Berfokus pada Kaunnie si remaja penyendiri yang hanya tinggal bersama adik dan sang mama, kehidupannya yang terkesan membosankan dan begitu-begitu saja membuat perasaan muak remaja itu tercipta, membuatnya lagi dan lagi harus melakukan rutinitas nyeleneh hanya untuk terbebas dari perasaan bosan tersebut.
tepat jam 00.00, remaja dengan raut datar andalannya itu keluar dan bersiap untuk melakukan kegiatan yang telah rutin ia lakukan, beriringan dengan suara hembusan angin dan kelompok belalang yang saling sahut-sahutanlah ia mulai mengambil langkah, Kaunnie sama sekali tidak menyadari akan hal buruk apa yang selanjutnya terjadi dan yang menunggunya setelah malam itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yotwoattack., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BI BAB 14 - Tuan muda Clop.
Aku mengayuh sepeda sedikit lebih cepat karena matahari diatas yang begitu menyengat. Huh! Bisa gosong nih, mana lupa pake sunblok.
"Berhenti!" Bisikan halus namun terdengar nyaring ditelinga itu membuat tungkai ku secara reflek berhenti mengayuh. Aku berbalik kebelakang, anu.. apa pohon itu yang tadi menyuruhku berhenti?
Aku turun dari sepeda, lalu netraku dapat menangkap sebuah tubuh tinggi besar dengan wajah ketakutan yang berdiri dibelakang pohon tersebut.
Tuan muda Clop?.. eh? Tapi kenapa dia yang menyuruhku berhenti? Bukankah yang seharusnya 'mencari' itu adalah aku? Tapi ya pucuk dicinta Tuan muda Clop pun tibalah! Meskipun sedikit aneh namun ini kebetulan sekali!!
Lekas-lekas aku berjalan kearah tubuh tinggi besar itu, sepeda ku parkirkan asal di belakang pohon lalu aku mulai berjalan mendekat kearah Tuan muda Clop. "Kita cari tempat lain." Bisikku datar.
•
•
Singkat waktu, disinilah kami, di bawah jembatan besar yang cukup sepi. Sebenarnya aku tidak ingin ke tempat yang seperti ini namun karena ini urgent jadi terpaksa aku mengikuti Tuan muda clop sampai kesini.
Iya, tadi karena faktor perbedaan tinggi yang cukup signifikan, tuan muda clop jadi kebablasan melewatiku, jadinya aku suruh dia saja yang memimpin jalan.
'kira-kira apa ya? Apa dia udah tau aku? Tapi.. gataulah.' batinku sembari terus mengikuti langkah pria tinggi besar didepan.
Tap..
Tap..
Ta-
Langkah tuan muda Clop tiba-tiba berhenti, ia berbalik lalu menatapku dengan sorot yang begitu menyedihkan. "Tolong saya. Saya mohon.." ujarannya itu membuat alisku menggeryit.
Eh? tolong aku? Aku emang mau nolong dia, tapi.. apa benar dia tahu aku? Kok bisa?!! Tapi keren sih.
Tuan muda Clop berjalan mendekat lalu bersimpuh tepat di bawah kakiku sementara aku tidak memberi respon apapun. Sebenarnya ada banyak sekali hal yang ingin kupertanyakan namun karena waktu yang sepertinya tidak cukup maka aku akan mempertanyakan pertanyaan yang berkaitan dengan semua pertanyaanku.
Oke.. jadi dia ini tau aku darimana dulu? Apa dari mimpi juga, kah?? Heum..
Ku lirik tuan muda Clop yang terlihat menyedihkan namun bukan itu poin utamanya. Aku harus melayangkan pertanyaan ini dulu. "Darimana kamu tau aku ini bisa nolong kamu?" ujarku datar.
Bagaimana pun pria di depanku ini adalah orang asing, yeah.. meski tidak bisa dipungkiri bahwa aku merasakan sedikit perasaan familiar, ia tiba-tiba nongol di mimpiku dan tiba-tiba memohon pertolongan secara nyata saja sudah aneh dan tidak bisa tidak membuatku bertanya-tanya.
^^^(( komentator Z : baru sadar dia pria asing? ))^^^
Aku menantikan jawaban yang akan keluar dari mulut tuan muda Clop. Jika satu pertanyaan ku ini terjawab maka puluhan pertanyaan-pertanyaan ku yang lain akan lebih mudah ku jawab sendiri.
"Saya bermimpi tentang seorang gadis kecil yang adalah kamu berdiri di puncak, saya lihat kamu disana kayak begitu disegani oleh makhluk-makhluk sejenis mereka yang beberapa tahunan ini selalu menghantui saya." Tuan muda Clop menghentikan kalimatnya sejenak sembari menatap tepat pada mataku. "Kamu tau legenda iblis melawan iblis?" Lanjutnya pelan.
Deg..
Sontak saja aku mematung. Apa-apaan?! Iblis melawan iblis? kalimatnya itu tidak mungkin tertuju kepadaku, kan?! Ekhem, oke. Tidak mungkin apa yang baru saja ia katakan itu tertuju kepadaku.
