Laura Menikahi Mafia Posesif

Flashback on:

Malam hari setelah meninggalkan Laura dikamar sendirian, Lucas segera pergi kembali ke Roma, menemui ibu mertuanya. Satu jam menggunakan helikopter dia pun sampai di mansion Denaro.

"Selamat datang menantuku... " Ucap Rossie, lalu mereka berjalan masuk kedalam, langsung menuju ruang kerja milik Rossie.

"Duduklah Lucas. " Titah Rossie.

Lucas duduk di kursi tepat disebrang meja kerja Rossie.

"Jadi apa yang ingin anda katakan ibu mertua?" Tanya Lucas, tanpa basa-basi.

"Tadinya aku berpikir untuk menutupi hal ini darimu Lucas, tapi karena aku lihat putriku sangat mencintaimu, aku tidak bisa diam saja" Ucap Rossie, Lucas mulai memfokuskan diri kepada apa yg akan disampaikan oleh mertuanya itu.

"Mungkin kau tidak tahu Lucas, tapi Laura dan Dominic sudah bertunangan sejak tujuh tahun lalu" Tutur Rossie.

Lucas menyandarkan punggungnya mencerna ucapan Rossie.

"Iya, ayahku dan kakek nya Dominic, menjodohkan mereka tujuh tahun lalu, tapi Laura tidak mengetahui hal ini, dan Dominic, kau tau pasti dia tidak akan diam saja melihat Laura bersamamu." Lanjutnya.

Lucas memotong ucapan Rossie.

"Laura adalah istriku, apapun perjanjian kalian dimasa lalu itu tidak berlaku karena dia sudah menjadi milikku, dan aku tidak akan pernah melepaskan Laura sampai kapanpun!" Tegas Lucas.

"Aku tau Lucas, aku bahkan tau betapa putriku sangat mencintaimu, dia bahkan menolak ajakanku untuk pergi darimu, jadi berubahlah! Sikap tempramental mu itu, Lucas... Putriku itu tidak jauh berbeda dariku, kau lihat aku bahkan bisa memalsukan kematianku agar bisa lepas dari Ayah kandung Laura, jangan kau berpikir bisa mengendalikan putriku, suatu saat jika dia lelah, dia pasti akan meninggalkan mu Lucas, maka sebelum itu terjadi, berubahlah, setidaknya untuk putriku, karena jika putriku meminta tolong padaku agar bisa lepas darimu, aku akan menggunakan semua kekuatanku untuk memisahkan kalian, dan kau tahu betul bagaimana kekuatanku Lucas! " Ancam Rossie.

Tring...

Sebuah pesan masuk ke ponsel Lucas, ketika dia membukanya air wajah Lucas berubah gelap.

"Aku harus pergi sekarang Red, senang berbincang denganmu. " Ucap Lucas, kemudian dia pergi meninggalkan mansion Denaro.

Didalam helikopter kini Lucas menatap layar ponselnya kembali.

"Kamu milikku baby, kamu tidak akan pernah bisa pergi dariku" Desisnya.

Lucas menyadap ponsel Laura tanpa sepengetahuannya, semua percakapannya dengan Lorenzo terbaca dengan jelas olehnya.

Flashback off. 

Kembali ke waktu sekarang.

"Kamu mau kemana baby...? " Tanya Lucas dengan lembut, tapi justru membuat Laura takut.

"Ayo masuk kesini, tidak mungkin kamu berjalan lagi ke kabin, nanti kakimu sakit baby... " Lanjut nya, dia mengulurkan tangannya kepada Laura, dengan gemetar Laura menyambut uluran tangan Lucas, lalu naik kedalam mobil.

Dia hanya menunduk, tidak berani menatap Lucas.

Kak Lorenzo...  Batin Laura.

"A-apa yang kamu lakukan kepada kak Lorenzo?" Tanya Laura.

"Jangan bunuh dia Lucas, semuanya aku yang salah" Ucap Laura.

"Tidak usah memikirkan dia, sekarang dia dalam perjalanan menuju Brazil, aku sudah memberi perintah agar dia mengurus bisnis ayahmu di sana" Jelas Lucas.

"Itu lebih baik daripada kematian... " Gumam Laura.

"Jangan pergi.... " Ucap Lucas.

Laura menoleh kearah lelaki tampan dan dingin itu.

"Jangan tinggalkan aku baby... " Ucapnya lagi.

Dia menarik Laura kedalam pelukannya, erat, sangat erat.

