Amezza adalah seorang pelukis muda yang terkenal. Karakternya yang pendiam, membuatnya ia menjadi sosok gadis yang sangat sulit ditaklukan oleh pria manapun. Sampai datanglah seorang pria tampan, yang Dnegan caranya membuat Amezza jatuh cinta padanya. Amezza tak tahu, kalau pria itu penuh misteri, yang menyimpan dendam dan luka dari masa lalu yang tak selesai. Akankah Amezza terluka ataukah justru dia yang akan melukai pria itu? Inilah misteri cinta Amezza. Yang penuh intrik, air mata tapi juga sarat akan makna arti cinta dan pengampunan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Henny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tak Bisa Melepaskan
Dokter sudah selesai memeriksa luka bakar di tangan dan leher Evradt. Amezza dapat melihat kalau luka itu cukup membuat Evradt tak nyaman karena rasanya panas dan perih.
"Lukanya sudah mulai mengering. Jika sudah benar-benar mengering maka aku akan memberikan salep untuk menghilangkan bekasnya."
Evradt hanya mengangguk. Ia sekilas menatap Amezza yang sedang duduk sambil menikmati makanannya.
Setelah dokter itu pergi, Evradt turun dari ranjang karena selang infusnya sudah dilepaskan. Ia mendekati Amezza yang sedang duduk di sofa sambil makan.
Sebenarnya dokter sudah mengijinkan Amezza untuk pulang pada hari kemarin. Tapi Evradt tidak mengijinkan Amezza pulang. Ia menahan Amezza untuk tetap berada bersamanya.
"Apakah kamu masih merasa mual pagi ini?" tanya Evradt.
Amezza menggeleng.
Evradt duduk di sampingnya. "Besok, saat kita pulang, kita akan pulang ke apartemen ku."
Amezza yang sudah selesai dengan suapan terakhirnya, meletakan sendok di tangannya. Ia kemudian meneguk botol air mineral yang ada sampai isinya habis lalu menatap Evradt.
"Mengapa kamu masih menahan aku untuk ada di sisimu sementara kamu membenci aku? Kalau memang hanya masalah anak ini, asalkan kamu janji tak akan menjauhkannya dariku, aku berjanji tak akan menghalanginya untuk bertemu denganmu kapan pun kamu inginkan. Ijinkan aku kembali ke Spanyol." mohon Amezza.
Evradt menatap Amezza langsung ke manik matanya. Selama ini ia tak pernah menatap Amezza seperti itu.
"Aku tahu bagaimana cara membuatmu jatuh cinta padaku. Aku tahu bagaimana caranya membuatmu percaya dan tergila-gila padaku. Aku tahu bagaimana caranya menyakiti kamu dan tak peduli dengan luka di hatimu. Aku bahkan tahu bagaimana akan akan menghancurkan mu tanpa ada sisanya lagi. Yang aku tak tahu adalah bagaimana caranya harus melepaskan mu dan membiarkan dirimu pergi." kata Evradt pelan, penuh perasaan. Amezza langsung membuang mukanya. Ia berdiri dan membelakangi Evradt. Ia tak mau luluh dengan tatapan lelaki itu.
"Untuk apa menahan aku kalau terus menyakiti?"
Evradt yang selama ini terkenal dingin, tak berperasaan, tiba-tiba saja mengacak rambutnya. Ia berdiri dan tiba-tiba saja memeluk Amezza dari belakang. "Aku tak tahu bagaimana perasaan ku kepadamu, Ame. Namun saat melihat kau dalam bahaya, aku yang sebenarnya sangat takut dengan api tak memperdulikan itu. Aku hanya ingin menyelamatkan mu tanpa tahu mengapa aku harus menyelamatkanmu. Aku tahu hidup ku lebih dendam pada keluarga Gomez. Namun aku tak bisa membiarkan kamu mati terbakar malam itu. Itulah sebabnya aku mengatakan, aku tak tahu bagaimana caranya harus melepaskan kamu."
Amezza memejamkan matanya. Kata-kata Evradt sangat menyakitkan hatinya. Evradt pernah sangat dipercayainya. Namun akhirnya Evradt sendiri yang melemparkan dia ke jurang yang sangat dalam sampai Amezza kehilangan kepercayaan bahkan kepada dirinya sendiri.
Pintu kamar perawatan mereka diketuk. Evradt melepaskan pelukannya. "Masuk!"
Salah satu anak buah Evradt masuk. "Tuan, di luar ada tuan Erland bersama temannya. Ia memaksa untuk masuk."
"Biarkan dia masuk!"
Erland dan seorang laki-laki masuk. Saat Amezza melihat siapa yang bersama Erland, Amezza langsung berlari dan memeluknya.
"Alejandro!"
"Kakak ....!"
Kedua kakak beradik itu berpelukan sambil menangis.
"Kami semua sangat mengkhawatirkan mu, kak. Kamu baik-baik saja?" tanya Alejandro.
Amezza mengangguk.
Alejandro menatap Evradt. Tanpa di duga ia melayangkan dua pukulan di wajah dan perut Evradt.
"Jangan.......!" Amezza langsung memeluk adiknya sedangkan Erland menjauhkan Evradt dari Alejandro. Lelaki itu sedikit pusing karena memang kondisinya belum fit.
"Aku sudah tahu semuanya, kak. Laki-laki ini dan ibunya menyiksa kakak kan?" tanya Alejandro.
