Alana harus menerima takdirnya yang menjadi istri secara mendadak. Alana menikah dengan Raymond, pria dingin yang tidak mempunyai pilihan untuk menjaga nama baik keluarganya yang harus menikah dengan Alana karena calon pengantinnya yang lari di hari pernikahan itu.
Posisi Alana benar-benar sangat sulit. Apalagi posisinya di kaitkan dengan hutang Budi pada keluarga calon istri Raymond. Mau tidak mau Alana menerima takdirnya.
Masuk kedalam keluarga Raymond bukanlah hal yang mudah dan apalagi Alana adalah gadis sederhana. Raymond juga menolaknya dan menekankan tidak menginginkannya sebagai istri.
Alana berusaha untuk berdamai dengan keadaan dan ternyata banyak rahasia yang dia ketahui dalam keluarga Raymond yang memiliki latar belakang baik-baik saja yang bertolak belakang pada kenyataannya.
Bagaimana Alana menjalani pernikahannya?
"Apakah simpatik Alana akan tumbuh menjadi cinta?"
"Lalu bagaimana Raymond menghadapi pernikahannya dengan wanita yang tidak dia cintai?"
Ig. ainuncefeniss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 35 Ribut Manis.
"Lalu aku akan tidur di mana?" tanya Raymond.
"Hmmm, kamu tidur di kamar ini saja dan aku akan tidur di kamar Mama," jawab Alana yang memang tidak mungkin tidur berdua di kamar itu dengan Raymond.
Jika di kamar Raymond maka memiliki ranjang yang sangat luas dan belum lagi ada ruang kerja tempat Raymond, Di sana juga ada sofa jadi banyak sekali pilihan agar mereka tidak tidur satu ranjang.
Tetapi di kamar Alana sangat berbeda jauh, kamar yang sangat kecil dan tidak ada apa-apapun untuk tidur di tempat lain.
"Ya, sudah kamu sebaiknya istirahat! Aku akan tidur di kamar Mama," ucap Alana yang hendak pergi namun pergelangan tangannya ditahan Raymond.
"Ada apa?" tanya Alana.
"Jika kau berani menyuruhku untuk menginap di rumahmu dan itu artinya kau harus bertanggung jawab. Kau juga harus tidur di kamar ini," ucap Raymond dengan satu alisnya terangkat.
Wajah Alana seketika panik mendengar permintaan Raymond.
"Kamar ini sangat kecil tidak ada tempat untuk berjauhan," ucap Alana.
"Aku juga tidak memintamu untuk berjauhan Alana. Kita berdua akan tidur di ranjang yang sama," ucap Raymond.
"Hah!" pekik celana dengan suaranya yang sangat keras sampai membuat telinga Raymond sakit.
"Tidak mau!" tolak Alana dengan cepat.
"Kalau begitu aku akan kan katakan pada ibumu, jika kau istri yang durhaka tidak ingin tidur satu kamar dengan suamimu," ucap Raymond memberikan ancaman yang membuat Alana mengerutkan dahi.
"Kenapa kau harus mengadu seperti itu?" kelas Alana membuat Raymond tersenyum miring yang sepertinya Alana juga khawatir jika sampai Raymond benar-benar mengadukan hal itu.
"Kalau begitu Kau tidak punya pilihan lain selain tidur di kamar ini dan di ranjang yang sama!" tegas Raymond.
"Apa yang akan kau lakukan nanti jika kita tidur satu ranjang?" tanya Alana yang harus wanti-wanti.
Raymond mendekatkan wajahnya pada telinga Alana, "aku akan memakanmu!" bisik Raymond dengan suara berat yang membuat bulu kuduk Alana merinding dan langsung mendorong Raymond.
"Dasar agresif!" Alana juga langsung melepaskan tangannya dari Raymond.
Raymond memasuki kamar itu dan terlihat membuka jasnya yang meletakkan di kursi yang terdapat dekat meja belajar di sana.
Alana berdiri di depan pintu dengan wajahnya yang tampak panik.
"Kau ingin tidur dengan pintu terbuka seperti itu!" tegur Raymond.
Alana tidak punya pilihan lain dan menutup pintu kamar itu.
"Ini rumah bahannya tidak sama dengan rumah kamu tempat, jika kamu melakukan sesuatu padaku dan aku berteriak maka satu kampung akan datang. Jadi awas aja jika macam-macam padaku!" ucap Alana memberikan ancaman kepada Raymond membuat Raymond mendengus kasar.
"Aku tidak tahu bagaimana tanggapan orang-orang yang ada di sekitar rumahmu, jika kau menjerit hanya karena satu kamar dengan suamimu," sahut Raymond.
Alana kepikiran juga dengan hal itu dan justru jika dia melakukan itu dialah yang malu sebagai istri. Alana sekarang benar-benar terjebak atas keinginannya memaksa Raymond untuk menginap di rumahnya yang akhirnya dia harus lebih waspada.
"Apa ini langsung merebahkan diri di sini?" tanya Raymond yang memang tidak pernah tidur di tempat seperti itu.
"Lalu bagaimana lagi jika bukan seperti itu," sahut Alana.
"Begitu!" sahut Raymond menghela nafas.
Dia benar-benar tidak mempermasalahkan untuk tidur di kamar itu. Dia juga langsung memberikan dirinya di atas tempat tidur yang sangat kecil itu yang jika dua orang memang sangat pas-pasan.
"Kau akan tidur dengan cara berdiri?" tanya Raymond.
