NovelToon NovelToon
Ambil Saja Suamiku Untukmu

Ambil Saja Suamiku Untukmu

Status: tamat
Genre:Pelakor jahat / Poligami / Selingkuh / Tamat
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Eys Resa

Bagaimana jika di hari pernikahan setelah sah menjadi suami istri, kamu ditinggal oleh suamimu ke luar negeri. Dan suamimu berjanji akan kembali hanya untukmu. Tapi ternyata, setelah pulang dari luar negeri, suamimu malah pulang membawa wanita lain.

Hancur sudah pasti, itulah yang dirasakan oleh Luna saat mendapati ternyata suaminya menikah lagi dengan wanita lain di luar negeri.

Apakah Luna akan bertahan dengan pernikahannya? Atau dia akan melepaskan pernikahan yang tidak sehat ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Wajah Asli

Dua bulan berlalu bagai badai tak berujung bagi Luna. Rumah yang seharusnya menjadi tempat berlindung, kini terasa seperti medan perang. Uang bulanan dari Rafi, yang sejak dulu tidak cukup, kini bagai setetes air di gurun pasir. Setiap kekurangan, setiap celah pengeluaran, selalu ditutupi oleh uang pribadi Luna. Obat-obatan Bu Endah yang terus-menerus harus dibeli, kebutuhan dapur yang tak ada habisnya, semua itu menguras tabungannya perlahan namun pasti.

"Bu, Luna mau ke pasar beli beras lagi ya. Yang di rumah sudah habis," ujar Luna suatu pagi, mencoba bicara dengan nada setenang mungkin.

Bu Endah, yang sedang asyik menonton televisi, hanya melirik sekilas. "Loh, kemarin kan baru beli? Masa sudah habis lagi? Jangan terlalu boros lah, kasihan yang nyari uang jauh-jauh."

Hati Luna mencelos. Ia mengepalkan tangan, menahan emosi yang bergejolak. "Tapi, Bu, itu kan dipakai juga untuk makan, untuk kebutuhan sehari-hari. Belum lagi obat Ibu..."

"Sudahlah, kamu ini boros sekali. Kenapa nggak belanja bulanan aja sih?" potong Bu Endah, kembali fokus ke layar televisi.

Luna hanya bisa menghela napas panjang. Rasanya percuma berdebat. Mertuanya seolah menutup mata dan telinga terhadap semua pengorbanan finansialnya. Mereka hanya melihat angka besar yang dikirim Rafi, tanpa pernah peduli berapa banyak yang harus Luna tambahkan dari kantongnya sendiri.

Penderitaan Luna semakin bertambah dengan sikap Rafi yang mulai menjauh. Pria itu, yang dulu tak pernah absen menghubunginya setiap hari, kini bisa dihitung jari berapa kali ia menelepon dalam seminggu. Pesan singkat pun jarang dibalas. Luna merasa sendirian, terperangkap dalam sangkar emas yang perlahan menghimpitnya.

Dalam kegelapan yang menyelimuti harinya, Naura, sang sahabat, adalah satu-satunya harapan. Luna sering pergi keluar rumah, mencari pelarian dari semua tekanan. Di sebuah kafe kecil di sudut kota, ia akan menumpahkan semua keluh kesahnya.

"Naura, aku sudah tidak tahan lagi," keluh Luna suatu sore, air matanya menetes. "Aku merasa seperti bank berjalan. Rafi juga, dia berubah. Dia jarang menghubungiku sekarang."

Naura menggenggam tangan Luna erat. "Sabar, Lun. Aku tahu ini berat. Tapi kamu harus kuat."

"Kuat sampai kapan? Sampai uangku habis? Mereka tidak pernah melihat pengorbananku, Ra. Mereka hanya tahu uang dari Rafi, mereka kira aku nggak punya uang hanya karena aku nggak kerja pake baju kantoran. Tapi kamu tau kan kerjaan ku apa. Bahkan gaji Rafi itu nggak ada separuhnya dari gajiku.," suara Luna bergetar karena amarah yang sudah tidak bisa dikendalikan.

"Aku tahu. Tapi kamu tidak sendiri, Lun. Kalau ada apa-apa, langsung hubungi aku, ya," hibur Naura, matanya penuh empati.

Pertemuan dengan Naura selalu menjadi penawar sejenak. Namun, saat kembali ke rumah, Luna harus kembali menghadapi realitas pahit. Cibiran dan sindiran dari mertuanya sudah menjadi makanan sehari-hari.