Amezza terdiam saat dilihatnya Evradt sama sekali tak membalas pukulan adiknya.
Pintu terbuka. Nampak 6 orang laki-laki berpakaian hitam masuk.
"Tuan, kami sudah menguasai rumah sakit ini." lapor mereka kepada Alejandro.
Erland kaget. "Ale, bukankah kamu berjanji tak akan membuat keributan ?"
Alejandro tersenyum. "Maaf tuan Thomson. Aku adalah anak laki-laki tertua di keluarga Thomson. Aku tak akan mungkin membiarkan kakakku di sini dengan para iblis ini." Alejandro menatap kakaknya. "Ayo kita pulang, kak."
Amezza bingung saat Alejandro sudah memang tangannya. "Tapi....!"
"Amezza...! Please, jangan tinggalkan aku." mohon Evradt. Matanya bahkan sudah berkaca-kaca.
Amezza masih diam. Alejandro menyeret tangan kakaknya untuk pergi.
Evradt berusaha untuk menghadang nya namun anak buah Alejandro terlalu banyak. Mereka bahkan memukul Evradt. Untung saja Erland menolongnya.
Evradt merasakan hatinya sakit saat ditinggalkan. Lelaki itu bahkan langsung merasa pusing dan akhirnya tak sadarkan diri.
************
"Kamu sudah tahu cerita dari versi mamamu. Aku menemukan cerita dari versi yang lain. Cerita tentang masa lalu mamamu. Dia sengaja tidur dengan papamu sekalipun tahu kalau papamu sudah menikah. Dia tahu istri pertama papamu mandul. Vania hamil dan papamu menikahinya. Namun obsesi Vania pada Enrique Gomez tak pernah berhenti. Dia bolak balik Perancis-Spanyol hanya untuk mengatur rencana balas dendam pada keluarga Gomez bersama tantenya. Apa yang sudah dia lakukan pada Enrique Gomez dan keluarganya ada di data file ini ( pembaca yang lain boleh baca di novel : Menaklukan sang Pewaris).
Bahkan saat mamamu di penjara, dia masih menguasai semuanya. Termasuk membunuh istri ketiga papamu dan membunuh papamu juga." Erland Thomson meletakan semua file kejahatan Vania yang sudah dikumpulkan oleh paman Joe. "Sumber informasi ini dari pihak yang bisa dipercayai. Kau salah jika menyakiti Amezza Gomez." kata Erland sebelum meninggalkan Evradt di rumah sakit.
Lelaki itu membaca semua file yang ditinggalkan oleh Evradt. Ia kemudian memanggil asistennya Antonio.
"Aku sudah tahu kalau kematian tuan Floquet memang agak mencurigakan. Namun selama ini aku takut berbicara karena keluargaku pernah di sandera oleh orang-orang yang mengaku sebagai dalang dari pembunuh papamu. Sekarang aku yakin, nyonya Xiena, yang selama ini mengurus tuan, telah meracuni papa tuan selama bertahun-tahun."
Evradt memejamkan matanya. Sejuta penyesalan muncul di hatinya. Namun ia tak menyadari, percakapannya dengan Antonio telah didengar oleh Gaby dan perempuan itu segera memberitahukan pada Vania.
Sepulang dari rumah sakit, Evradt tak menemui mamanya lagi. Menurut para pelayan, Vania sudah pergi ke luar negeri.
"Blokir semua keuangan mamaku. Dan siapkan pesawat jet ku. Aku akan ke Spanyol untuk menjemput Amezza." ujarnya dengan penuh keyakinan.
***********
Elora sudah memaafkan putrinya. Ia tahu kalau selama ini Amezza hanya kehilangan arah saja. Ia bahkan tak marah saat tahu kalau Amezza hamil. Karena baginya, anak dalam kandungan Amezza itu tak pernah salah.
Amezza pun sudah mulai melukis lagi. Ia kembali tinggal di apartemennya.
Perutnya kini sudah mulai kentara. Kehamilannya memasuki minggu ke-12.
Hampir sebulan Amezza kembali ke negaranya. Jauh di lubuk hatinya, ia masih memikirkan Evradt. Tatapan Evradt saat melihatnya pergi sering menganggu Amezza. Perasaannya mengatakan kalau ia merindukan lelaki itu walaupun ia berusaha menyangkalnya.
Hari ini hujan turun sejak pagi. Amezza pun hendak menutup studionya lebih cepat. Fifi tak masuk karena ia sedang mempersiapkan pernikahannya.
Saat Amezza hendak menutup pintu studionya, ia terkejut melihat ada seorang lelaki yang berdiri di depan galerinya.
Badan lelaki itu sudah basah karena derasnya hujan. Lelaki itu menatap Amezza dengan penuh kerinduan. Tak ada tatapan mata penuh kebencian di sana.
"Evradt......!" agak ragu Amezza menyebut nama lelaki itu. Jantungnya berdetak dengan cepat.
Evradt melangkah. Ia berdiri tepat di hadapan Amezza. "Bolehkah aku memeluk mu?" tanya Evradt dengan bibir yang bergetar karena udara yang dingin.
Amezza tak tahu apa yang harus dikatakannya. Hatinya mengatakan tidak namun langkah kakinya justru ia arahkan pada Evradt. Amezza memeluk lelaki itu. Dan tangis keduanya pun pecah.
**********
Misteri Cinta Amezza pun dimulai semenjak pertemuan mereka malam itu. Misterinya apa? Nantikan epeisode berikutnya.