Suatu malam ketika Lintang berjalan pulang melewati tempat pembuangan sampah, ia di kagetkan dengan suara balita yang sedang menangis keras dengan keadaan yang penuh dengan lebam.
Dengan rasa iba nya, akhirnya Lintang Membawanya pulang dan merawatnya dengan sepenuh hati.
Suatu ketika, sang ayah dari balita bernama Elivan itu bertemu dengan nya, dan begitu mengagetkan nya ternyata Ayah dari balita itu adalah sang mantan kekasih yang terpisah karena perjodohan kedua orang tuanya.
Pria bernama Fareed itu masih menyimpan perasaan penuh untuk Lintang, Kebahagiaan Fareed bertambah ketika dia menerima kabar bahwa ia dan istrinya sudah resmi berpisah, dan status nya kini menjadi seorang Duda dengan anak satu.
Suatu hari terkuak sebuah fakta tentang Fareed yang menyembunyikan sesuatu yang membuat lintang harus memilih antara pergi atau menetap.
Sementara keputusan itu hanya bisa di tentukan oleh anak yang di temukannya.
Ini masih novel perdana author, maaf jika amburadul
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rerin., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MOMMY JAHAT.
“Dari yang saya lihat dan analisa setelah melihat semua video, pasien yang bernama Lintang ini mengalami PTSD atau gangguan stres pasca trauma. Gangguan stres ini sendiri terjadi karena beberapa faktor, tapi yang di alami oleh pasien adalah korban kekerasan fisik dan korban pelecehan seksual.” terang dokter Dimas.
Kini, Fareed, Elivan serta dokter Dimas tengah berada di ruang tamu, membicarakan masalah yang menimpa Lintang.
Elivan hanya duduk menyimak.
Fared mencoba mengatur nafas, kali ini ia merasa cemas, entah karena apa, intinya sekarang perasannya tak tenang. Ia juga sedikit tidak nyaman karena kata Elivan dokter yang akan memeriksa Lintang adalah perempuan, tapi, malah yang datang dokter laki laki.
katanya sih dokter sila nya ada urusan mendadak.
“Lalu, kenapa Lintang menunjukkan sifat seperti anak kecil dok?” tanya Fareed.
“Mengenai itu— itu adalah hal yang mendasar ketika seseorang mengalami pasca trauma, kondisi mentalnya tidak stabil karena korban tak bisa menyalurkan emosi dalam dirinya. biasanya korban akan mempunyai rasa cemas yang berlebihan, perubahan emosi yang sangat drastis serta bisa membuat dunia imajinasi nya sendiri ketika tidak di tangani dengan cepat” jelas dokter Dimas.
Apa? Dunia imajinasi? Fareed tidak salah dengar bukan. Dunia imajinasi... Berati....
Fareed bingung harus bagaimana sekarang.
“Apakah bisa sembuh dok mommy saya?” tanya Elivan membuat dokter Dimas sedikit terkejut.
“Bisa dek, tapi harus melewati pengobatan, seperti terapi, minum obat dan healing” jawab dokter Dimas membuat pikiran Elivan terbayang untuk memboyong Lintang ke rumah nya yang berada di Amerika.
“Baik dok, terimakasih” ucap Fareed menimpali, ia sedikit risih dengan dokter Dimas, meskipun dia adalah dokter, tapi perasaan Fareed sekarang tidak menentu.
“Baik, kalau begitu... ini ada obat, tolong tebus di apotek rumah sakit bagian psikiater” ucap dokter Dimas menyerahkan sebuah kertas yang berisi resep obat obatan.
“Saya permisi” ucap dokter Dimas berdiri kemudian ia keluar dari pintu rumah Lintang.
“Dad” panggil Elivan, membuat Fareed menoleh.
“Kayaknya mommy sudah sadar, ini sudah tiga jam lebih” ucap Elivan membuat mata Fareed terbelalak, ia bangkit, kemudian berlari ke arah kamar Lintang, Fareed takut Hiza mengalami jika kejadian yang tak di ingi—
“DADDYYYY..…, TO-LONG” Fareed mendengar Hiza berteriak, ia mempercepat larinya.
Brak....
Pintu kamar Lintang Fareed tendang, membuat Lintang yang tengah mencekik Hiza menoleh kemudian tersenyum.
Fareed melangkah masuk, ia memegang bahu Lintang “Sayang, lepaskan dia, dia Hiza, anak mu” ujar Fareed.
Lembut, sangat lembut, membuat Lintang melepaskan cekikikan nya, ia seakan-akan kembali ke dunia nya yang sekarang.
Fareed menangkap Hiza yang tengah menangis sambil menghirup oksigen sebanyak-banyak nya untuk mengisi rongga paru paru yang terasa hampir habis.
Elivan datang, ia melihat Hiza kesulitan bernapas yang sekarang di gendongan Fareed.
Lintang terkejut, ia menoleh dan melihat sekeliling nya. Lintang bertambah syok karena melihat tiga orang pria yang di kenalinya berkerumun dan Fareed tengah menggendong Hiza.
“Fareed, ada apa?” tanya Lintang. Fareed terkejut, apakah Lintang sudah sadar?.
“Mommy, ja- jahat” lirih Hiza sebelum ia kembali tak sadarkan diri.
“Kenapa?” tanya Lintang tak tahu.
Elivan berjalan menuju mommy nya, ia menarik tangan Lintang dan membawa nya duduk di tepi ranjang.
“Mommy duduk dulu” ucap Elivan.
Sementara Fareed meletakkan kembali Hiza di atas ranjang Lintang.
“Sekarang lebih baik kau mengganti baju mu, aku akan menceritakan semua nya setelah kau mengganti baju mu”
🌹🌼💮🙊 .
Jangan lupa untuk mendukung karya ku yaaaaa..
Deg degan....🩺🩺🩺... lagi Serius baca ceritanya tiba-tiba alurnya begini....🤔😄😄😄.... Selamaaaaa.....t buat Author telah Sukses telah berhasil membuat jantungku Deg degan....👏👏👏