Tapi.. kalau bukan kepadaku kepada siapa lagi ya? Bukankah disini hanya ada kami berdua?
Aku bingung juga kepo setengah mati namun aku tetap stay cool. "Iblis melawan iblis? Maksud kamu apa?" ujarku berusaha santai.
Pria di depanku terlihat menimbang-nimbang sebelum berbicara, seolah ia takut salah omong. "Baiklah, saya bakal menceritakan tentang legenda iblis melawan iblis dulu." Ujar Tuan muda Clop setelah bergeming cukup lama.
Aku mengangguk namun lekas-lekas aku meng-ralat anggukan ku. "kayaknya aku gak punya cukup waktu, ini udah sore banget, aku harus pulang.." ujarku sembari menatap langit yang mulai berubah jingga.
"ENGGAK!! Maksud saya... Saya enggak yakin bahwa saya bisa lepas setiap hari.." pria tinggi besar di depanku tanpa sadar meninggikan suara lalu setelah sadar ia segera menurunkan nadanya kembali.
Bagaimana cara pria di depanku berucap membuat alisku terangkat satu. "Maksudnya? Oh iya, aku lupa soal itu.." bagaimana aku bisa melupakan sebuah fakta bahwa tuan muda didepanku ini selalu dalam pengawasan?! Huh, aku memegang pundak kokoh pria didepanku. Ku tepuk ringan pundak itu lalu dengan mantap aku berujar.
Ngomong-ngomong pundak yang ku pegang barusan hanya pundak imajiner karena mana mungkin aku nyampe woii?!!
"Okey, aku bakal sama kamu malam ini tapi sebelum itu, aku harus minta izin sama mama aku dulu." Ujarku sembari meronggoh ponsel di saku rok.
...(( komentator Z : aku bakal sama kamu malam ini?! SAMA KAMU?! MALAM INI?!! ))...
...(( komentator L : ihihii~ sabar.. ))...
Aku tidak suka setengah-setengah, malam ini semua harus jelas! Maka dari itu aku mulai menelpon mama lalu aku beralasan bahwa malam ini aku akan bermalam di rumah Starla. Sebenarnya tidak terlalu penting juga aku izin-izin begini, selama aku tidak hilang tanpa kabar yang jelas mama akan selalu memperbolehkan ku melakukan apapun selama itu masih didalam batas wajar.
Aku bersyukur karena mama bukan tipikal orang tua cerewet. Mama itu always stay cool, wanita yang masih sangat cantik itu selalu bersikap santai kepada anak-anaknya karena mama mempercayai baik aku maupun adik tidak akan pernah berbuat apapun yang akan membuatnya malu.
MAMA AKU no over protective over protective club!
...(( komentator D : bangga bener keknye😎👍 ))...
...(( komentator W : woooooooo~ ))...
...(( komentator X : bangga? ))...
"Mari mencari tempat berteduh," ujarku pada Tuan muda Clop yang langsung disambut pria itu dengan anggukan cepat.
Kami berdua berjalan menuju jalan raya untuk mencari taxi, kata tuan muda clop ia akan membawaku ketempat penginapan yang akan menjadi tempat berlindung kami malam ini.
Sebelum pria itu menghentikan taxi aku sempat menegurnya, aku takut Tuan muda Clop tidak membawa uang yang ketakutanku langsung terbukti nyata. Pria tinggi besar itu tidak membawa uang sepeser pun bersamanya.
...(( komentator X : di kampung ada taxi? ))...
...(( MissThor : rumah Kaunnie memang berada di perkampungan tapi beda sama sekolah dia kendati dia ke sekolah aja harus ngayuh sepeda selama beberapa puluh menit dulu baru nyampe. ))...
Sepeser pun.
SEPESER PUN.
Aku membuang nafas panjang lalu mulai meronggoh sesuatu dari kantung saku seragamku. "Nih," ujarku seraya menyerahkan uang seratus ribu.
'uangku.. kampret!'
Tuan muda Clop dengan sedikit sungkan menyambut uang pemberianku. Setelahnya, kami mulai otw menuju tempat yang tentu saja telah ku ganti arah tuju.
"Ke jalan apel pak," ujarku pada sopir.
Aku berniat ke rumah teman tajir ku saja karena kedua orang tua Starla pasti sedang tidak ada dirumah sehingga aku berpikir untuk ingin numpang meminjam dua kamar dirumahnya. Masalah penjelasan yang akan Starla tuntut karena aku datang bersama pria dewasa yang berumur jauh diatas kami bisa dipikirkan nanti.
Oh iya, dimana aku bisa tahu bahwa keluarga Starla sedang tidak ada dirumah? Itu semua karena ke cingcongan Starla dalam bercerita ini itu. Berkata inilah berkata itulah sampai-sampai silsilah juga sejarah keluarganya pun ia ceritakan. Jadi, tidak usah heran apabila aku dengan yakin mengatakan bahwa rumah Starla pasti sedang tidak ada keluarganya.
By the way, para pekerja tidak termasuk ya.