"Kau harus tahu, dulu aku tidak seperti ini, semua hal yang menggangguku pasti berakhir dengan kematian, tapi sejak ada kamu, dengan mudah aku melepaskan nyawa mereka, hanya memberi hukuman kecil, beberapa kali aku memaafkan Lorenzo hanya demi dirimu baby... " Tutur Lucas.

"Jadi jangan pergi... Tetaplah disampingku,Laura. Agar aku masih bisa tetap waras" Tandas Lucas.

Hati Laura mencelos mendengar ucapan Lucas, terdengar tulus dan penuh penyesalan.

"Maafkan aku Lucas.... " Laura membalas pelukan suaminya itu.

"Aku janji, tidak akan pergi, aku akan tetap disamping kamu sayang.... " Lirihnya.

Mereka pun terhanyut dalam pelukan hangat, Lucas membutuhkan sosok Laura dihidupnya.

Setelah perjalanan hampir satu jam, mobil mereka sampai di sebuah pemakanan.

"Kita mau ngapain kesini, Lucas? " Tanya Laura.

"Ayo ikut, aku mau mengenalkanmu kepada seseorang" Laura dan Lucas pun turun kemudian mulai masuk ke area pemakanan, suasana di sana sejuk, banyak pohon menjulang tinggi yg menghalangi sinar matahari. Sampailah di sebuah makam.

"Nova Luciana De Luca" Cicit Laura melihat tulisan pada sebuah batu nisan, di atasnya ada patung bunda maria.

"Ini makam mama ku baby... " Lirih Lucas. Laura bisa melihat gurat kesedihan yg terpancar pada mata Lucas.

"Dia wanita yg baik, tapi bertemu pria menjijikkan seperti ayahku, saat usiaku tujuh belas tahun, dia ketahuan memiliki istri lain dan anak yg hanya beda beberapa tahun dariku, sampai akhirnya mama menjadi stress dan mengakhiri hidupnya" Tutur Lucas.

Laura tersentak mendengar cerita Lucas, dia sekarang mengerti, kepedihan yg dialaminya yg mengubahnya menjadi seperti ini, dia melindungi dirinya sendiri dengan membuang hatinya, menjadi manusia kejam tak berperasaan.

Laura memeluk Lucas.

"Iam sorry... Aku gak tau sayang, luka kamu sedalam ini, aku benar-benar gak tau" Lirihnya dia membenamkan wajahnya ke dada bidang Lucas, sementara pria tampan itu memeluknya dengan erat.

"Aku tidak akan pergi sayang, apapun yg terjadi aku akan selalu mendampingi kamu" Ucap Laura.

"Terimakasih baby... " Jawab Lucas.

"Kita langsung pulang saja ke Indonesia sayang, tidak perlu menemui papa kamu, jangan membuka luka lama, kita move on, kita gak butuh mereka semua, kita berdua sudah cukup" Ucap Laura.

Lucas mengangguk, pada akhirnya Laura bisa mengerti apa yg selama ini Lucas sembunyikan. Kehilangan seorang ibu itu bukan hal yg mudah, apalagi meninggal karena bunuh diri.

Sementara di sudut lain seseorang tengah terbaring dirumah sakit dengan luka tembak dikedua kakinya.

Dominic terkena luka tembak yg dibuat oleh Lucas, saat tau rencananya membawa pergi Laura, dia langsung meng konfrontasi Dominic, dan memberi ultimatum agar menjauhi istrinya.

"Brengsekkkkk!!!!!! " Teriak Dominic.

Dokter baru saja memberi tahu kepada Dominic bahwa dia membutuhkan waktu yang lama untuk bisa berjalan normal kembali, selama masa penyembuhan dia hanya bisa memakai kursi roda.

•••

Malam hari di kabin milik Lucas. 

Laura dan Lucas memutuskan untuk bermalam disana sebelum besok kembali ke Indonesia.

Mereka sedang memandangi langit ditengah hamparan kebun anggur. Duduk dengan merangkul istrinya dari belakang, ber-alas-kan selimut tebal, Laura bersandar di dada bidang Lucas.

"Terimakasih baby, kamu masih disini dan tidak meninggalkan ku" Ucap Lucas.

"Jangan mengatakannya lagi sayang, kamu sudah ratusan kali bilang terimakasih." Jawab Laura.

"Aku tidak akan pernah berhenti berterimakasih kepada dirimu, sayang. " Balas Lucas.

Laura mengelus rahang tegas suaminya.

"Apa yang akan terjadi kalo aku benar-benar pergi sayang...?"

Bersambung...