!”

Tawa mereka pun pecah bersama. Namun di balik semua canda itu, dada mereka terasa hangat. Hubungan mereka mungkin baru mulai, tapi terasa… nyata. Manis. Dan seperti taman itu—sunyi, tenang, tapi penuh kejutan indah yang siap mekar kapan saja.

Lorong Kelas 12 IPA 3 – Menjelang Masuk Jam Pelajaran

Langkah Kevin dan Dara menyusuri lorong kembali ke kelas dipenuhi tawa kecil dan sisa-sisa kehangatan obrolan mereka di taman.

Dara masih memegang es teh yang tinggal ampas, sedangkan Kevin… masih asyik menggoda Dara sepanjang jalan.

“Serius, kamu harus sering-sering marah deh. Aura kamu waktu ngamuk tuh… 10 dari 10,” ujar Kevin, sambil menirukan gaya Dara menampar.

“DASAR!” Dara mendorong pelan lengan Kevin. “Kan aku udah sering marahin kamu. Kamu tau nggak, 90% hidup aku itu, cuman marahin kamu doang.”

"Yah..marahnya jangan cuman ke aku doang lah. Tapi serius. Pas kamu Badas gitu, tiba-tiba di telinga aku kayak ada sound... thats my girl.... Thats my girl....” ucap Kevin seraya merentangkan sedikit tangan nya.

Dara hanya mendecak, tapi sudut bibirnya tak bisa berhenti melengkung.

Namun begitu mereka sampai tepat di depan pintu kelas, seseorang tiba-tiba berlari dari arah koridor berlawanan.

“DARAAA!!!”

“Wah—”

BRUKK!

Dara dan Kevin hampir saja tertabrak tubuh mungil yang menyerbu seperti angin topan—Viona, sahabat Dara, dengan rambut acak-acakan dan mata panik seperti habis nonton film horor.

Dara terpaku beberapa detik sebelum tubuhnya dipeluk erat-erat.

“DARA! ASTAGAAA! GUE KIRA LO DIAPA-APAIN!! GUE BARU BANGUN, TERUS DIBILANG KATANYA LO BERANTEM SAMA CEWEK GAK DIKENAL DI TAMAN!! GUE LANGSUNG LARI TANPA PIKIR PANJANG!”

Dara nyaris kehilangan napas. “Vi—vi! Tarik napas dulu! Gue nggak kemana-mana!”

“GUE PIKIR LO DIHANTAM, DIPUKUL, DITARIK RAMBUTNYA! ASTAGAAA—”

Dara akhirnya menepuk pelan punggung Viona, lalu melepaskan diri perlahan. Ia menatap sahabatnya dengan alis terangkat. “Dan lo baru tahu karena baru bangun? Woy, istirahat tuh bukan hibernasi.”

Viona langsung nyengir, tangannya mengusap rambutnya yang awut-awutan. “Habis makan siomay tiga piring, kenyang banget, Dar…”

Kevin tak bisa menahan tawa. “Lo tuh sahabat yang datang ketika semuanya udah selesai.”

Viona cengengesan. “Tapi setidaknya gue panik, kan? Gue tulus, tau.”

Dara geleng-geleng kepala sambil memukul pelan lengan Viona. “Ya, tulus tapi telat.”

Baru saja mereka hendak masuk kelas, suara langkah tergesa kembali terdengar dari arah lorong.

“WOY! DARA! KEVIN!”

Kali ini muncul sosok tinggi besar, masih dengan seragam sedikit kusut dan napas ngos-ngosan. Vellos berlari menghampiri mereka dengan tergesa-gesa.

“Gue denger dari anak IPS katanya ada insiden di taman?! Lo nggak kenapa-napa, Dar?! Gue siap berantem kalo lo diganggu!”

Kevin menahan tawa yang sudah nyaris meledak. Ia menatap Vellos dari atas sampai bawah—sepatu masih setengah rapi, keringat menetes dari pelipis.

“Gile, bro. Lo ikut maraton dari mana?”

Vellos nyengir, masih ngos-ngosan. “Gue dari toilet… lagi… you know… berak.”

Dara langsung ngakak. “HAH?”

Viona menutup mulutnya, berusaha menahan tawa. “Lo tuh ya, dari dulu timing lo selalu salah!”

Kevin menepuk bahu Vellos dengan ekspresi sinis penuh drama. “Los, pas dunia butuh lo, lo malah sibuk negosiasi di toilet.”

“Eh, namanya juga panggilan alam,” elak Vellos sambil nyengir. “Tapi serius, gue siap pasang badan, Dar. Lo tinggal tunjuk siapa yang ganggu lo!”

“Tasya,” jawab Kevin cepat. “Tapi udah kelar. Dara yang kelarin. Satu tamparan bikin anak itu mental.”

Vellos melongo. “Wah gila… Daaaarr, lo savage juga ya sekarang.”

Dara tersenyum malas. “Gue capek. Mending kita masuk kelas sebelum Pak Anton nyebelin lagi.”

Mereka pun akhirnya masuk ke kelas dengan gaya masing-masing—Viona masih sibuk membenahi rambut, Vellos menyeka keringat, Kevin tetap jahil, dan Dara yang kini terlihat lebih ringan… lebih bahagia.

Dan di luar jendela kelas… mobil hitam yang tadi memantau Kevin, masih terparkir. Tak ada yang turun. Tak ada yang bergerak.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!