"Baru pulang, Nak? Asyik sekali keluar rumah, sampai lupa kalau di rumah ada pekerjaan yang belum selesai," sindir Bu Endah suatu malam, saat Luna baru saja masuk pintu.

Luna hanya bisa menunduk, tak ingin memperpanjang masalah. Ia mencoba menelan semua cibiran itu, berharap suatu hari semuanya akan berakhir

Tiga bulan berlalu, dan rumah keluarga Rafi berubah menjadi neraka bagi Luna. Sikap manis yang dulu diperlihatkan mertuanya di awal pernikahan kini luntur, menampakkan wajah asli mereka yang semena-mena. Mereka sering mengungkit-ungkit masalah uang, seolah-olah Luna adalah parasit yang hanya menguras harta Rafi.

Puncaknya terjadi suatu siang. Luna baru saja pulang dari apotek, setelah membeli obat rutin Bu Endah dengan uang pribadinya. Ia meletakkan kantong obat itu di meja makan.

"Bu, ini obatnya sudah aku beli, diminum sampai habis ya, " kata Luna, mencoba bersikap biasa.

Bu Endah mengambil kantong obat itu, lalu menatap Luna dengan pandangan menyelidik. "Mahal sekali ya obat ini? Apakah harganya memang segini? atau kamu memanipulasi nya? "

Kesabaran Luna sudah di ambang batas. Kata-kata itu, yang telah ia dengar berulang kali, kini terasa seperti pisau yang menghujam hatinya. Ia sudah menahan diri terlalu lama.

"Ibu! Kenapa Ibu selalu mengungkit-ungkit uang Rafi?! Ibu tidak tahu berapa banyak uang yang sudah ku keluarkan untuk menutupi semua ini?!" Luna membentak, suaranya menggelegar di seluruh ruangan.

Bu Endah terkejut, matanya membulat. Ia tak menyangka Luna akan membentaknya. "Berani sekali kamu membentak Ibu?! Kamu ini menantu macam apa?!"

"Menantu macam apa Ibu bilang?! Lalu Ibu mertua macam apa yang tidak pernah menghargai pengorbanan menantunya sendiri?! Ibu pikir saya tidak punya uang?! Ibu pikir saya tidak punya kehidupan?! Saya sudah capek, Bu! Capek sekali selalu mendapatkan cibiran dari ibu. !" Luna tak bisa lagi menahan tangisnya. Air mata yang selama ini ia tahan, kini mengalir deras.

Bu Endah berdiri, wajahnya merah padam. "Kurang ajar! Kamu menganggap kami menyusahkan?!"

"Terserah Ibu mau anggap apa! Saya akan buktikan, siapa yang sebenarnya mengeluarkan uang lebih banyak di rumah ini! Selama ini apa ibu tau berapa rafi memberi uang padaku, lima juta,hanya lima juta. " Dengan langkah gemetar, Luna meraih tasnya dan berlari keluar rumah. Kemarahannya telah mencapai titik didih. Ia harus menunjukkan bukti, bukti nyata dari semua pengorbanannya. Tujuannya satu: bank. Ia akan mencetak rekening koran pribadinya.

Dengan langkah tergesa-gesa dan hati yang berdegup kencang, Luna menuju bank. Ia membutuhkan bukti nyata untuk membungkam mulut mertuanya. Setelah proses yang terasa sangat lama, akhirnya rekening koran tercetak. Luna menatap angka-angka di sana, angka-angka yang menceritakan kisahnya selama beberapa bulan terakhir. Saldo yang terus berkurang, menandakan pengeluaran yang tak henti-hentinya.

Saat ia melangkah keluar dari bank, ponselnya berdering. Nama "Naura" tertera di layar.

"Halo, Lun? Kamu baik-baik saja? Suara kamu tadi di telepon..." Naura terdengar khawatir.

"Aku tidak baik-baik saja, Nau. Aku membentak Ibu mertuaku. Aku sudah tidak tahan lagi," jawab Luna, suaranya masih bergetar. "Aku sedang dalam perjalanan pulang. Aku baru saja mencetak rekening koran. Mereka harus tahu kebenarannya."

"Oke, hati-hati ya, Lun. Kalau ada apa-apa, telepon aku lagi," kata Naura.

