NovelToon NovelToon
SUAMI YANG SELALU DIHINA

SUAMI YANG SELALU DIHINA

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:26.9k
Nilai: 5
Nama Author: jenos

jadi laki laki harus bisa membuktikan kepada dirinya sendiri kalo ia bisa sukses, sekarang kamu harus buktikan kalo kamu gak mati tanpa dia, kamu gak gila tanpa dia, dan kamu gak kelaparan tanpa dia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jenos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

Deg!

"Iya, tapi gimana caranya ya mereka jauh banget keburu pergi itu." ucap dina membuat Raka juga bingung.

"Ntahlah ... Ya udah sih biarin yang

penting mah anakmu aman." lanjut Raka membuat dina kembali duduk matanya tidak bisa dialihkan dari pemandangan di bawah.

Disisi lain, setelah selesai mata kuliah

Alvin berniat langsung balik ke kantor. Saat ia jalan di koridor kampus tidak sengaja ia melihatnya papan pengumuman.

Iseng-iseng alvin membaca pengumuman

tersebut. Ternyata isinya pengumuman beasiswa prestasi dan banyak beasiswa lainnya.

'Aku daftar gak ya? Kalo misalnya lolos kan lumayan bisa buat jajan guntur atau setidaknya uang kuliah gak bayar lagi." gumam Alvin lalu ia mengambil ponselnya memoto pengumuman tersebut.

'Nanya Mbak Dita kali ya seribet apa Berkasnya?' lanjutnya lalu ia mengirimkan pesan pada Dita.

Sampai di parkiran Dita belum juga

membaca pesannya membuat Alvin menghela nafas panjang.

"Pasti sibuk banget, sampe baca chat aja gak sempet." gumamnya.

"Siapa?"

"Allahu Akbar!" ucap Alvin kaget lalu ia menoleh ke samping.

"Bikin kaget!" kesal Alvin membuat Naura menaikkan alisnya sebelah.

"Lah ... Bukannya Om juga gitu di aku." ujar Naura, lagi-lagi Alvin hanya bisa menahan kesal.

"Mau ngapain lagi sih sana balik," suruh Alvin membuat Naura memutar mata malas.

"Ya suka-sukaku lah ini kan kampus bukan milik Om pribadi." ujar Naura.

Beberapa menit kemudian Naura samar- samar melihat Erik datang ke parkiran.

'Mampus! Dia kesini.' ucap Naura dalam hati lalu ia melihat kanan-kiri.

"Eh... Udah liat papan pengumuman Belum?" tanya Alvin masih setia membaca hasil jepretannya tadi.

Merasa tidak ada jawaban Alvin langsung mendongak alhasil Naura sudah tidak ada di sebelahnya.

"Lah... Kemana itu bocah?" gumam Alvin lalu ia menoleh ke sebelah, ia melihat Erik sedang bersiap-siap ingin menaiki motornya.

Detik kemudian Alvin terkekeh ia mengerti kenapa Naura tiba-tiba menghilang.

'Mampus gak tuh malunya sampe ngilang.' gumam Alvin dalam hati lalu ia kembali memasukkan ponselnya ke dalam tas lalu bergegas ke kantor.

Sekitar 15 menit perjalanan akhirnya ia sampai di kantor.

"AL ... " panggil Doni begitu melihat Alvin masuk membuat Alvin langsung menoleh lalu mendekati meja Doni.

"What?"

"Udah kelar kuliahnya?" tanya Doni.

"Done." jawab Alvin lalu ia menyeret kursi

duduk di dekat Doni.

"Santai dulu aja, Bu Maya sama Pak

Burhan lagi gak ada." ucap Doni membuat

Alvin menaikkan alisnya sebelah.

"Kemana? Guntur?"

"Gak tau tapi yang jelas mereka bawa Guntur sih tadi." jawab Doni membuat Alvin mangut- mangut.

Ting!

Alvin mengambil ponselnya lalu ia

membuka pesan dari Dita.

[Kenapa AL?]

[Mbak mau nanya dong kalo daftar beasiswa itu susah gak maksudnya ribet gak prosesnya?] balas Alvin.

Dita yang baru saja selesai rapat langsung duduk di lantai sambil menyandarkan

punggungnya di tembok.

[Kamu mau daftar?]

