Ayla adalah pembaca webnovel paling sinis yang pernah ada. Baginya, novel "Algoritma Hati Sang CEO" adalah sampah klise dengan plot hole yang menganga dimana-mana.
Apalagi soal CEO dingin yang tiba-tiba jatuh cinta pada pandangan pertama, dan villain yang otaknya tumpul setumpul pisau yang berkarat.
Stress dengan pekerjaannya sebagai CS entry level yang monoton, melampiaskan kekesalan pada novel adalah satu-satunya pelarian yang dimilikinya.
Tapi kutukan menimpanya!
Di tengah caci makinya pada sebuah plot hole konyol, Ayla mendapati pantulan dirinya di cermin perlahan berubah menjadi wajah asing yang tak ia kenali, seragam magang, dan sebuah kartu identitas yang menggantung dilehernya bertuliskan KARSA - RANI - INTERN.
Ayla bertransmigrasi kedalam novel yang paling ia benci sebagai Rani, seorang anak magang sial yang ditakdirkan dipecat karena alasan sepele.
Alya bertekad untuk membuktikan bahwa dirinya lebih pintar dari takdir bodoh yang penulis novel itu berikan untuknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hada Kamiya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Misi Terselubung dan Sebuah Gangguan
Pagi berikutnya di Karsa terasa berbeda bagi Ayla. Bukan lagi sekadar hari kerja biasa, melainkan arena permainan yang serius. Ia tahu Arjuna akan memberinya misi baru, sebuah langkah lebih jauh ke dalam intrik gelap perusahaan.
Kecemasan bercampur dengan gairah aneh seorang pemburu plot hole yang kini menemukan plot hole sesungguhnya di dunia nyata.
Arjuna memang memanggilnya. Bukan melalui telepon atau email, melainkan lewat sebuah pesan singkat di messenger internal Karsa, sebuah ID kode acak dari divisi R&D. Pesan itu hanya berisi
Ruang rapat B, 10 menit. Sendirian.
Ayla menarik napas dalam-dalam. Ruang rapat B adalah salah satu yang jarang digunakan, terletak di lantai paling atas, dekat dengan area eksekutif. Sangat cocok untuk percakapan rahasia.
Sesampainya di sana, Arjuna sudah menunggu. Ia berdiri di dekat jendela besar, membelakangi pintu, seolah menatap pemandangan kota. Aura dinginnya memenuhi ruangan.
"Kau datang," kata Arjuna, tanpa menoleh.
"Anda memanggil saya," jawab Ayla, nadanya datar ia tidak akan mudah diintimidasi.
Arjuna akhirnya berbalik, tatapannya tajam menembus Ayla. "Bagus. Aku punya tugas untukmu. Tapi pertama, ada yang harus kau tahu."
Ia menunjukkan sebuah layar tablet, menampilkan diagram yang rumit. "Ini adalah skema jaringan Project Chimera. Sistem ini sedang dalam tahap finalisasi. Dan di sinilah Phantom Injection bersembunyi. Bukan sebagai bug, melainkan sebagai backdoor yang sangat canggih, yang hanya bisa diakses oleh beberapa key-user."
Ayla menatap diagram itu, otaknya berusaha memahami. "Jadi, Anda ingin saya mencari tahu siapa key-user ini?"
"Lebih dari itu," Arjuna melanjutkan, suaranya pelan. "Aku ingin kau mengakses log khusus dari server utama Divisi Keamanan. Server itu sangat terisolasi, bahkan tidak bisa diakses dari jaringan biasa. Aku butuh data otentikasi dari key-user yang sering mengaksesnya, terutama di luar jam kerja. Itu bisa jadi bukti yang tak terbantahkan siapa dalang sebenarnya."
Ayla menelan ludah. Mengakses server utama Divisi Keamanan? Itu adalah misi berisiko tinggi. "Bagaimana caranya? Saya hanya magang. Saya tidak punya akses."
Arjuna tersenyum tipis, sebuah seringai yang membuat Ayla merinding. "Tentu saja tidak. Tapi kamu punya sesuatu yang tidak dimiliki orang lain kemampuanmu untuk mencari dan menemukan, serta... keberanian untuk tidak takut." Ia menyerahkan sebuah USB kecil, lebih tipis dari yang pertama. "Ini berisi software khusus... Kau harus mencolokkannya langsung ke port server utama. Aku juga sudah memberimu akses sementara ke cctv pengawas area itu melalui ponselmu. Gunakan dengan bijak. Itu akan membantumu melihat celah." Ayla terkejut, menyadari betapa jauhnya Arjuna mempersiapkan ini.
"Secara fisik?" Mata Anya membelalak. Itu berarti ia harus menyelinap ke area terlarang, mencolokkan USB itu, dan menyalin data tanpa ketahuan. Jika tertangkap, habislah riwayat Rani.
"Ini berisiko tinggi, Rani," kata Arjuna, seolah membaca pikirannya. "Tapi ini satu-satunya cara untuk mendapatkan bukti kuat yang kita butuhkan. Apakah kamu siap?"
Ayla menatap USB di tangannya, lalu beralih menatap mata Arjuna yang dingin. Ia bisa saja menolak, tapi ia tahu ini adalah kesempatan untuk mengubah takdir yang lebih besar dari sekadar dirinya.
Ini juga kesempatan untuk menghadapi Arion, CEO sempurna yang ia benci karena klise, dan kini menjadi villain sejati.
"Saya akan melakukannya," kata Anya, suaranya mantap. "Tapi saya butuh detail. Kapan? Di mana? Bagaimana saya bisa masuk ke area itu tanpa dicurigai?"
Arjuna mengulas senyum tipis. "Bagus. Detail akan menyusul."
Tiba-tiba, pintu ruang rapat terbuka. Seorang gadis dengan rambut panjang bergelombang, mengenakan gaun cantik yang kontras dengan suasana formal kantor, melangkah masuk dengan senyum cerah. Wajahnya sempurna, menawan, dan memancarkan aura polos yang kelewat manis.
"Pak Arjuna! Maaf mengganggu, saya dengar Pak Arion sedang mencari Bapak. Ada masalah penting yang ingin dibahas," kata gadis itu, suaranya merdu. Matanya yang indah melirik Ayla, namun hanya sekilas, seolah Ayla adalah perabot tak berarti di ruangan itu.
Jantung Ayla mencelos, dia mengenali wajah itu, dia mengenali nama itu. Kirana, heroine novel "Algoritma Hati Sang CEO" yang sempurna dan menjengkelkan.
Ternyata, dia muncul lebih cepat dari perkiraan. Dan dia muncul dengan membawa nama Arion.
Arjuna hanya menatap Kirana sekilas, tanpa ekspresi. "Baiklah. Saya akan segera ke sana." Lalu ia menoleh ke Ayla, tatapannya penuh peringatan. "Ingat, Rani. Ini rahasia antara kita."
Arjuna kemudian berjalan keluar melewati Kirana, yang masih memancarkan senyum manisnya. Kirana melirik Ayla lagi, kali ini dengan tatapan yang sedikit lebih lama, penuh rasa ingin tahu yang samar.
Ayla berdiri terpaku, USB di tangannya terasa membakar. Ia baru saja mendapatkan misi rahasia yang mengancam nyawanya. Dan kini, heroine yang paling ia benci di novel muncul sebagai gangguan nyata dalam kehidupan barunya.
Permainan ini baru saja menjadi sangat rumit.