Alana menghela nafas dan tidak punya pilihan lain yang akhirnya dengan sangat ragu membaringkan diri di samping Raymond dan yang benar saja tubuh keduanya harus bersentuhan meski Alana sudah menggeser lebih jauh lagi, tapi bukan Raymond namanya jika bukan jahil yang sangat suka mengerjai Alana dan apalagi melihat ketakutan Alana.
"Di sana masih ada space untuk kamu bergeser, jangan terlalu dekat denganku!" tegas Alana dengan kesal.
"Geserlah sedikit!" Alana harus mengeluarkan tenaganya untuk mendorong Raymond, tubuh itu terdorong dan malah Raymond tiba-tiba membawa Alana ke dalam pelukan yang membuat ala anak kaget.
"Lepas kamu mau apa?" Alana memberontak yang benar-benar tidak biasa hal itu terjadi. Raymond semakin keras merangkul Alana seolah tidak ingin melepas.
"Kau bisa diam tidak dan jangan bergerak, semakin banyak bergerak maka kau akan semakin dapatkan banyak masalah!" tegas Raymond memberi peringatan.
"Tapi jangan nempel-nempel seperti ini juga! Sakit tahu!" kesal Alana dengan emosi.
Raymond melepaskan pelukan itu dan Alana langsung membalikkan tubuhnya dengan berbaring miring yang membelakangi suaminya.
"Jangan takut. Aku tidak akan memperkosa mu," ucap Raymond.
Alana mengerutkan dahinya mendengar kata-kata Raymond.
"Kenapa? apa kau risih jika aku tidur di sini?" tanya Raymond yang tidak mendengar suara Alana lagi.
"Bukan risih, aku hanya tidak terbiasa dengan hal itu, aku tidak pernah berdekatan dengan jawaban lawan jenis dan apalagi tidur 1 ranjang seperti ini, jadi aku kurang nyaman," jawab Alana jujur apa adanya.
"Jadi kau sejak tadi gugup dengan posisi kita yang seperti ini?" tanya Raymond yang membuat Alana mengangguk dengan jujur.
"Kalau sudah begitu kau harus membiasakan, karena kedepannya akan lebih seperti ini lagi yang akan terjadi," ucap Raymond.
"Apapun yang terjadi semua berdasarkan persetujuan dan aku sudah mengatakan aku tidak akan melakukan apapun jika kau sendiri juga tidak ikhlas melakukannya!" tegas Alana yang sejak tadi mulutnya mengoceh tanpa membalikan tubuh.
"Lalu bagaimana jika aku ikhlas melakukannya?" tanya Raymond membuat Alana terdiam.
Debaran jantungnya semakin tidak dapat terkontrol.
"Bukankah semuanya butuh proses Alana. Lalu bagaimana jika akhirnya aku ikhlas menerima takdir dinikahkan dengan dan menerima apapun yang terjadi dalam pernikahan kita baik tugas dan hak yang harus kita dapatkan bersama-sama?" tanya Raymond kembali yang membuat Alana menelan salivanya.
Sekarang tidak ada jawaban yang bisa dia utarakan, entahlah perasaannya saat ini juga tidak dapat dia mengerti.
"Tidurlah sembari kau memikirkan pertanyaan yang aku ajukan," ucap Raymond yang membuat anak-anak terdiam.
*****
Jika Raymond dan Alana masih saja canggung dalam pernikahan mereka yang baru pertama kali tidur satu ranjang. Lain dengan Lastri dan Firman yang mana keduanya tampak duduk dengan Lastri meletakkan kepalanya di bahu Firman, mereka duduk di taman di rumah Firman dengan menatap langit malam.
"Jadi suami Alana adalah putra kamu?" tanya Firman yang membuat Lastri menganggukkan kepala.
"Jujur aku takut jika Raymond mengetahui hubungan kita, aku tidak peduli jika Anthony diketahui hubungan kita dan mungkin saja dia sudah tahu, tetapi jika Raymond tahu. Dia mungkin akan sangat hancur dan semua rencanaku akan berantakan, dia tidak akan bersimpatik lagi padaku dan tidak akan pernah menuruti ku lagi," ucap Lastri dengan segala kekhawatirannya.
"Tapi mau sampai kapan kamu menggunakan Raymond untuk semua ini Lastri. Apa tujuan kamu benar-benar hanya menginginkan seluruh aset keluarga Bagaskara pindahkan atas nama Raymond. Apa Kamu pikir aku tidak bisa memberikan semua itu?" tanya Firman yang membuat Lastri melihat ke arah Firman.
"Jika kita bertemu sebelum semua ini terjadi padaku dan mungkin aku tidak akan seperti ini. Tetapi semuanya sudah terlanjur dan aku sudah berkorban terlalu banyak. Jika aku tidak mendapatkan bayaran dari semuanya, aku tidak akan pernah puas," jawab Lastri yang memang sangat jelas dia hanya menginginkan kekuasaan berpindah pada putranya.
"Tapi kau hanya menyakiti putramu sendiri jika terus melakukan semua ini," ucap Firman memberikan saran.
"Suatu saat dia akan mengerti, kenapa semua ini aku lakukan," ucap Lastri.
Bersambung......
dan sebagai isteri nurutlah sama Raymond suamimu, demi kebahagiaan keluarga kecil kalian?? 💪💪
keluarlah dari rumah yg penuh dengan intrik dan kemunafikan, semoga aja kakek / Tn Bagas menyetujui sikapmu yg ingin mandiri??
💪💪👍👍❤️
hiduplah bahagia dengan keserhanaan bersama Alana
Tapi mama Lastri seakan tidak menerima keputusan Raymon , merasa pengorbanannya sia".