Luna mengakhiri panggilan dan melanjutkan perjalanan pulang. Pikirannya dipenuhi dengan skenario perdebatan yang akan terjadi. Ia siap menghadapi apa pun. Dengan rekening koran di tangan, ia merasa memiliki senjata.

Setibanya di depan rumah, Luna menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri. Ia membuka gerbang dan melangkah masuk. Namun, pemandangan yang menyambutnya membuat langkahnya terhenti. Di ruang tamu, ia melihat sosok yang sangat ia kenal, sosok yang sudah lama ia rindukan, namun juga sosok yang telah menyakitinya. Rafi.

Tapi Rafi tidak sendiri. Di sampingnya, duduk seorang wanita cantik dengan senyum manis di bibirnya, dan sebuah koper besar tergeletak di lantai. Mata Luna melebar. Dunia seolah berhenti berputar. Apa yang terjadi?

1
Helen
nama anakku Deren dirgantara Wijaya Kusuma wahap🤣🤣
Helen
kalo nama anaku Deren dirgantara
Syamsiar Samude
kira2 klau Saras btl terlibat dgn kecelakaan orgtua Luna apa alasanx ya smg cepat terungkap & hukuman yang setimpal
Derma S
Luar biasa
Syamsiar Samude
keluar semua aslix sifat si Saras sdh pelakor korupsi lg kira2 apa tanggapan si Rafi suami tercintax ya
Syamsiar Samude
mungkin si Rafi yg korup utk mbayar gugatan Luna rasakan km smg km kena mutasi at pecat sekalian
Syamsiar Samude
terimalah kekalahan mu Rafi bodoh makan sj itu si Saraswati yg tdk ada apa2x di banding Luna yg sdh kalian injak2 & mngabaiknx smg tdk tdk ada maaf bagimu
Syamsiar Samude
mudahan Luna bertemu jodoh yg terbaik sbgai balasan dr kezaliman keluarga toxic si Rafi penghianat
Syamsiar Samude
cari tahulah cepat siapa Luna sbnrnya smg km tdk jantungan bidohdasar laki2 laknat mau skli rasax lihat Rafi dimaki2 n jg sekalian di tampar bila sifatx sdh bgt menjijikan
Syamsiar Samude
siapa kira2 CEO br di kantor Rafi apa itu kakekx Luna ata Luna sndiri psti Rafi akan struk d buatx n psti mw lg kmbali smg dia bs dipecat bila berbuat yg bukan2
Syamsiar Samude
smga sj Bu Endah & keluarga toxicx tdk struk saat tahu jati diri Luna
Parianti Yundiah
rasain rafiiii....
Syamsiar Samude
beribu-ribu syukur buat Luna bisa keluar dr kluarga toxic itu hax penyesalan yg dlm akan Rafi dptkn setlh tahu jati diri keluarga Luna yg kaya raya, makan sj itu si Saras yg tdk tahu diri dasar pelakor
Syamsiar Samude
pantas kakekx Luna sperti keberatan Luna mnikah dg Rafi stdkx psti ada keburukan yg dia ketahui syukur jg Rafi dgn kluarga toxicnya tdk mengetahui semua ttg Luna yg ternyata kakekx seorang meliader
Syamsiar Samude
buat apa dpt istri baru seorang manajer tp percuma sj jauh lbh baik dr Luna smg Naura bs membantu Luna bs kelar prceraianx psti Rafi akn menyesal
Syamsiar Samude
langsung sj tinggalkan keluarga toxic itu Luna untung km blm disentuh smg bertemu laki2 yg jauh lebih baik Rafi yg kurang ajar itu
Syamsiar Samude
ternyata betul bukan alasan Rafi pergi kerja tp prgi dgn wanita lain & Luna di jadikan pembantu n di kuras jg uangx smga Luna cepat kluar dr rumah laknat itu spertix ibux kerjasama menyakiti Luna smg diberi balasan yg setimpal 😢
Syamsiar Samude
kasihan Luna sepertix hax di manfaatkan dr suami & keluargax semoga Luna bisa seceptx mengetahui semua kejanggalan & bisa lepas dr Rafi
Syamsiar Samude
apa mngkin Rafi cuma alasan mau kerja bukan modus utk istrix kek ada yg aneh trlebih istrix tdk di kasih uang sm skli😢
Bahri Ali
kesabaran juga ada batasnya 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!