Garrick Possession

Di dalam mobil yang tengah di kemudikan oleh supir, terdapat sepasang pasutri yang saat ini duduk dengan tenang.

Mereka adalah Garrick dan Jennifer, dimana Garrick tengah fokus dengan layar ipad nya sedangkan Jennifer sibuk dengan anggur hijau kesukaan nya.

Anyway.. Ini pertama kali nya Jennifer akan ikut ke perusahaan suami nya di saat jadwal nya sedang kosong.

"Mau?" Tawar Jennifer yang di bilang cukup terlambat.

Pasalnya anggur yang ia bawa cukup banyak itu kini hanya tinggal beberapa, dan baru sekarang ia menawari suami nya.

"Udah kenyang?" Tanya Garrick mengalihkan sesaat perhatian nya.

"Emm,, belum sih. Tapi aku lupa belum nawarin kamu" Jennifer cengengesan setelah mengucapkan kalimat tersebut.

Namun lain hal nya dengan Garrick yang tersenyum dan mengusap kepala wanita itu.

"Habiskan saja, Fedro sudah menyiapkan nya lagi di ruangan ku"

Mendengar itu mata Jennifer berbinar, Garrick sungguh peka padahal diri nya tidak meminta.

Cup!

Jennifer mengecup pipi Garrick dengan gerakan cepat nya.

"Terima kasih!" Seru nya bahagia.

"Sama-sama istri ku" Kekeh gemas Garrick.

Tak lama mobil yang mereka tumpangi pun telah memasuki parkiran khusus di gedung pencakar langit itu. Anggur yang Jennifer bawa dari rumah pun telah habis di makan oleh wanita itu sendiri.

"Huh.." Jennifer menghela napas, merasa sedikit canggung.

"Kenapa?" Tanya Garrick.

Jennifer menggeleng cepat, entah kenapa jantung nya berdebar begitu cepat padahal ini bukan lah hal yang menegangkan mengingat Garrick adalah suami nya.

Jadi sudah wajar jika ia ikut dengan suami nya, toh itu tidak merugikan perusahaan atau karyawan lain 'bukan?

Tapi entah kenapa debaran jantung nya begitu kuat dengan telapak tangan yang berkeringat dingin.

"Hei, are u okay?" Tanya cemas Garrick.

Jennifer kembali menggeleng dan tersenyum. "Gapapa sayang" Jawab nya.

Garrick pun lantas merengkuh posesif pinggang Jennifer hingga tubuh mereka berdekatan.

"Ayo masuk" Ajak nya seraya menuntun langkah Jennifer.

Pada akhirnya Jennifer pun ikut melangkah dengan perasaan yang entah kenapa begitu tidak enak.

"Ada apa ini?" Batin Jennifer bertanya. Merasa aneh akan kondisi tubuh nya.

Memasuki gedung besar tersebut dan berjalan memasuki lobi yang luas itu, tiba-tiba suara nyaring seorang anak kecil mampu menghentikan langkah Garrick.

"Papa!"

Garrick menoleh kasar ke asal suara, begitu pun Jennifer dan beberapa karyawan lain nya yang tengah berlalu-lalang.

"Papaa!!" Seru bocah kecil yang berlari ke arah Garrick dan memeluk kaki panjang pria itu.

Deg!

Jennifer membeku di tempat nya, rengkuhan Garrick di pinggang nya pun sontak terlepas membuat tubuh Jennifer sedikit mundur.

Garrick menatap bocah laki-laki itu lalu mengangkat pandangan nya menatap seorang wanita berambut blonde yang tengah menghampiri nya.

"Hai.." Sapa wanita itu tersenyum manis.

"Siapa itu?!"

"Tuan Garrick sudah memiliki anak?"

"Apa wanita itu selingkuhan Tuan Garrick?!"

Bisik-bisik ramai itu mulai memenuhi lobi tersebut, Jennifer yang mendengar nya pun mata nya langsung memerah menahan tangis.

"Papa, Cio rindu. Kenapa papa gak pulang-pulang?!!" Rengek bocah kecil itu.

Garrick menoleh menatap istri nya yang tidak berkedip dan mematung di sana.

Lalu mata nya teralihkan pada kerumunan karyawan nya yang berbisik-bisik dan memperhatikan nya.

"BUBAR KALIAN SEMUA!" Teriak marah Garrick begitu menggema.

Buru-buru kerumunan itu berjalan bahkan berlari meninggalkan lokasi hingga lobi luas tersebut benar-benar sepi.

Hanya tersisa tiga orang dewasa dan satu bocah laki-laki yang terus memeluk kaki Garrick.

"Honey.." Garrick hendak menarik lengan Jennifer agar kembali di dekat nya.

Tetapi wanita itu menjauh dan air mata nya menetes di sana.

"Papa, Cio rindu" Rengek bocah kecil itu menggoyangkan kaki Garrick.

Garrick memejamkan mata nya sesaat sebelum akhirnya mengangkat tubuh bocah kecil itu ke dalam gendongan nya.

Dan di menit itu juga begitu melihat Garrick yang mengendong bocah laki-laki itu. Jennifer langsung berlari keluar dari lobi.

"JENNIFER!" Panggil berteriak Garrick.

Mengejar istri nya dengan masih mengendong anak laki-laki itu.

"Mama!" Teriak Cio saat melihat Mama nya hanya diam.

Garrick yang tersadar bahwa Cio masih berada di gendongan nya pun sontak menurunkan anak laki-laki itu.

"Cio tunggu di sini dulu 'ya, sama Mama. Nanti Papa balik lagi" Ucap lembut Garrick mengusap kepala bocah kecil itu.

Tanpa menunggu jawaban Cio, Garrick langsung berbalik dan mengejar Jennifer yang sudah tidak terlihat lagi.

"Sial! Urus Dasha dan Cio!" Titah Garrick yang terus berlari seraya menelpon asisten nya.

...****************...