Niat hati ingin mengugurkan kandungannya, malah bertemu ayah janin yang ia kandung. Lusi Caisa Vanholand, CEO wanita muda yang menghabiskan malam dengan Gasan Samiel Pedros seorang dokter spesialis kandungan dan anak namun memilih tidak ingin mempertahankan hasil benih semalam yang mereka lakukan. Bagaimana Gasan memperlakukan pasiennya itu? Apakah dia mampu memaksa Lusi untuk mempertahankan calon anak mereka? Bagaimana sikap Lusi dengan pemaksaan yang akan dilakukan Gasan padanya? Dukung novel ini agar mendapatkan retensi terbaik dan masuk menjadi novel pilihan pembaca! Terima Kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DIPAKSA NIKAH TAPI PASRAH
Hari sudah pagi, matahari sangat cerah hari ini.
Sesuai rencana pernikahan diantara keluarga Vanholand dan keluarga Pedros, saat ini mereka sudah berada di gereja Catedral de Santa María la Real de la Almudena.
*Catedral de Santa María la Real de la Almudena
Setelah ibadah minggu pagi, Gasan dan Lusi dinikahkan dihadapan pendeta.
Mereka menggunakan pakaian serba putih.
Setelah ikrar janji diucapkan, mereka pun sah sebagai suami istri di hadapan Tuhan mereka disaksikan oleh pendeta dan keluarga.
Gasan memberikan respon yang bahagia saat berhasil menikahi wanita yang sedang hamil anaknya, meskipun ia pun terpaksa melakukannya demi pecitraan diri di hadapan keluarga.
Sedangkan Lusi hanya mampu memberikan senyuman palsu, sesekali kepada anggota keluarganya.
Para orang tua pun terlihat bahagia sudah menikahkan keduanya dengan rahasia yang mereka miliki masing masing.
Untuk para bapak bapak, diantara Jugos dan Betrand, mereka yang telah berbesan akan menjadi partner bisnis.
Bagi para ibu ibu, diantara Lumbar dan Vina, mereka sangat antusias dengan pernikahan ini karena mengetahui akan memiliki cucu.
Kedua pasangan suami istri ini saling menyimpan rahasia satu sama lain. Namun kebahagiaan mereka tetap sama untuk pernikahan ini.
Pernikahan agama sudah dilakukan, kini mereka pergi ke kantor catatan sipil Madrid.
Karena pernikahan legal di Madrid perlu waktu yang cukup panjang untuk prosesnya, Jugos menggunakan kenalan untuk mempercepat pendaftaran pernikahan ini.
Baik Lusi maupun Gasan sudah membawa dokumen yang diperlukan untuk mencatat pernikahan mereka secara legal. Meskipun hari ini Minggu, mereka tetap bisa mendaftarkan pernikahan karena bantuan orang dalam.
Ya namanya pembisnis dan ada uang, sepertinya tidak ada yang tidak mungkin dilakukan 🫣
Karena mengingat keluarga Pedros akan kembali ke Paris hari Senin besok, sehingga semua proses pernikahan ini harus diselesaikan hari ini.
Setelah semuanya selesai, proses pernikahan Gasan dan Lusi sudah dilakukan secara agama maupun hukum negara, maka kedua keluarga ini memutuskan untuk makan siang bersama di sebuah restoran mewah Madrid.
Lusi terlihat sangat diam, hingga Gina dan Greta pun berusah menghibur adik iparnya itu.
*cafe restaurant Leña Marbella di Madrid, Spanyol
Gasan sibuk berbicara dengan Jugos dan Betrand, sedangkan Lumbar dan Vina asik mengobrol sendiri. Lusi seperti dianggap sudah baik baik saja menerima ini.
Namun tanpa ia sadari, tujuan Lumbar dan Vina mengabaikan Lusi agar wanita hamil ini tidak merasa dikasihani dalam arti pernikahan yang bisa dibilang dipaksakan ini tidak membuat Lusi semakin menyesal.
Lumbar dan Vina membiarkan Lusi beradaptasi dengan perasaan baru lalu bisa membuat keputusan yang lebih bijaksana untuk dirinya sendiri setelah pernikahan ini.
Hal yang sama dilakukan oleh Jugos dan Betrand serta melibatkan Gasan, seolah olah melihat Lusi baik baik saja dengan pernikahan ini. Padahal mereka bertiga pun tau bagaimana perasaan wanita yang baru saja menikah.
Bukan berarti mereka mengabaikannya secara penuh, namun tidak ingin suasana kebahagiaan ini terlihat jelas bahwa dipaksakan. Mereka ingin semuanya mengalir seperti air. Beproses.
Sedangkan bagi Gina dan Greta, kedua wanita yang sama sama memiliki kisah hampir sama yaitu menikah saat hamil, mencoba untuk lebih mengerti dan mendekati Lusi secara personal.
Dan keduanya sengaja duduk di samping kiri dan kanan Lusi.
"Hai adik ipar, jangan terlihat sedih dong. Kami disini ada untuk mendukungmu. Bayangkan saja, kamu memiliki 2 kakak ipar perempuan yang sangat menyukaimu. Abaikan mereka yang mengabaikan perasaanmu, kita disini untuk membuatmu kuat" celetuk Greta dengan sedikit berbisik.