[Iya Mbak pengen setidaknya bisa meringankan biaya kuliah] balas Alvin.

[Ya sudah kalo begitu kamu siapkan aja semua berkas yang dibutuhin nanti kalo udah semuanya kasih ke saya, biar dibantu delegasi oleh BEM] balas Dita membuat Alvin

tersenyum.

"Heh... Senyum-senyum kayak orang

Gila," ledek Doni membuat Alvin terkekeh lalu menggeleng.

"Gak kok lagi senang aja." jawab Alvin membuat Doni menggeleng

"Udah kayak anak muda aja ya." ledek Doni yang dibalas anggukan oleh Alvin.

[Emang bisa Mbak begitu?] tanya Alvin bingung.

[Bisa justru kalo lewat BEM kemungkinan kamu lolos lebih besar karena memang pilihan dan delegasi dari BEM langsung] jawab Dita membuat Alvin makin semangat.

Dita.

[Ok Mbak saya siapin dulu ya berkasnya]

[Iya kalo ada apa-apa kabarin aja] balas

[Iya Mbak makasih banyak] jawab Alvin yang hanya di baca oleh Dita.

"Mau kemana?" tanya Doni begitu melihat

Alvin bangkit dari duduknya.

"Ke atas dulu kerja."

"Elah santai kali, ntaran aja,"

"Ntar-ntar gak ada yang kelar Don, kamu enak dari pagi udah kerja lah saya baru pulang

kuliah," ucap Alvin membuat Doni tekekeh.

"Iya sih," sambung Doni, Alvin naik ke atas.

Ceklek!

Begitu ia membuka pintu, ia melihat ruangan begitu sepi karena tidak ada Maya, Burhan dan Guntur.

Ia hanya melihat sepeda bayi Guntur di ujung, tanpa membuang waktu ia langsung meletakkan tasnya lalu ia mulai merapikan meja Burhan yang dipenuhi dengan berkas- berkas.

Setelah selesai merapikan meja Burhan, Alvin membuka laptopnya mulai mengerjakan tugas-tugas penting terlebih dahulu.

Disela-sela ia mengerjakan tugas Alvin sesekali melirik ke arah pintu berharap Alvin datang.

Ting!

Alvin meraih ponselnya lalu membuka

pesan dari nomor tidak di kenal.

[Kamu yakin Mas dengan panggilan

sidang ini?]

Dengan membaca pesan itu Alvin sudah

dapat menebak siapa orangnya.

[Sangat yakin Tan, jadi bersiap aja gak

Usah banyak drama] balas Alvin.

[Nggak banyak drama Mas, aku cuma mengingatkan aku akan mengambil alih hak asuh Guntur]

Alvin menggelengkan kepalanya melihat keras kepalanya Dina.

[Berbuatlah sesukamu, kebenaran akan selesai menang, Allah itu adil] balas Alvin membuat Dina dan Raka yang membaca itu malah tertawa.

"Itu karena dia takut gak sih?" tebak Raka yang dibalas anggukan oleh Dina.

[Iya sih Mas Allah itu adil tapi kita sebagai manusia juga harus berusaha bagaimana caranya biar menang, contohnya aku punya orang dalam di persidangan nanti] Balas dina tidak mau kalah.

Alvin yang membaca itu langsung menyandarkan kepalanya disisi kursi, ia tidak mau terbawa-bawa oleh omongan Dina yang belum tentu benar dan bisa saja itu hanya membuatnya goyah supaya membatalkan perceraian.

"Bisa saja ia hanya mengancamku supaya aku membatalkan semua ini." jawab Alvin meyakinkan dirinya lalu dnegan lincah jarinya

Membalas pesan Dina.

[Terserah Din, saya gak takut dan

perceraian ini akan tetap berlanjut!] tegas Alvin membuat Dina menghela nafas panjang membaca itu.

"Lihat ... Dia gak akan mau membatalkan ini, jadi jalan satu-satunya ya Guntur harus jadi milikku lagi, aku pengen lihat sejauh mana dia bisa berbuat." ucap Dina dengan yakinnya.

"Kamu yakin bisa mengurus Guntur? Diri kamu sendiri aja begini loh apalagi tambah anak," ujar Raka membuat Dina menoleh lalu menatap tajam Raka.