"Benar. Aku akan menceritakan sesuatu agar kamu tidak merasa paling tidak bahagia disini. Sebenarnya, kami berdua, aku dan Greta sudah melalui hal yang hampir sama denganmu yaitu menikah saat kami sudah hamil" bisik Gina membuat Lusi langsung menatap kedua kakaknya bergantian.
Ia tidak percaya bahwa kedua kakak iparnya juga hamil di luar nikah. Ingin sekali berekspresi heboh, namun mengingat ada ayahnya yang belum mengetahui dia hamil, Lusi hanya bisa menunjukkan rasa terkejutnya dengan tatapan.
"Ya..nanti saat kita bertiga saja, aku dan Greta akan menceritakan kisah kita jadi kamu bisa menganalisis kehidupan awal kami dalam pernikahan" bisik Gina lagi.
Lusi pun mengangguk. Lalu terbesit senyuman tipis. Ternyata kedua kakak iparnya juga dipaksa nikah, pikirnya.
"Gitu dong. Senyum" ujar Greta bangga membuat Lusi malu.
Sejak kemarin ia menunjukkan sikap kurang baik kepada keluarga Pedros karena perasaan ketidaksukaan kepada Gasan. Namun semakin lama, semakin terlihat bahwa Lusi memiliki dua kakak ipar yang baik serta mertua yang baik juga.
"Hidupku tidak terlalu menderita dalam pernikahan ini selama keluarga Pedros menyukai ku" batinnya.
Ia tau, bahwa tidak semua wanita beruntung memiliki hubungan nyaman dengan keluarga suaminya. Ada beberapa kenalannya selalu bertengkar dengan ibu mertua, kakak ipar, atau keluarga pasangan lainnya.
Jika selama pernikahan ini berlangsung dan Lusi mendapatkan perhatian dari keluarga suaminya, ia pun tiba tiba merasa lega.
Tak lama kemudian pesanan makanan mereka datang.
Lusi tidak lagi terlihat terlalu badmood, malah sangat lahap memakan pesananya. Hal ini dilihat dan diperhatikan oleh semua orang di meja makan yang sama.
"Syukurlah, Lusi lahap makannya ya" bisik Vina kepada Lumbar.
"Ya syukurlah. Sudah lama dia tidak lahap makan seperti ini mungkin sejak dia mengalami morning sickness" balas Lumbar dengan berbisik juga.
Gasan pun tak luput menatap Lusi yang sedang lahap menyuapkan potongan steak. Pria ini tersenyum tipis.
"Begini kan damai melihatnya. Kamu tidak berulah dan makan lahap untuk perkembangan bayi bayi kita. Aku janji akan menyiapkan makanan terbaik untukmu setelah kita tinggal bersama. Ya demi bayi bayiku, apa boleh buat melayanimu untuk beberapa bulan" batin Gasan.
Keluarga Vanholand dan Keluarga Pedros kini sudah menjadi keluarga besar dari pernikahan Lusi dan Gasan.
Sekitar pukul 3 sore, makan siang sudah selesai. Saat mereka berniat untuk berpisah lokasi sesuai rumah keluarga masing masing, tiba tiba Gasan mengatakan sesuatu.
"Papi, Mami, Daddy, Momi, dan kakak kakakku sekalian, serta kakek Uron dan nenek Debby, aku ingin membawa istriku pergi ke sebuah tempat untuk merayakan pernikahan kita berdua. Setelah itu, kami akan memutuskan untuk pulang atau menginap di hotel hingga besok. Jika nanti malam kami memutuskan untuk pulang, kamu akan pulang ke rumah keluarga Vanholand terlebih dahulu" ucapnya.
Lusi hanya pasrah. Ia sudah menjadi istri dari seorang Gasan, putra dari keluarga Pedros yang menerimanya sebagai menantu dengan baik. Lagipula kesepakatan yang telah ia buat dengan Gasan adalah menujukkan hubungan baik saat berada di keluarga mereka.
Lusi diam dan terkesan menurut padahal hatinya sangat memberontak. Ia seorang CEO yang biasa mengatur banyak orang, namun kini dia merasa terkekang dan tidak bebas mengekspresikan keinginannya atau perasannya.
"Kesepakatan sialan! Aku tidak bisa melawan atau membantah pria ini di depan keluarga kita" batinnya.
"Oh ya silahkan. Rumah kami akan selalu terbuka untuk kedatangan kalian" sahut Jugos.
"Ambil waktu kalian berdua dan saling mengobrol. Kami tau bahwa pernikahan ini terlalu mendadak, maafkan kami para orang tua seakan akan memaksa. Namun karena keterbatasan waktu dan tempat dari keluarga Pedros harus kembali ke Paris besok karena Gina dan Greta juga akan berkegiatan kembali. Sedangkan aku dan Vina juga harus segera menyiapkan pesta pernikahan Gasan disana. Keluarga kami cukup banyak, jadi perlu waktu untuk memberitau mereka" timpal Betrand.
Setelah berpamitan dan saling berpelukan kepada pasangan pengantin baru, keluarga Vanholand dan keluarga Pedros pergi menggunakan mobil masing masing untuk kembali ke rumah mereka.
Kini tinggalah Gasan dan Lusi berdua saja didepan restauran.
Hayooo??? Apa yang terjadi saat mereka hanya berdua saja? 🤣