"Bisa,selama ini juga aku yang ngurus Guntur, itu masalah gampang. Toh di rumah juga ada Ibu dan bapakku." jawab dina dengan nada tidak suka.

"Iya itu sama aja kamu membebani orang tuamu kan?" lanjut Raka.

"Kamu bisa diam gak sih, ini itu aku mau ngasih Mas Alvin pelajaran aku mau buktiin ke dia kalo aku gak main-main," bantah Dina membuat Raka mau tidak mau mengangguk.

Disisi lain Alvin tidak mau lagi membalas pesan dina dan ia fokus kembali pada kerjaannya.

Ceklek!

"Assalamualaikum,"

"Walaikumsalam, udah pulang Bu, Pak?"

ucap Alvin lalu mendekati keduanya, ia melihat Guntur di gendongan sepertinya tidur.

"Guntur tidur Bu?" tanya Alvin, Maya duduk di sofa lalu menggeleng.

"Nggak, ini biar gak kepanasan aja kasian di luar panas," jawab Maya lalu ia

melonggarkan kain gendongnya.

Terlihatlah Guntur sedang makan-makan sambil tiduran di gendongan Maya membuat Alvin langsung terkekeh lalu mengusap wajah bayi mungil itu.

"Ya Allah anak Ayah ini ... Makan terus Nak," ucap Alvin membuat guntur tertawa sambil merentangkan kedua tangannya.

"Yah ..."

"Apa Ayah?" ucap Alvin, ntah kenapa begitu melihat Guntur rasanya bebannya hilang seketika.

"Et dah kamu ... kebiasaan siapa yang dia lihat pasti minta gendong," ujar Maya sambil menoleh-noel pipi Guntur.

"Sini Bu, biar saya gendong dulu," ucap Alvin lalu ia mengambil alih Guntur.

"Masyaallah anak Ayah ini udah gede, ntar lagi jadi Abang-abang iya?" puji Alvin lalu ia mendudukkan Guntur di pangkuannya.

"Kenapa AL?" tanya Maya bingung melihat ekspresi Alvin berubah.

"Tadi Dina chat saya Bu, katanya di persidangan nanti dia bakal nuntut hak asuh Guntur," ujar Alvin membuat Maya mengerutkan keningnya.

"Terus? Tapi kan yang selama ini menjaga dan membesarkan Guntur ya kamu," jawab Maya membuat Alvin mangut-mangut.

"Iya sih Bu, tapi dia punya orang dalam disana dan sepertinya dia sudah menyusun rencana bagaimana caranya agar Guntur jatuh ke tangannya." terang Alvin membuat Maya kaget.

Deg!

1
Suwandi Irmawan
1 kata Thor update
yumi chan
thor cptn nkh kg dita sm al..biar guntur sm al ada yg nemani
Yuliana Pila
ini ceritanya cuma berhenti gitu aja ngak ada lanjutannya gmna thor
Suwandi Irmawan
lanjut thor
Edy Sulaiman
kebiasaan author cerita yg" MENGGANTUNG"....
Edy Sulaiman
sama si TONO aja
Edy Sulaiman
Tono lagi2. ...ngopi dulu tgor...hhh
Edy Sulaiman
secepat itukah Tono...hhh
yumi chan
good jod thor aku suka...cpt nkhkn al sm dita thor..
yumi chan
orng tuo otk djl kyk gitu hrus di ksih racun aja biar cpt mnpus..agar berkurng pnghuni dunia.
yumi chan
thor bt aja dita kabur dr rmh thor..jngn smpk orng tuanya ktmu lg sm dia..biar dia mnysl krna keegoisan nya.
yumi chan
dita km pergi aja dr rumh kmu..ksih oejaran sm orng tua km tu..buktikn bhwa km bisa hdp tnpa ung orng tua km..
yumi chan
pasti dita mau di jdhi lg sm ortunya
Suwandi Irmawan
baik
yumi chan
dsr dina gila otk dajal...cpt krma dina trun thor
yumi chan
good thor..thor bt dina mduk pnjra thor...biar dia kpok
yumi chan
dsr ibu otk djl..bt dia mnysl al..
yumi chan
wduh dina nkt...kasih pljran al mskn aja dia dlm pnjra..
Asa Yanenda
bagus
Suwandi Irmawan
di perbanyak lg Thor abdet ny seru nii
pejuang: siap gan
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!